“Kamu marah?” Elisha tersentak saat Gala tiba-tiba sudah berada di depannya. Elisha kini sedang berada di luar ballroom, tepatnya di taman depan hotel. Elisha perlu menghirup udara segar untuk menenangkan hatinya yang tiba-tiba dilanda kemarahan, yang Elisha bahkan tidak tahu alasannya apa. Tadinya rasa kesal itu mulai reda, tapi bangkit lagi saat Gala tiba-tiba muncul. Sebenarnya, mau cowok ini apa, sih? Tidak bisakah dia membuat hidup Elisha tenang? “Kenapa gue harus marah?” balas Elisha, sarkastis, dengan sebelah alis terangkat naik. “Kalau tujuan lo ke sini bikin gue marah, mending lo pergi aja.” “Kamu kelihatan nggak seneng lihat aku.” Dengan santainya Gala duduk di samping Elisha. Tangannya yang memegang cup es terulur. Senyumnya terkembang manis. “Kamu mau cappucino dingin?”