Clarissa menatap kertas di depannya lekat. Sejak tadi dia terus berpikir, mencoba mencari pekerjaan di sebuah koran. Namun, nyatanya tetap tidak ada lowongna di dalamnya, membuatnya kembali berpikir dengan tujuan hidup selanjutnya. “Aku harus mencari pekerjaan apa pun. Setidaknya sampai nanti anakku lahir,” gumam Clarissa dengan wajah berpikir. Setelah anakku lahir, aku akan mencoba melamar di sebuah perusahaan, batin Clarissa. Clarissa mulai menarik napas dalam dan membuang pelan. “Semangat, Rissa. Kamu pasti bisa. Demi menghidupi anak kamu sampai dia menjadi sukses,” ucap Clarissa menyemangati diri sendiri. Clarissa merasa tenggorokannya kering. Perlahan, dia mulai bangkit dan menuju ke arah dapur. Kakinya mengayun indah ke arah dapur dan akan mengambil minuman. Dengan cepat, dia mem