Lafi yang kini melihat kedua saudara itu tengah sangat kompak ketika mengacuhkan teman sebangkunya Maria. Ia hanya tersenyum tipis dan memperhatikan keduanya tanpa disadari oleh mereka berdua. Meski melihat tahu seorang pria yang berada di sampingnya itu sedari tadi memperhatikan nya namun Ia tetap maju dan bercanda dengan saudaranya yang ada dihadapannya itu.
"Hmm katakanlah apa yang kau inginkan?" tanya Maria.
Boyan terkejut mendengar pertanyaan Maria yang ada di hadapannya itu dan tersenyum.
"Hahaha, kamu pintar sekali saudariku! Sudah tahu apa maksudku!" tawa Boyan mencubit pipi Maria.
"Tentu saja aku tahu! Mana mungkin kamu yang pelit ini memberi sesuatu dengan gratis pada orang lain!" balas Maria malas.
"Hahaha, kamu memang benar-benar sodariku! Aku mau kelas bahasa inggrisku! Nanti aku kasih uang jajan buatmu!" ucap Boyan.
"Huh, kamu saudara asliku! Bahkan tahu kelemahanku," cetus Maria.
"Haha, gimana terima gak tawaranku?" tanya Boyan.
"Seminggu jajanku!" ucap Maria.
"Astaga ... Miskin aku jika kau jajan terus!" balas Boyan terkejut.
"Tidak mau ya sudah," ucap Maria.
"Iya iya baiklah, tapi ingat setidaknya nilaiku jangan di bawah sembilan ya!" tegas Boyan.
"Tergantung kepintaranmu!" balas Maria tersenyum tipis.
Maria dan Boyan ini tertawa bersama meski jam pelajaran belum berakhir mereka bercanda dan berbincang, bahkan tertawa di dalam kelas tanpa menghiraukan siswa-siswa yang lain yang juga memang jam pelajaran sedang renggang bahkan guru tidak ada di dalam kelas.
"Hahaha, jadi bagaimana terima gak tawaran aku?" tanya Boyan.
"Hmmm, baiklah. Tapi jangan salahkan aku jika nilainya tidak sesuai seperti apa yang kamu inginkan ya! Aku tahu akan konsen atau tidaknya, soalnya otakku sudah mulai lelah gara-gara kena panas tadi," jawab Maria sesekali ia menekan pelipis matanya merasa lelah atau kepalanya sedikit sakit.
"Ya baiklah, setidaknya akan ada yang bagus kan? Sedikit mungkin dan tidak mungkin nilainya akan nol juga," ucap Boyan.
Boyan mengangguk dan dia memahami apa yang sedang dirasakan oleh Maria saat ini. Apalagi mengingat Maria habis menjalani hukuman berjemur di tengah lapangan selama 1 jam tadi pagi.
"Ya mungkin tidak akan terlalu buruk juga sih, karena aku memang pintar dan cukup hahir dalam pelajaran itu. Namun aku tidak yakin saja karena sekarang itu otak aku sepertinya hanya ingin tidur dan tidur dan tidur," balas Maria.
Dengan malasnya Ia menopang dagu kepalanya di atas meja. Boyan mengangguk, ia mengusap puncak kepala saudaranya itu, yang memang terlihat seperti kelelahan setelah ia menjalani hukuman tadi pagi.
"Kau Istirahatlah dulu! Sebelum guru bahasa Inggris itu masuk! Setidaknya otakmu sudah mulai dingin cara beristirahat," ucap Boyan.
Maria mengangguk dan kini ia menutup kedua matanya tertidur sejenak, meski ia tahu itu adalah jam pelajaran masuk. Namun karena mengingat gurunya tidak ada di dalam kelas, ia mencoba untuk beristirahat hanya sebentar saja. Lain dengan mariya yang tertidur atau istirahat sejenak.
Aniyang duduk di samping Maria, ia tersenyum tipis melihat Maria yang tertidur lagi di dalam kelas. Dia memikirkan sebuah cara agar Maria tetap tertidur, saat guru bahasa Inggris yang terkenal cukup galak itu, juga ikut menghukum Maria. Sesuai apa yang diinginkannya seperti guru Fisika apa yang dilakukan oleh guru fisika tadi pagi menghukum Maria, hingga membuat Maria tidak mengikuti pelajaran.
"Aku harus cari cara, agar guru bahasa Inggris itu segera datang ke sini tanpa harus membuat Maria selesai tertidur bahkan terbangun di saat guru datang," batin Ani.
Ani berjalan keluar dari kelasnya mengingat dirinya memang selalu keluar masuk kantor sekolah ruang guru. Bahkan ia memang terkenal selalu melakukan apapun yang diperintahkan oleh guru. Ia memang koneksinya sekolah sangat dekat dengan guru-guru pelajaran di sekolahnya. Dia memang sangat pintar dalam berbicara atau berbahasa dalam berkomunikasi atau mendekatkan diri dengan orang lain.
Namun maksud dan tujuannya hanya akan menguntungkan dirinya sendiri, tidak bagi orang lain. Ataupun bahkan dia rela untuk merugikan orang lain hanya demi untuk keuntungan dirinya sendiri. Hanya butuh waktu beberapa menit untuk Ani kembali untuk ke kelasnya dan dengan guru bahasa Inggris di belakangnya.
Kini mereka memasuki kelas bersama dengan dirinya dia tersenyum licik ketika masih melihat Maria dalam keadaan tertutup tidur. Hingga membuatnya tidak terbangun saat guru bahasa Inggris sudah masuk kedalam kelasnya. Ani tersenyum penuh kepuasan dan Bahkan ia duduk di samping Maria.
Ia sengaja tanpa mengguncang atau membangunkan teman sebangkunya itu. Namun saat guru bahasa Inggris itu mencoba untuk menjelaskan pelajarannya ia melihat ke arah Maria yang masih tertunduk tertidur di dalam kelas, tanpa menghiraukan guru bahasa Inggris itu mengerutkan dahinya, lalu menghampiri Maria yang masih tertidur. Ada begitu banyak serat mata yang memperhatikan arah berjalannya guru bahasa Inggris itu menghampiri meja Maria.
"Mampuslah kau Maria! Aku sudah pernah bilang kamu harus bangun tapi anak-anak itu malah masih tertidur dengan pulas," batin Boyan.
Sementara guru itumenghampiri meja mari ya titik lain dengan Ani tersenyum dengan liciknya, ia merasa senang dan bahagia melihat adegan yang akan ia saksikan bahkan akan ada banyak siswa-siswi yang menyaksikan adegan di mana Maria dimarahi oleh guru bahasa Inggris yang terkenal dengan kekerasanya kepada murid-muridnya.
Ani tersenyum ketika melihat guru bahasa Inggris itu, kini berdiri tepat di hadapan Maria yang masih tertunduk tertidur bahkan tidak berubah sama sekali. Maria masih dengan posisinya tertidur saat semua murid merasa terkejut bahkan sangat kaget ketika melihat Maria, tidak terbangun sama sekali ketika di hadapannya sudah ada guru bahasa Inggris yang menyaksikan Maria yang tertidur.
"Gadis ini selalu saja tertidur!" ucap guru bahasa Inggris itu.
Ia lalu tersenyum tipis dan berjalan kembali ke depan, tanpa menegur ataupun membangunkan Maria yang tengah tertidur pulas saat ini ia kembali ke pelajarannya bahkan mengajar tanpa membangunkan Maria atau pun mengganggu gadis yang tengah tertidur itu. Semua murid di dalam kelas terkejut dan bahkan sangat terkejut ketika melihat guru bahasa Inggris itu sama sekali tidak memarahi Maria.
Apalagi sampai membangunkan gadis itu yang tengah tertidur sangat pulas, justru guru bahasa Inggris itu belajar tanpa keluar suara sehingga murid murid di dalam kelas itu terheran-heran kepadanya. Yang lebih mengejutkan lagi Ani sangat kesal ketika tidak mendapati tontonan yang menarik sesuai harapannya itu, bahkan guru bahasa Inggris itu berperilaku sangat santai seolah-olia tidak ingin mengganggu Maria yang tengah tertidur.
Bahkan ia mengajar dengan dan sesuai dengan apa yang ia tulis di papan tulis.
"Sialan! Kenapa guru bahasa Inggris itu tidak memarahi Maria Bahkan dia mengajar tanpa bersuara apa lagi mengganggu Maria," batin Ani.
Ani tampak geram dan kesal mendapati guru yang sama sekali tidak bisa diandalkan untuk membuat Maria merasa malu atau menerima hukuman, sesuai apa yang ia bayangkan saat jam pulang sekolah berbunyi Maria terbangun, bahkan tanpa merasa bersalah sama sekali ia membereskan buku pelajarannya dan mengikuti prosedur untuk pulang dari dan keluar dari kelasnya.
Sementara guru bahasa Inggris itu masih berada di kelas, dia menghampiri Maria dengan senyum ramahnya begitupun dengan Maria tersenyum ramah kepada guru bahasa Inggris yaitu.
"Selamat siang Pak," sapa Maria tersenyum lama kepada guru bahasa Inggris itu.
"Siang gimana kamu sudah istirahatnya?" Jawab guru bahasa Inggris itu tersenyum ramah kepada Maria.
Semua murid yang melihat adegan Itu tampak terkejut, bahkan menduga-duga bahwa Maria akan jadi dihukum oleh guru bahasa Inggris. Bahkan tanpa mengikuti pelajarannya dahulu begitupun Ani yang kini memiliki harapan akan Maria yang dihukum oleh guru bahasa Inggris itu.
"Bagus! Aku kira guru bahasa Inggris ini memang tidak normal karena dia tidak menghukum Maria tadi tapi sepertinya sekarang dia mulai kesal kepada Maria," batin Ani.
"Oh ya, nanti jam pulang sekolah kamu tunggu di bangku ruang guru ya! Bapak ada sesuatu dengan kamudi bangku ruang guru ya Bapak ada sesuatu dengan kamu," ucap guru bahasa Inggris itu.
"Siap Pak!" jawab Maria tersenyum dan tanpa menghiraukan yang lainnya.
Sementara guru bahasa Inggris itu keluar dari kelasnya. Begitu pun dengan teman-teman sekelasnya Maria kini sudah berhamburan keluar dari kelasnya untuk pulang. Maria kini berdiri dan tersenyum ia melirik kearah Ani yang tampak terdiam ketika melihat Maria yang tidak dimarahi oleh guru bahasa Inggris itu. Maria tersenyum mengejek ke arah Ani yang kini tersenyum penuh Kepalsuan melihat kearah Maria.
"Kenapa? Kamu terkejut? Kenapa guru bahasa Inggris tidak memarahi aku! Bahkan justru dia tidak mau mengganggu tidur aku? Kamu mau tau banget atau kamu tidak mau tahu?" ucap Maria tersenyum tipis kepada Ani yang tertegun dan dia terdiam.
"Maksud kamu apa Maria? Aku tidak mengerti," balas Ani.
Dia sedikit salah tingkah ketika mendapati pertanyaan dari Maria.
"Aku sih tidak apa-apa! Kamu ingin menyaksikan aku yang dihukum terus-terusan oleh guru, akan tetapi guru bahasa Inggris itu bukan orang yang seperti kamu bayangkan. Guru yang bisa seenaknya menghukum apalagi sampai memarahi aku yang justru tidak bersalah sama sekali," ucap Maria tersenyum.
Lalu ia membereskan kembali tas buku sekolahnya itu. Ani mengerutkan dahinya ia bahkan sangat kesal di dalam hati ingin memakai Maria, namun ia urungkan karena mengingat dirinya belum mencapai tujuan untuk memanfaatkan teman sebangkunya itu. Ani bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa atau pun melakukan hal yang diluar nalarnya.
Namun ia pergi keluar dari kelasnya dan pulang dengan keadaan dan perasaan sangat kesal kepada Maria yang justru tidak mendapatkan hukuman, malah ia ya berbicara seolah-olah penuh kemenangan di dalam diri Maria terhadap dirinya. Sementara Ani sudah keluar Boyan kini tersenyum kepada Maria lalu ia berpamitan untuk pulang terlebih dahulu.
Boyan sempat khawatir kepada Maria yang memang kelelahan setelah dihukum. Ia akan dihukum kembali oleh guru bahasa Inggris, namun lain dari dugaan Maria justru tidak diganggu sama sekali oleh guru bahasa Inggris itu bahkan hingga jam pulang sekolah pun tiba.
Maria kini tersenyum dan ia berdiri mengenakan tas ransel nya dia bergegas untuk segera pulang dari rumahnya. Namun sebuah tangan menahan dirinya untuk melangkah keluar dari tempat duduknya Maria menoleh ke arah samping, lalu mengerutkan dahinya melihat pemuda yang sedari pagi selalu berbicara kepadanya. Bahkan tanpa henti ia memegang tangan Maria, dan tersenyum melihat Maria yang sedang mengerutkan dahinya ke arahnya mengerutkan dahinya lalu dia bertanya kepada Lafi.
"Ada apa?" tanya Maria.
"Tidak ada," jawan Lafi tersenyum.
"Astagfirullooh Lafi ... Kamu ini mengagetkan saja! Lalu apa ini? Kenapa kamu memegang tanganku?" tanya Maria lagi.
"Aku hanya memeriksa tanganmu yang putih mulus ini, setelah terkena paparan sinar matahari tadi," jawab Lafi.
"Ish, apaan sih? Gak ada! Udah yah, aku harus pulang by Lafi gaje," ucap Maria.
Maria kini berjalan keluar dari kelasnya meninggalkan yang tersenyum dan melihat Maria yang kini tengah berlari keluar dari kelasnya, meninggalkan dirinya tanpa menoleh kembali ke arah love.
"Untuk pertama kalinya ,seorang wanita meninggalkan aku bahkan tidak menghiraukan ku sama sekali! Apa ketampananku sudah berkurang ya" gumam Lafi.
Ia menyentuh nyentuh pipinya lalu tersenyum dengan konyolnya, ia memikirkan hal seperti itu hal yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan. Pria itu kini berjalan keluar dari kelasnya dan juga ia berjalan keluar dari kelas, namun ia berhenti tepat di ruang guru melihat Maria tengah bermain catur duduk berhadapan dengan seorang guru yang ternyata adalah guru bahasa Inggris.
Gadis itu terlihat sangat serius dengan permainannya dan guru bahasa Inggris yang sedari tadi juga terlihat serius menanggapi permainan. Lafi tersenyum ketika melihat gadis itu tampak serius bermain catur dengan gurunya.
"Ternyata ini alasan guru bahasa Inggris itu, tidak memarahinya bahkan malah mengajaknya untuk bermain catur bersamanya sama," ucap Lafi.
Ia tersenyum mengagumi Maria yang saat ini tengah bermain catur dengan guru bahasa Inggris itu. Lafi berjalan dan menghampiri keduanya yang sangat serius bermain catur. Hingga dirinya duduk di samping Maria pun. Gadis itu tidak menyadarinya hingga tiba saatnya saat Maria berjalan dan mencoba untuk bermain dengan benar hingga gurunya terdiam dan kalah.
Maria tersenyum penuh kemenangan lalu ia memakan makanan yang ada di depan wajahnya.
"Bagaimana Pak? Apa sudah menyerah? Baru juga berjalan beberapa langkah udah kalah aja," ucap Maria kembali memakan makanan yang ada di tangannya.
"Harusnya Bapak itu menjalankan Ini kesini," ucap Lafi sembari memindahkan bidak caturnya.
Lafi membuat Maria tertegun dan mengerutkan dahinya. Dia melirik kearah lalu mengerutkan dahinya tidak percaya akan pria yang ada di sampingnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan Lafi? Maria mengulurkan tangannya dan juga kesal kepada pemuda itu.
"Oh iya ya, kenapa? Bapak tidak kepikiran ke situ ya?" ucap guru bahasa Inggris itu.
lalu guru bahasa inggris itu mengangguk dan merenungkan apa yang telah diberitahukan oleh Lafi. Maria mengerutkan dahinya ketika mendengar ucapan gurunya itu, namun ia tersenyum dan berbalik melihat kearah lapis dengan seriusnya ia melihat papan catur yang kembali rapi seperti semula dan memulai permainan.
"Kamu mau main?" tanya Maria kepada lapi.
"Aku hanya melihat saja, yang cukup menarik dengan permainanmu bersama Bapak," jawab Lafi tersenyum melihat ke arah Maria.
"Bagus kalau begitu! Maria pulang dulu ya Pak? Kan sudah ada dia yang akan menemani bapak," ucap Maria.
Maria berdiri dan mencium punggung tangan gurunya itu, lalu ia mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Lafi yang kini tertegun melihat Maria yang pergi meninggalkan mereka berdua. Maria tidak menghiraukan Lafi yang melihatnya pergi tanpa berbicara apapun kepada dirinya, yang justru kini malah harus bermain catur dengan guru bahasa Inggrisnya itu
"Gadis nakal! Membuat Aku terjebak di sini sehingga harus bermain catur dengan guru bahasa Inggris ini tapi tidak apa-apa Besok aku akan minta perhitungan dengannya," batin Lafi tersenyum, Ia lalu bermain catur dengan guru bahasa Inggrisnya yang kini tengah mulai menggerakkan bidak catur nya.