Pelajaran Untuk Pembuat Onar

3009 Kata
    Archard mengeringkan rambutnya yang basah dan duduk di hadapan perapian. Archard memejamkan matanya dan menikmati keheningan ruang kerjanya. Saat ini, Archard tengah memikirkan strategi yang harus ia lakukan demi membuat rakyatnya bisa hidup lebih sejahtera daripada saat ini. Sebenarnya, semua kebijakan yang sudah Archard berlakukan bisa membuat semua rakyatnya hidup dengan nyaman. Hanya saja, para bangsawan tamak membuat para petani dan rakyat biasa semakin tertekan dengan pembelian hasil panen atau barang dagang dengan harga murah. Mereka juga menjual barang tersebut dengan harga yang lebih mahal, hingga membuat rakyat biasa yang membutuhkan barang tersebut merasa kesulitan karena harga yang jauh dari jangkauan mereka.     Archard menghela napas lelah. Harusnya ia bisa bertindak lebih tegas, hanya saja Archard tidak bisa bertindak gegabah. Karena tindakannya bisa membuat pergolakan di basis para bangsawan yang membuat rakyat biasa bisa semakin kesulitan. Selain itu, Archard harus memikirkan masalah sang Kaisar. Sebenarnya, Kaisar tidak memiliki masalah apa pun dalam memimpin. Helio selalu mengambil keputusan yang secara garis besar memang mementingkan rakyat mereka. Hanya saja, Helio selalu melibatkan penasihat kekaisaran dalam setiap keputusan yang ia ambil. Hal itu jelas membuat rakyat berbicara di belakangnya.     Archard tidak bisa membiarkan hal ini lebih lama, atau kaisar akan kehilangan kpercayaan dari rakyatnya sendiri. Selain itu, jika Helio terus mengandalkan penasihat kekaisaran dalam mengambil keputusan, Helio benar-benar akan sangat bergantung pada penasihat kekaisaran. Itu tidak akan baik bagi Helio sendiri. Bisa-bisa, ia akan menjadi seorang kaisar yang dikendalikan oleh penasihat kekaisaran sendiri. Walaupun saat ini penasihat kekaisaran terlihat tidak memiliki niatan jahat, tetapi Archard memiliki firasat buruk mengenai sang penasihat kekaisaran.     Archard berdeham saat mendengar Nero yang mengetuk pintu ruang kerjanya. Nero datang dengan nampan di tangannya. Ternyata, Nero membawa teh hangat dan camilan tengah malam untuk Archard. Karena Archard tidak menyukai makanan manis, Nero menyiapkan camilan yang bercita rasa gurih yang lebih disukai oleh Archard. Tentu saja, camilan tersebut akan terasa cocok dengan teh hangat pahit yang menguarkan aroma yang sangat harum ketika Nero menuangkan teh ke dalam cangkir.     “Nero, kau terlambat,” ucap Archard penuh arti dan membuat Nero kesulitan menelan ludah.     Benar, Nero memang terlambat kembali ke kediaman Baxter dan menyiapkan keperluan Archard serta menyiapkan apa yang sebelumnya Archard minta padanya. Namun, Nero berusaha untuk bersikap tenang. Ia sudah menyiapkan apa yang Archard inginkan, dan ia hanya perlu memberikannya pada Archard. Saat ini, Nero hanya perlu meminta maaf pada Archard sembari memberikan apa yang ia bawa. Nero berdiri dengan tegap dan berkata, “Maafkan saya Tuan. Saya memang terlambat karena menemukan kesulitan dalam menjalankan tugas dari Tuan tersebut.”     “Kesulitan? Kesulitan apa yang kau maksud, Nero?” tanya Archard sembari membuka matanya dan menatap api dalam perapian.     Rasanya, sudah lama Archard tidak mendenagr Nero mengeluhkan kesulitannya dalam mengerjakan tugasnya. Mungkin, itu sepuluh tahun yang lalu, saat Nero baru saja menjadi bawahannya dan menjadi orang yang paling ia percayai. Saat itu, Nero masih belajar dalam mengerjakan tugasnya. Namun, seiring berjalannya waktu, Nero bisa meningkatkan kemampuannya. Hingga kini Archard sendiri bisa mengakui jika kemampuan Nero dalam mencari informasi mengenai seseorang sangatlah baik. Kemampuannya bahkan menyaingi kemapuan para detektif profesional. Jadi, wajar saja jika pada akhirnya saat ini Archard merasa sangat aneh.     “Sepertinya, Tuan perlu memeriksa apa yang saya dapat mengenai Nona itu, dan saya yakin Nona pasti mengerti dengan apa yang saya maksud,” jawab Nero sembari memberikan sebuah amplop yang ia keluarkan dari saku jas yang ia kenakan.     Archard menerimanya dan membuka amplop tersebut. Ternyata, isi amplop tersebut tak lain adalah sebuah kertas yang berisikan data dari gadis bangsawan yang ia lihat di toko herbal tadi pagi. Tentu saha Archard berharap mengenai informasi yang sudah didapat oleh Nero. Karena selama ini, Nero selalu berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Setidaknya, hingga saat ini Nero tidak pernah melakukan kesalahan fatal dalam menjalankan tugasnya. Namun, saat melihat barisan kalimat pada kertas yang ia lihat, Archard mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Archard bertanya, “Apa kau tengah bermain-main denganku, Nero?”     “Saya tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal itu, Tuan,” jawab Nero jujur.     Hei, mana mungkin Nero berani melakukan hal itu pada sang tuan. Meskipun selama ini Archard memang memperlakukannya selayaknya keluarga dan sahabat, tetapi Nero tahu jika Archard bisa memberikan hukuman jika dirinya melewati batas. Bagaimana mungkin Nero berani bermain-main dalam mengerjakan tugasnya? Selama ini, Nero sudah dididik untuk bersikap dan bekerja dengan teliti dalam melaksanakan setiap tugasnya. Namun, hasil dari pekerjaannya yang saat ini berada di tangan Archard, memang agak mengecewakan. Nero sendiri merasakan kekecawaan karena dirinya tidak bisa menyelesaikan tugasnya secara maksimal.     “Lalu kenapa yang kau bawa hanya ini?” tanya Archard lagi sembari mengangkat kertas yang berada di tangannya ke hadapan Nero. Archard benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang dibawakan oleh Nero. Ia tidak percaya, bagaimana bisa Nero berani pulang dengan membawa hal seperti ini? Terlebih, tadi Nero pulang terlambat. Bukankah setidaknya Nero membawa sesuatu yang bisa membuat Archard memberikan pujian atas keterlambatan Nero? Archard benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah bawahannya satu ini.     Nero menghela napas pelan. “Dengan menyesal, saya memang hanya bisa membawa infromasi itu saja, Tuan. Saat saya berusaha untuk mencari informasinya lebih jauh, saya tidak bisa mendapatkan apa pun. Seakan-akan semuanya sudah sengaja dihapus untuk menghilangkan jejak dari masa lalu,” ucap Nero membuat Archard mengernyitkan keningnya.     Archard menatap kertas berisi informasi yang sudah didapatkan oleh Nero. Rasanya, sangat mustahil Nero mendapatkan informasi sesedikit ini. Padahal, Archard sendiri tahu jika Nero memiliki kemampuan untuk mendapatkan informasi mengenai seseorang. Namun, kali ini Nero hanya mendapatkan informasi dasar berupa nama, gelar bangsawan, asal, pekerjaan, dan keluarganya. “Jika benar seperti itu, apa mungkin dia sengaja menyembunyikan identitasnya?” tanya Archard.     “Saya tidak bisa menjawabnya secara pasti, Tuan. Tapi dari hasil pencarian saya, dia adalah seorang gadis bangsawan yang sebenarnya tidak memiliki daerah kekuasaan. Namun, karena keluarganya memiliki kemampuan dalam menggunakan tanaman herbal, mereka bisa membuat kehidupan keluarga mereka semakin membaik hingga bisa menjadi sebuah keluarga yang memiliki toko herbal paling terkenal di ibu kota saat ini,” ucap Nero.     “Bagaimana dengan daerah asalnya?” tanya Archard saat dirinya memikirkan kemungkinan jika sebuah informasi baru bisa didapatkan dari daerah asal sang gadis bangsawan ini berasal. Sebaik apa pun dirinya menyimpan informasi, pasti ada satu atau dua orang yang bisa menjadi pengamat dan memberikan informasi yang lebih jauh.     “Daerah asalnya sudah tidak ada lagi, Tuan. Daerah tersebut mengalami kebakaran hebat sepuluh tahun yang lalu, dan menyebabkan seluruh penghuninya mengungsi dari daerah tersebut. Kami belum bisa menemukan jejak dari warga daerah tersebut. Menurut informasi, mereka berpencar dan menjalankan kehidupan baru. Bahkan, sebagian besar dari mereka mengganti identitas mereka. Karena itulah, kami belum bisa mendapatkan informasi yang lebih jauh dari nona bangsawan ini,” jawab Nero lagi.     Sebenarnya, Nero sendiri merasa sangat penasaran. Meskipun seseorang memiliki masa lalu kelam atau masa lalu yang begitu kacau, Nero selalu berhasil untuk membuka tabir dan mendapatkan informasi sekecil apa pun. Namun, kali ini berbeda. Walaupun tidak terlihat sengaja menyembunyikan identitasnya, tetapi dengan sulitnya informasi yang Nero dapatkan, maka Nero bisa menyimpulkan jika gadis bangsawan yang sudah menarik perhatian sang tuan memang sengaja menyembunyikan identitasnya. Entah apa yang sebenarnya ingin ia sembunyikan, dengan menghapus semua jejak yang menghubungkannya dengan masa lalu.     “Ini semakin menarik,” ucap Archard tiba-tiba sembari menyeringai.     Nero tiba-tiba merasa merinding. Firasat Nero benar-benar tidak baik. Sepertinya, Archard akan memberikan tugas yang sulit baginya. Namun, Nero berharap jika dirinya bisa selamat. Sayangnya, Archard tidak akan membiarkan Nero begitu saja. “Karena kau tidak menjalankan tugasmu secara sempurna, maka kau perlu menuntaskan tugasmu ini, Nero. Usut tuntas dan dapatkan semua informasi mengenai gadis ini. Jika tidak bisa mendapatkannya, maka aku tidak akan berpikir dua kali untuk memberikan hukuman padamu, Nero.”     Nero menelan ludah. Ini neraka baginya. Bagaimana pun caranya, Nero benar-benar harus mendapatkan informasi detail mengenai gadis bangsawan itu. Jika tidak, Nero akan mendapatkan hukuman mengerikan dari tuannya ini. Hanya membayangkannya saja, Nero sudah merinding bukan main. Nero pun berkata, “Sa-saya akan melaksanakan tugas saya sebaik mungkin, Tuan.”     “Tentu saja kau harus melaksanakan tugasmu dengan baik, Nero. Itu pun, jika kau tidak mau mendapatkan hukuman dariku,” ucap Archard sembari meraih cangkir tehnya.     Archard menyesap teh tersebut dengan nikmat sembari menatap kertas yang berisikan data diri dari gadis bangsawan yang sudah menarik perhatiannya. Meskipun informasi yang Archard dapatkan ini hanya sedikit, tetapi Archard  malah merasa semakin tertarik saja pada gadis ini. Rasanya, Archard ingin bertemu tatap secara langsung dengannya dan mengenalnya lebih jauh. Sepertinya, pertemuan pertama mereka akan sangat menyenangkan. Dan Archard benar-benar menantikan pertemuan pertama mereka itu. Archard kembali tersenyum dan membuat Nero kembali merinding bukan main. Rasanya, sangat aneh melihat Archard dalam suasana hati yang sangat baik seperti.     Semakin aneh karena Archard terlihat benar-benar tidak ragu untuk menampilkan ekspresinya secara terang-terangan. Padahal, Nero sendiri tahu bagaimana dinginnya Archard. Mungkin bagi Archard menampilkan ekspresi terasa sangat lebih sulit daripada berhadapan dengan sepuluh ribu pasukan lawan. Karena itulah, Archard yang tersenyum tipis ini membuat Nero merasa merinding bukan main. Sepertinya, gadis bangsawan itu benar-benar membawa dampak positif bagi Archard. Ya, dampak baik bagi Archard, tetapi dampak negative bagi Nero karena kini dirinya harus memutar otak untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh Archard. Nero menghela napas panjang. Nero hanya bisa berharap, jika dirinya memang bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Nero benar-benar tidak ingin mendapatkan hukuman dari Archard.         **           Toko herbal yang berada di jalanan ibu kota yang selalu ramai, tampak sudah bersiap. Para pekerja dengan giat mengerjakan tugas mereka masing-masing. Meski masih pagi, mereka harus segera menjalankan tugas mereka secepat mungkin, karena sekitar satu jam lagi, toko mereka akan kembali ramai dengan para pengunjung dan pelanggan mereka. Selain ramai dengan para pembeli herbal, ada juga para pengunjung yang sengaja datang untuk mendapatkan pengobatan secara langsung di toko. Pemilik toko memang menyediakan tenaga medis profesional yang mampu untuk memberikan pengobatan yang tepat di toko.     Tentu saja, pemilik toko juga menyediakan tempat yang nyaman untuk melakukan pengobatan tersebut. Toko tersebut berukuran besar, dan memiliki tiga lantai. Lantai pertama untuk melayani pembeli herbal, dan menjajakan herbal-herbal. Lantai kedua digunakan untuk tempat di mana para pengunjung mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Lantai dua ini terdiri dari puluhan kamar yang tertutup dan rahasia. Masalah kesehatan seorang bangsawan memang sangat sensitif dan biasanya akan sangat riskan dibicarakan. Hal itu biasanya akan mempengaruhi citra seseorang, karena itulah pemilik toko herbal sangat memperhatikan kepentingan untuk menjagda privasi para pengunjung.     Lalu lantai ketiga adalah lantai khusus yang digunakan oleh pemilik toko. Lantai ini sangat terbatas. Kabarnya, di lantai ini lah herbal-herbal bernial ratusan keping emas disimpan dan hanya dikeluarkan di saat-saat tertentu. Di lantai ini pula, peimilik toko mengatur semua pergerakan uang, tanaman herbal yang diperjual belikan, dan mengurus segala mcam hal yang berkaitan dengan pekerja dan tokonya. Karena itulah, lantai ketiga sama sekali tidak mudah untuk dimasuki oleh sembarang orang. Bahkan, bangsawan kelas atas tidak bisa mengunjunginya, kecuali pemilik toko sendiri yang mengundangnya.     Biasanya, jika ada bangsawan yang memang datang untuk membicarakan bisnis dengan pemilik toko, salah seorang pekerja bernama Vyra aka membawa mereka ke sebuah bangunan yang berada di area belakang toko. Di belakang toko memang ada sebuah halaman asri yang biasanya digunakan oleh para pasien untuk menunggu giliran mereka berobat. Di salah satu sudut halaman, terdapat sebuah bangunan yang berukuran tidak terlalu besar. Di bangunan inilah, biasanya pemilik toko akan menyambut tamunya dan melakukan pembicaraan mengenai bisnis atau hal lain yang memang dibawa oleh sang tamu.     Pagi itu, seperti biasanya sang pemilik toko tiba tepat waktu menggunakan kereta kuda berwarna putih tanpa lambang keluarga mana pun. Sejak awal, sang pemilik toko memang tidak terlalu membanggakan dari mana dan siapa keluarganya, karena itulah para pekerja toko sama sekali tidak merasa aneh saat melihat tuan mereka datang dengan kereta kuda tanpa bendera keluarga mana pun. Kereta kuda berhenti tepat di depan toko. Para pekerja menghentikan tugas mereka dan segera berbaris untuk menyambut tuan mereka. Pintu terbuka, lalu Vyra turun dari kereta. Vyra mengulurkan tangannya dan sebuat tangan putih terjulur dari kereta untuk meletakkannya pada tangan Vyra.     Sedetik kemudian, sosok menakjubkan terlihat ke luar dari kereta kuda. Sosok anggun dengan wajah tirus, hidung mungil, netra hijau yang bersinar indah, serta rambut hazel yang berelombang jatuh pada punggungnya yang ramping. Sosok itulah yang tak lain adalah pemilik dari toko herbal yang sangat terkenal di ibu kota kekaisaran Eilaxia ini. Namanya adalah Reina Maite Heloise, gadis yang masih berusia sembilan belas tahun, tetapi sudah sanggup membuat toko herbalnya maju dan menjalankan bisnis bernilai ratusan juta koin emas. Meskipun begitu, tidak banyak orang yang mengenal sosoknya sebagai penggerak dari semua bisnis tersebut. Ia hanya dikenal sebagai seseorang yang dipercaya untuk mengelolanya sebagai seseorang yang menjadi perwakilan keluarga.     “Selamat datang Nona Heloise, semoga pagi Anda menyenangkan,” ucap semua pekerja serempak.     “Selamat pagi untuk kalian, semoga hari kalian juga menyenangkan. Aku harap, kalian bisa bekerja dengan baik hari ini. Tolong perhatikan setiap detail, dan jangan buat kecewa para pengunjung yang datang,” ucap Reina anggun membuat semua orang yang mendengarnya terpukau. Suara Reina lembut, tetapi penuh penekanan hingga siapa pun yang mendengarnya tidak punya pilihan lain selain patuh pada perkataannya itu.     Setelah saling menyapa, Reina pun memilih untuk naik ke lantai tiga bersama Vyra. Saat menaiki tanggan, Reina berkata, “Vyra, tolong periksa kembali kebersihan lantai dua. Pastikan pula jika semua seprai dan lilin aroma diganti.”     “Baik, Nona. Saya akan memastikannya sendiri,” ucap Vyra lalu menghentikan langkahnya yang sebelumnya mengikuti Reina dan berbalik untuk melaksanakan tugasnya.     Sementara itu, Reina naik ke lantai tiga dan memasuki ruangannya. Reina melepaskan sarung tangan sutranya dan beranjang untuk berbaring di sofa. Tubuhnya terasa sangat berat. Tadi malam, ia benar-benar begadang karena harus membaca beberapa proposal yang diajukan oleh para calon rekan bisnis yang memintanya untuk berinvestasi. Dari sekian banyak proposan yang ia baca, hanya ada sekitar dua proposal saja yang menarik perhatiannya. Hanya dua proposal itulah peluang bisnis besar bisa Reina lihat. Rasanya, Reina sama sekali tidak akan merugi jika berinvestasi pada bisnis tersebut.     Reina memejamkan kedua matanya. “Ah, aku mengantuk,” gumam Reina.     Sepertinya tidur setengah jam tidak akan ada salahnya. Setelah tidur, Reina harus memeriksa simpanan obat herbal secara langsung untuk memastikan kualitasnya. Tidak membutuhkan waktu lama, Reina sudah memasuki alam bawah sadarnya. Ia memang terlalu lelah akhir-akhir ini, dan tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. Sayangnya, baru saja dirinya terpejam lelap, suara pintu yang diketuk dengan agak panik membuat Reina terjaga begitu saja. Reina memasang ekspresi kesal, lalu duduk tanpa merapikan penampilannya yang agak berantakan. “Masuk,” ucap Reina.     Vyra muncul dengan wajah cemas, tetapi ketika melihat penampilan Reina yang agak berantakan, Vyra berubah jengkel. “Apa Nona tidur di sofa lagi?” tanya Vyra.     “Aku malas harus pindah ke ranjang,” ucap Reina.     “Padahal saya sudah membereskan dan menyiapkan ranjang agar nyaman ditiduri Nona, tetapi Nona selalu saja memilih tidur di sofa. Tidur di sofa bisa membuat Nona pegal,” komentar Vyra.     “Aku rasa, kamu mengetuk pintu ruanganku bukan karena ingin mengomentari tempat di mana aku tidur, Vyra.”     Saat itulah Vyra teringat alasannya datang menemui sang nona. “I, Itu Nona. Ada seorang pemuda yang datang dengan tangan terluka. Dia mangatakan, jika tangannya terluka karena berburu. Namun, saat salah satu herbalis ingin mengobatinya, ia menolak dan hanya ingin diobati oleh Nona. Jadi, apa yang harus kami lakukan?” tanay Vyra cemas karena kehadiran pria yang misterius itu membuat orang-orang merasa canggung dan tegang. Untuk menghindari kekacauan, Vyra membawa orang itu untuk masuk ke dalam ruangan yang terpisah di halaman belakang.     Reina melirik jendela dan berkata, “Ini masih pagi. Kenapa sudah ada orang aneh yang datang?”     Vyra bingung akan menjawab apa. Namun, perkataan Reina selanjutnya membuat Vyra terkejut. “Baiklah, bawa dia ke ruanganku.”     “Tapi, Nona—”     “Lakukan saja, Vyra. Aku bisa menjaga diriku sendiri,” ucap Reina memotong perkataan Vyra yang penuh dengan kecemasan. Vyra pun tidak memiliki pilihan lain untuk segera beranjak dan membawa pria itu. Sementara itu, Reina bangkit lalu menyiapkan peralatan dan obat-obatan yang kemungkinan ia perlukan untuk mengobati pasien yang tidak terduga ini. Reina memang belum melihat secara langsung luka pria itu, tetapi atas penjelasan Vyra ia bisa menebak beberapa hal yang perlu ia persiapkan. Setidaknya, ini adalah obat dasar yang perlu Reina persiapkan untuk mengobati seseorang yang mengalami pendarahan luar.     Tak membutuhkan waktu lama, Vyra kembali dengan seorang pria tinggi dan menutupi sebagian wajahnya dengan topi yang ia kenakan. Ia tampak sengaja menyembunyikan wajahnya dan mengenakan pakaian yang jelas digunakan untuk berburu. Reina memberikan isyarat pada Vyra. Jelas Vyra mengerti jika Reina memintanya untuk ke luar, tetapi Vyra tidak mau. Hanya saja, Reina kembali memberikan peringatan menggunakan isyarat dan pada akhirnya Vyra tidak memiliki pilihan lain, selain ke luar dari ruangan tersebut.     “Silakan duduk, Tuan,” ucap Reina lalu mencuci tangannya dengan bersih dan menggunakan sarung tangan khusus yang memang sudah ia persiapkan.     “Jadi, apa yang terjadi?” tanya Reina sembari melihat pria itu menggulung lengan bajunya.     “Aku terluka saat berburu,” jawab pria itu tanpa menatap Reina.     Reina yang menyadari hal itu tersenyum tipis. “Satu hal yang perlu Anda ketahui, Tuan. Berbicara sembari menatap lawan bicaramu adalah hal mendasar yang disebut sebagai sopan santun. Padahal, Anda sendiri yang meminta untuk bertemu dan meminta aku untuk mengobati Anda secara pribadi. Lalu, kenapa kini Anda tidak mau menatapku?” tanya Reina sembari mulai membilas luka yang terdapat pada tangan berotot pria tersebut.     Setelah dibersihkan secara sempurna, semakin yakinlah Reina jika pria ini memang memiliki maksud lain dengan meminta untuk diobati secara langsung olehnya. Namun, Reina tidak mengatakan begitu saja, jika dirinya sudah mengetahui fakta tersebut. Reina memilih untuk ikut dalam arus permainan ini. Reina mengangkat pandangannya, dan saat itu pula dirinya bertemu tatap dengan netra emas yang memukau. Selama hidup Reina, ia belum pernah bertemu dan berkenalan dengan seseorang yang memiliki netra seperti itu. “Netra yang indah,” puji Reina blak-blakan.     “Netra Nona juga indah. Hijau selayaknya padang rumput yang indah,” balas pria itu dengan suara rendahnya.     “Perbandingan yang sangat menarik, Tuan. Sekarang mari kita mulai pengobatannya,” ucap Reina  lalu mengambil serbuk halus yang tidak kenal oleh sang pria.     Sang pria yang belum mengenalkan diri itu mengamati dalam diam, apa yang dilakukan oleh Reina. Namun, begitu Reina menaburkan obat herbal tersebut pada lukanya, kening pria itu mengernyit dalam dan menggeram pelan. Reina diam-diam menyembunyikan senyumnya. Obat yang ia taburkan ini memang akan memberikan efek tersengat saat dipakaikan pada luka terbuka. Biasanya penggunaan obat ini akan bersamaan dengan obat bius atau pereda rasa sakit, tetapi kali ini Reina sama sekali tidak memberikan salah satu obatpun pada pria ini. Reina tengah memberikan pelajaran padanya. Tenang saja, obat ini memiliki khasiat untuk membuat luka terbuka cepat mengering dan tertutup.     “Bukankah sakit?” tanya Reina.     Namun, pria itu menggeleng dan berkata, “Sama sekali tidak.”     “Ah, begitukah? Kalau begitu, aku perlu memberikan obatnya lebih banyak, untuk memberikan pelajaran pada pembohong serta pembuat onar sepertimu,” ucap Reina membuat pria berntera keemasan itu tersentak. Ya, Archard tersentak. Apakah rencananya terbaca begitu saja?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN