35 Suara rebana yang mengiringi rombongan keluarga Zein sudah terdengar dari jendela kamar Triska. Gadis berkulit putih itu mengeratkan genggaman pada tangan Tia dan Suci. Kedua sahabatnya itu mengusap lengan Triska yang terbungkus bahan brukat halus. Telapak tangan Triska yang semakin dingin, tak urung membuat Tia tersenyum. "Tenang, Ris. Inhale, exhale," ucap Tia. "Deg-degan yeuh. Takut abang salah ucap," sahut Triska. "Nggak mungkinlah! Emangnya abang anak SMP?" goda Suci. "Habisnya, kata Ivan, kemaren malam abang latihan. Salah mulu." Triska menghela napas berat. Obrolan mereka berhenti saat suara rebana itu menghilang. Tia bangkit dan lari, melongok ke jendela dan berseru,"Sini! Kelihatan tuh!" Sontak saja Triska dan Suci ikut melongok. Triska mengusap d**a saat melihat p