Pagi ini Maria sudah siap dengan persiapan mosnya, dengan rambut dikuncir 4 Maria berjalan dengan penampilan seperti itu. Ia mengenakan plastik untuk mengikat rambutnya. Saat ia berjalan dengan Atika. Maria dilihat oleh banyak orang di sepanjang jalan.
"Orang gila," ucap anak-anak kecil di sepanjang jalan yang menertawakan Maria dan Atika.
Maria dan Atika tertawa dengan apa yang diucapkan anak-anak itu namun mereka tidak menghiraukannya.
Sesampai di sekolah, Maria melihat Topan sedang duduk bersama teman-teman prianya.
"Topan kamu orang gila ya? " teriak Maria tertawa.
Maria tertawa ketika melihat anak lelaki yang mengunci rambutnya. Topan tersenyum ditertawai oleh Maria yang tersenyum manis dan lepas tanpa menjaga image seorang gadis.
"Hai cewek gila bilang gila padamu Pan," protes teman Topan.
"Siapa yang kamu panggil cewek gila? Lihat tuh rambutmu kayak cewek saja panjang begitu huh," teriak Maria.
"Kamu cewek galak huh!" seru teman Topan.
"Hahaha, makanya jangan sok jelekin orang lain, tentang Topan ini karena dia temanku aku meledaknya itu wajar karena dia temanku," balas Maria."
"Sudah, ayo kita masuk nanti dipanggil senior!" ajak Atika.
Maria mengangguk begitupun dengan Topan dan teman-temannya ia berjalan memasuki Aula dengan Topan di belakangnya.
"Kamu manis Topan jangan lupa ya kamu adalah temanku," ucap Maria memberi jempol pada Topan.
Topan hanya menanggapi dengan senyuman tipisnya dan mengangguk kepada Maria yang masih tersenyum.
Topan hanya menanggapi dengan senyuman tipisnya mengangguk kepada Maria yang masih tersenyum kearahnya.
Saat ini siswa-siswi Mos sudah berkumpul di aula, untuk kali ini ini ada permainan di dalam MOS. Saat para senior menunjukkan cara dalam permainan terdengar gemuruh dan protes dari anak-anak baru titik pasalnya hal yang yang tidak lazim untuk dilakukan dan para senior memerintahkan mereka untuk melakukannya.
"Kalian hisap yah permen ini! Sampai teman terakhir kalian bergiliran dan tidak boleh curang, " seru seorang pria yang tak lain adalah senior di sekolah Maria saat ini.
"Ya ampun! Bagaimana ini aku tidak tahan kalau harus makan permen bekas orang lain," ucap Atika.
"Aku juga tidak tahu harus bagaimana! Udah gitu sebentar lagi sampai ke kita," bisik Maria menggidikkan.
Saat permen itu sudah akan sampai dibagian Maria, tiba-tiba saja Topan merebutnya dan memakan permen tersebut. Lalu memberikannya kepada orang berikutnya. Maria terkejut dengan tingkah temannya itu, ia bahkan mengangkat sebelah alisnya terheran-heran akan apa yang dilakukan oleh Topan. Maria bahkan membulatkan kedua Matanya melihat ke arah Topan pria itu tersenyum dan mengangkat satu ibu jarinya tersenyum ke arah Maria. Maria tersenyum dan mendekati Topan.
"Topan kamu sangat keren dan manis Makasih," bisik Maria tersenyum memiringkan kepalanya ke arah Topan.
Setelah acara itu selesai Maria lebih dekat lagi dengan Topan. Bahkan mereka lebih sering bercanda bersama dan Topan lebih banyak mendengarkan Maria yang sangat lincah dalam berbicara. Hingga mos berakhir mereka berbincang bersama.
Hari ini pembagian kelas untuk siswa siswi baru dan Maria bergegas Berangkat lebih awal dan pagi untuk mengetahui kelas barunya itu saat Maria melihat papan pengumuman ada Atika yang sudah berdiri di depan papan pengumuman.
"Maria, kita tidak sekelas," ucap Atika sedih.
"Tapi kita tetap teman Atika," jawab Maria.
Maria tersenyum kepada Atika begitupun dengan Atika yang mengangguk menanggapi bujukan temannya itu. Maria dan Atika kini berpisah mengingat kelas mereka memang tidak sama Maria memasuki kelasnya nya yang baru ternyata ada banyak sekali teman yang Maria kenal di sekolah lamanya.
"Cewek jelek masuk kelas kita!" ucap Dede.
"Memangnya kenapa kalau aku berada di kelas ini?"cetus Maria tidak menanggapi ucapan Dede.
"Dasar cewek gila dan jelek, " Dede kesal.
"Di sini tidak ada orang tuamu, jadi tidak akan ada yang membantumu lagi di sini tuh harus mengandalkan kemampuan baru tahu siapa yang bodoh!" seru Maria tersenyum tipis.
Dede terkejut dan kesal dengan perkataan Maria yang benar-benar membuatnya malu, pasalnya dia memang anak seorang guru dan juga mengandalkan koneksi yang ia gunakan di sekolah sebelumnya.
"Hei jelek! Jangan sembarangan bicara kamu," bentak Dede.
"Kalau berani bertaruh semester pertama. Jika kamu punya kemampuan cobalah peringkat 3 Kalau bisa, berarti kamu memang punya kemampuan di dalam otakmu itu dan kamu memang tidak mengandalkan orang tuamu dulu," ucap marya tersenyum meremehkan.
"Siapa takut kamu kamu itu bodoh! Dulu saja tidak pernah dapat nilai bagus," balas Dede.
"Itu karena kuatnya materimu disana," balas Maria pergi berjalan menuju kursi kosong di bagian belakang.
"Gak ada teman yang mau duduk di bangku ku, baguslah, " gumam Maria.
"Tidak usah ada teman sebangku Cukup belajar saja yang benar," ucap Boyandi depan Maria.
"Huh, kamu di sini ternyata Boyan," cetus Maria kepada pria yang duduk di bangku depannya.
"Jangan dekat-dekat dengan gadis jelek ini! Dia sudah miskin judes belagu lagi bosen sama aku aja ya?" ucap Dede.
"Tapi gadis miskin jelek judes ini adalah saudaraku," balas Boyan.
Dede terkejut mendengar ucapan pria tampan di hadapannya itu ternyata adalah saudara Maria.
"Seenaknya saja kamu ngaku tapi memang kenyataannya punya saudara tampan kok," ucap Maria sedikit mengeraskan suaranya.
Maria tersenyum mengetahui di depan kursinya yang duduk adalah saudaranya nya semasa kecil anak dari tante dan Pamannya.
"Memang kamu sepintar itu dari dia?" tanya Boyan.
"Aku bisa jamin dia bahkan tidak akan masuk 10 besar pun," jawab Maria.
"Kamu sekelas dengan dia dulu pasti kamu sudah tahu tentang dirinya kan," tanya Boyan.
"Tentu saja aku sudah paham dia dengan sangat jelas, "jawab Maria.
"Jangan sombong, buktikan dulu biar gue gak malu punya saudara kaya lo yang cewek tomboy," ucap Boyan.
"Kamu memang saudara sialan ku," balas Maria dan menarik rambut Boyan.
"Aaaw, sakit Maria," teriak Boyan.
Mereka bercanda bersama satu sama lain sebelum pelajaran dimulai. Saat pelajaran pertama Maria fokus dengan penerangan dari gurunya dan ia sangat jarang menulis. Ia hanya merangkum setiap apapun yang diterangkan gurunya bukan tidak beralasan Maria hanya merangkum selain memudahkan cara belajarnya agar lebih paham pelajaran juga untuk tuk mengirit buku tulisaan. Buku tulis Maria yang sangat jarang ia beli Ia tidak mampu membelinya lagi jika buku tulisnya sudah penuh dengan tulisan begitu cepat.
"Kamu masih membiasakan diri dengan hanya menulis sedikit Maria?" tanya Boyan.
"Memangnya kamu mau membelikan aku buku?" jawab Maria berbalik bertanya kepada Boyan.
"Nanti kalau aku sudah sukses aku belikan toko untukmu," ucap Boyan.
"Aku sudah bersuami saat waktu itu tiba," balas Maria.
"Hahaha memang siapa yang akan menikah dengan cewek judes seperti kamu," detik Boyan tertawa.
"Ada! Dia bahkan sangat tampan," ucap Maria tersenyum tipis.
"Menghayal, kamu kawin sama pria tampan bahkan kamu PMS aja belum, " ledek Boyan.
"Hus gila ya kamu bocorin rahasianya aku sembarangan! Minta ditarik ya rambutmu ini!," balas Maria dengan kesal.
"Hahaha mana ada anak gadis umur segini belum PMS. Hue yakin kamu mu mu bukan cewek," ledek Boyan tertawa.
"Ada dia bahkan sangat tampan. Awas ya kalau ada cewek yang dekat sama kamu aku akan tunjukkan foto telanjang mau yang pendek itu hahaha," balas Maria tertawa.
"Jangan! Bisa hilang imaji kegantenganku ini karenamu, baiklah Wah aku tidak akan mengejekmu Lagi Janji, " bujuk Boyan kepada Maria sambil mengangkat kedua panasnya berbentuk V.
"Sudah tidak bila besar sambung lagi ya hahaha," ucap Maria tertawa.
"Baiklah kau menang," ucap Boyan.
"Aku cari Atika ah! By by tampan pendek," pamit Maria berdiri dan pergi meninggalkan Boyan yang membulatkan kedua matanya.
Ia tidak percaya akan saudari perempuannya itu yang tahu kelemahan dirinya. Maria bahkan menjulurkan lidahnya pada Boyan. Maria berlari keluar kelas.
"Gadis unik yang pintar, aku sudah lama tidak melihatmu ternyata masih ceria seperti dulu. Kamu saudariku yang terbaik daripada yang lain," batin Boyan.
Maria menelusuri setiap kelas, ia tak menemukan teman nya Atikah, malah sebaliknya ia bertemu dengan Topan yanyang sedang duduk di teras depan kelas.
Maria menghampirinya dan tersenyum tanpa permisi ia duduk di samping Topan dengan rapih.
"Ada tidak?" tanya Maria mengejutkan Topan.
"Apa?" tanya Topan mengerutkan dahinya.
"Kamu sedang mencari apa pandanganmu serius sekali melihat tanah?" balas Maria balik bertanya.
"Tidak ada, aku hanya diam saja," jelas Topan.
"Waa kamu ada kemajuan ya kali ini bicaramu panjang sekali!" ucap Maria.
Topan terkejut ia tersenyum melihat Maria yang apa adanya berbicara kepadanya dengan polos ia bahkan tersenyum manis.
"Dia bahkan berbicara polos dengan pria, Aku harap kamu jangan seperti ini selain padaku," batin Topan.
"Kenapa ke sini?" tanya Topan.
"Aku mencari Atika temanku. Tapi tidak tahu kelasnya yang mana dia juga tidak terlihat dari tadi," jawab Maria.
"Dia di kelasku kamu cari saja ke dalam," ucap Topan.
"Sudahlah, nanti juga ketemu. Aku malas meladeni siswa lainnya," jawab Maria.
"Kenapa? Seperti itu?" tanya Topan mengerutkan dahinya masih dengan fokusnya ia menatap gadis yang ada di sampingnya itu.
"Hari ini di kelasku gak ada yang mau duduk denganku karena semua teman lamaku di sekolah dulu dan kini satu kelas denganku," ucap Maria.
"Kenapa seperti itu?" tanya Topan.
"Karena aku cewek tomboy yang aneh katanya hehehe," jawab Maria.
"Aneh dari mananya kamu sama saja kau seperti cewek," tanya Topan.
"Hahaha ataupun kamu teman cowok yang baik ya? Tanpa berpikir kamu mau jadi temanku," ucap Maria.
"Aku suka berteman denganmu," balas Topan tersenyum kepada Maria.
"Terima kasih semoga kita jadi sahabat selamanya," ucap Maria tersenyum
Maria dan Topan berbincang lebih banyak namun lebih banyak Maria yang bercerita bahkan tertawa lepas bercerita dan dengan Topan yang hanya tersenyum mengangguk menanggapi setiap ucapan Maria.
"Topan aku duluan ya Ini sudah waktunya masuk," ucap Maria.
Maria berdiri dan berpamitan kepada topan topan hanya menanggapi dengan anggukan dan tersenyum tipis melihat Maria kini sudah pergi dari hadapannya. Hari ini sekolah libur di rumah keluarga orang tua Maria ada acara keluarga yang melibatkan seluruh keluarga harus hadir Paman tante kakek bahkan saudara yang ada di perantauan datang termasuk ketika Kakak laki-laki Maria yang tinggal di perantauan Mereka pun ikut kembali dan pulang ke kampung halaman di mana Maria tinggal.
"Maria cepat tunggu sebentar lagi akan ada banyak tamu juga. Kakak kamu akan pada pulang kamu harus masa bersih-bersih juga masak air yang banyak buat kopi nanti kamu akan dapati teriak Ibu Maria.
"Iya Bu," jawab Maria.
Maria disibukkan dengan pekerjaan rumah yang banyak. Maria bolak-balik untuk merapikan rumah sekaligus masa.
"Maria ke sini ya nanti masih masakin nasi sama air di rumah nenek," pinta nenek Maria menghampiri Maria.
Maria meninggalkan dapur rumahnya dan bergegas untuk memasak di rumah neneknya sembari menunggu masakan yang matang di rumahnya. Saat terdengar suara-suara kan dari keluarga di depan rumah Maria belum bisa melihat keluar untuk melihat ketika kakaknya. Yang telah pulang Dan disambut oleh keluarga besarnya. Maria kini memasak lauk untuk teman
Maria kini memasak lauk untuk teman makan malam ini Iya juga sedang menggoreng ikan yang tidak bisa ditinggalkan jika hanya ingin menemui kakaknya yang sangat ia rindukan bahkan ketika kakaknya itu sangat baik dan menyayanginya. Terdengar gelak tawa dari keluarganya yang berkumpul di depan rumah ya Maria hanya bisa diam dan menunggu menyelesaikan pekerjaannya baru setelah itu ia akan menghampiri kakak-kakaknya yang baru datang dari perantauan.
"Semoga Kakak bawa buku tulis yang banyak buatku" batin Maria.
"Bukannya bawa air untuk minum! Sedang apa kamu?" tanya Ibu Maria.
"Ikannya belum matang semua bu jadi tidak bisa ditinggalkan kalau ditinggalkan nanti ikannya gosong," jawab Maria
Ibu Maria mengangguk dan pergi kembali ke depan rumahnya. Ia bahkan tidak menawarkan bantuannya sama sekali kepada Maria yang sedang sibuk memasak dan menyiapkan makanan untuk para tamu. Maria hanya terdiam dan bersemangat untuk menyelesaikan masakannya mengingat dirinya ingin sekali bertemu dengan ketiga kakaknya masih terdengar gelak tawa keluarganya di teras depan rumahnya di mana keluarga orang tua Maria sudah datang meramaikan suasana.
"Akhirnya selesai juga ga kan nya dulu lu habis itu mandi saja deh kalau aku keluar," gumam Maria.
Maria mempercepat aktivitasnya hampir kan bekas masaknya di dapur dan juga mandi detik setelah pergi setelah bersih
"Ayo mari lagi ngapain? Kok tidak ikut ke depan menyambut kakak? " tanya Kakak Maria yang bernama Ana.
tanya Kakak Maria yang bernama anak titik Maria terkejut tersenyum melihat kakaknya dan memeluknya dengan erat dan tersenyum bahagia.
"Kakak ngagetin saja Maria tadi habis masa lalu mandi setelah itu Maria baru mau menemui Kakak dan yang lainnya," jawab Maria.
"Dasar kamu ini yah, sudah sana pakai baju nanti kita ikut ngumpul di depan, " jawab Ana.
Maria bergegas memasuki kamarnya dan mengganti pakaiannya ia sangat bahagia sekali ketika melihat Kakak kesayangannya itu datang menghampirinya. Meski di dalam hatinya ia merasa sedih karena seharusnya yang menghampirinya itu adalah dirinya sendiri. Kepada kakaknya itulah tatakrama yang sopan dalam menyambut kakaknya yang lebih tua darinya. Maria bahkan bersenandung di dalam kamarnya saking bahagianya. Ia melihat kembali Kalau kakaknya yang sangat ia rindukan selama ini. Sudah sekitar 1 tahun mereka bahkan baru pulang saat ini karena ada acara keluarga yang mesti mengharuskan seluruh keluarga menghadirinya.