Keduanya saling bertatapan dalam diam, sedetik kemudian gadis itu tidak dapat menahan tawa, gelaknya pecah, memenuhi indera pendengaran Andrew. Pemuda itu menatap wanita di hadapannya penuh tanya, tak mengerti hal lucu apa yang barusan ia katakan.
“Maaf ... Maafkan aku ... Kamu lucu sekali.” gadis itu melepaskan tangannya dari tangan Andrew dan mundur ke belakang, “Jawabanku masih sama. Aku nggak menyukaimu.” lanjut gadis itu. Andrew melangkah maju, tetapi gadis itu menggerakkan tangan di udara, meminta Andrew berhenti.
“Jangan dekat-dekat aku.”
“Ok ... aku nggak akan deketin kamu, tapi kenapa kamu nggak suka aku? Aku ganteng, kaya, tubuh ok, dan aku popular di sekolah ini.” Andrew masih terus berusaha menyakinkan gadis di hadapannya.
Gadis itu tersenyum lebar. “Nggak ada alasannya. Ak
