Berdebar

3021 Kata
    “Apa ini sudah semuanya?” tanya Archard sembari menatap tumpukan pekerjaan yang dibawa oleh Nero ke dalam ruang kerjanya yang berada di istana.     Sebenarnya, Archard lebih nyaman mengerjakan semua tugasnya di kediamannya sendiri. Namun, ada banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan di istana. Karena itulah, meskipun merasa setengah hati, Archard tetap berangkat ke istana untuk mengerjakan tugasnya. Tentu saja dengan secepat mungkin, karena Archard tidak ingin menghabiskan waktu terlalu lama di istana. Hal ini bukan karena Archard tidak senang atau muak berada di istana. Archard tidak memiliki masalah apa pun dengan istana. Namun, Archard memiliki masalah dengan salah satu penghuni istana. Dan tentu saja itu bukanlah Helio.     Meskipun dulu pernah terjadi perselisihan kecil antara Archard dan Helio kecil, tetapi baik Archard maupun Helio sama sekali tidak memiliki perasaan buruk satu sama lain. Archard juga tidak merasa kesal atau iri karena Helio masih duduk di singgasana sementara dirinya masih berada di posisi seorang Duke yang tak lain adalah bawahan Helio. Padahal jika diperhitungkan, saat ini juga Archard bisa naik takhta. Namun, Archard menolak dengan sadar. Ia meminta Helio untuk melanjutkan kepemimpinannya hingga waktu yang sudah ditentukan dan disetujui oleh uskup agung. Hingga saat ini, Archard tidak melihat ada kesalahan fatal yang dilakukan oleh Helio dalam melakukan kepemimpinannya. Kecuali, hal minum di mana Helio terlalu mematuhi dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Franz selalu penasihat kekaisaran.     “Benar, Tuan. Ini semua tugas yang harus Tuan selesaikan,” ucap Nero sembari merapikan semua berkas tersebut di atas meja kerja Archard.     “Aku akan menyelesaikan semua pekerjaan ini sebelum waktu makan siang,” putus Archard sembari mengambil sebuah berkas.     Nero yang mendengar hal tersebut mengulum senyum. “Apa Tuan akan kembali ke toko bunga dan makan siang dengan Nona Reina?” tanya Nero.     “Tentu saja, ke mana lagi aku pergi selain ke sana?” tanya balik Archard sembari terfokus dengan berkas yang tengah ia baca.     Setiap hari, Archard memang selalu menyempatkan diri untuk datang ke toko herbal milik Reina. Tentu saja, hal itu membuat Archard semakin dekat dengan Reina—ini menurut pendapat Archard sendiri, walaupun pada kenyataannya Reina sering kali menolak kedatangan Archard—dan tentu saja hal itu membuat Archard memiliki suasana hati yang baik setiap hari. Archard tidak keberatan mengerjakan tugas sebanyak apa pun itu, asalkan dirinya bisa bertemu dengan Reina tepat waktu. Jika ada yang mengganggu rencananya, saat itulah Archard tidak bisa menahan diri untuk menguarkan aura mengerikan yang membuat siapa pun yang akan mendekatinya berpikir ribuan kali.     Nero tentu saja sedikit merasa tenang. Akhir-akhir ini, semenjak Archard berusaha mendekati sang nona muda yang serupa dengan bunga itu, suasana hati Archard terbilang jauh lebih baik daripada suasana hatinya yang biasanya. Setidaknya, hal itu bisa membuat Nero bernapas lega saat melayani dan menjalankan tugasnya untuk membantu Archard di segala kegiatannya. Tentu saja Nero berharap jika hal ini akan berlanjut dan hubungan Archard serta Reina bisa memiliki kemajuan. Karena jujur saja, Nero bisa melihat betapa Archard memiliki ketulusan pada nona muda itu. Ini pengalaman pertama Archard memiliki ketertarikan pada seorang wanita, dan Nero berharap jika pengalaman pertama ini akan berakhir manis.     Baru saja Nero berharap jika suasana hati Archard tidak memburuk, Nero malah melihat aura mengerikan yang mulai menguar dari tubuh Archard. Alarm berbahaya segera hidup begitu saja dan membuat Nero merasakan jantungnya berdegup gila-gilaan. Memberanikan diri, Nero pun bertanya, “Apa ada yang salah, Tuan?”     Archard mengangkat pandangannya dan menatap Nero dengan tajam. “Tentu saja, ada. Bagaimana mungkin ada kenaikan tarif pajak yang tidak aku ketahui?” tanya Archard membuat Nero sendiri merasa terkejut, karena dirinya belum mendengar kabar tersebut. termasuk dari para menteri sekali pun.     “Saya sendiri baru mengetahui sekarang, Tuan. Saya tentu saja belum membuka berkas-berkas yang akan Tuan periksa,” ucap Nero.     Archard mengepalkan kedua tangannya merasa sangat kesal dengan apa yang sudah dilakukan oleh Helio. Tidak, Archard tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Helio. Melihat dari persetujuan yang diberikan oleh Helio, ini bertepatan dengan Archard yang mengambil cuti. Secara tidak langsung, Archard juga mengambil andil dalam kesalahan yang terjadi ini. “Dasar k*****t,” maki Archard, bermaksud untuk memaki Franz.     Tentu saja Archard memaki Franz, karena Archard yakin bahwa yang mendorong Helio untuk mengambil keputusan secara gegabah tentnu saja tak lain adalah Franz, si Penasihat kekaisaran berkepala ular itu. Archard memang menjuluki Franz sebagai ular tua karena pria tua itu memang licik dan licin seperti ular. Sepertinya, Archard memang harus segera memisahkan Franz dari Helio. Karena membiarkan Franz tetap menempel dengan Helio bukanlah keputusan yang tepat. Hanya saja, Archard tidak bisa serta merta membuat mereka memutuskan hubungan. Archard tahu, seberapa hormatnya Helio pada Franz yang sebenarnya adalah gurunya sejak kecil.     Sayangnya, ras hormat yang dimiliki Helio membuatnya buta. Helio tidak bisa melihat bahwa tidak semua yang Franz katakan dan arahkan akan membawa Helio ke jalan yang benar. Archard sudah mengamatinya selama ini. Dan hampir setengah dari saran dari penasihat tua itu rasanya malah membuat rakyat hidup dalam kesengsaraan. Dan hal itu akan terulang jika kebijakan mengenai kenaikan tarif pajak ini diberlakukan di tengah masyarakat biasa. Archard tidak bisa membiarkannya. Archard bangkit dan membawa berkas mengenai pemberlakuan kebijakan baru tersebut. Nero tentu saja segera mengikuti langkah cepat Archard yang ternyata menuju istana kaisar.     Archard memiliki izin khusus untuk ke luar masuk istana kaisar tanpa pemeriksaan dan izin dari kepala pelayan istana raja. Semua penghuni istana dan para menteri tentu saja mengetahui peraturan tak tertulis tersebut. Namun, hari itu berbeda. Pengawal yang menjaga pintu masuk istana kaisar dengan kompak menghalangi jalan Archard dan Nero. Archard yang dihalangi jalannya menyipitkan matanya hingga semakin terlihat tajam. Dengan bentuk matanya yang agak meruncing dan netranya yang berwarna keemasa, Archard benar-benar tampak seperti seorang predator yang siap mencabik siapa pun yang menghalangi jalannya.     Jangan pikir, dua pengawal yang menghalangi jalan Archard saat ini tidak merasakan aura meneka dari Archard. Keduanya merasa takut, dan rasanya ingin melarikan diri saat itu juga. Namun, mereka lebih takut dengan hukuman mati yang menunggu mereka, jika lalai dengan tugas mereka di istana raja ini. Karena jika mereka melarikan diri, bukan hanya mereka yang akan mendapatkan hukuman mati. Akan tetapi seluruh keluarga mereka akan mendapatkan hukuman yang sama, yang tak lain adalah hukuman pancung. Karena itulah, saat ini mereka memilih untuk menghadapi rasa takut yang berada di hadapan mata mereka daripada melarikan diri dan berakhir dengan kematian seluruh keluarga mereka.     “Apa yang kalian lakukan? Minggir!” seru Nero marah karena perlakuan tidak sopan yang ditunjukkan oleh kedua prajurit di hadapan tuannya ini. Bagaimana bisa keduanya bersikap tidak sopan dengan menghalangi jalan sang tuan. Rasanya, Nero ingin mengeluarkan pedangnya dari sarungnya dan memberikan pelajaran pada kedua orang prajurit ini.     “Maafkan saya Tuan Duke Baxter dan Tuan Oliverious, kami tidak bisa mengizinkan kalian masuk ke dalam istana Raja,” ucap salah satu prajurit.     “Atas dasar apa kalian melarangku untuk masuk ke dalam istana Kaisar? Bukankah kalian sendiri tahu jika aku mengantongi izin untuk memasuki istana Kaisar secara bebas tanpa batas?” tanya Archard dengan suasana hati yang semakin buruk karena perlakuan yang ia dapatkan dari prajurit yang tentu saja memiliki posisi yang jauh lebih rendah darinya.     “Maaf Tuan Duke, tetapi ini perintah yang ditetapkan oleh Yang Mulia Kaisar sendiri. Beliau tidak ingin siapa pun memasuki istana Kaisar, termasuk Anda.”     Archard mengernyitkan keningnya dan menatap bangunan istana kaisar yang begitu megah di depannya. Perasaan Archard sangat memburuk saat ini. Tentu saja Archard bisa menebak jika situasi ini bukanlah hal yang diputuskan sendiri oleh Helio. Sudah dipastikan jika Franz lagi-lagi ikut campur. Archard mengetatkan rahangnya, menahan emosinya untuk tidak meledak begitu saja. Sudah dipastikan jika Franz sudah memperkirakan kedatangannya untuk menemui Helio. Dan Franz sengaja membuat Archard tidak bisa menemui Helio, untuk mencegah Archard untuk tidak menekan Helio mengubah keputusannya memberlakukan kebijakan yang baru mengenai kenaikan tarif pajak rakyat biasa.     “Kalau begitu, sampaikan pada Kaisar, jika aku datang untuk mendiskusikan sesuatu yang penting mengenai masalah pemerintahan,” ucap Archard tidak mau menyerah begitu saja.     Setidaknya, Archard harus membuat Helio mengetahui keberadaannya di sini. Jika Helio tahu, rasanya sangat mustahil bagi Helio tetap mengusir Archard. Sayangnya, kedua prajurit itu berkata, “Maafkan kami Tuan Duke. Tuan Franz sebelumnya sudah berpesan, jika siapa pun tidak boleh menemui Kaisar atas alasan apa pun, termasuk masalah pemerintahan. Jika itu memang masalah yang sangat mendesak, Tuan Franz meminta kami untuk mengabarkannya pada beliau. Jadi, apa Tuan Duke ingin mendiskusikan hal ini dengan Tuan Franz saja? Jika iya, kami akan menyampaikan kedatangan Tuan Duke pada beliau.”     “Tidak,” jawab Archard tegas lalu berbalik pergi saat itu juga.     Tidak ada gunanya bagi Archard berbicara dengan Franz. Karena semua keputusan yang diambil oleh Helio ini juga berasal dari nasihat Franz. Jika Archard mengajak diskusi Franz, sama saja dengan Archard yang mengajak bicara sebuah tembok. Franz tidak akan tergerak, dan malah akan membuat Archard tersulut emosinya. Saat ini, Archard harus mencari jalan keluar lain untuk mencegah kebijakan baru tersebut diterapkan. Jika sampai kebijakan tersebut diberlakukan, Helio kemungkinan besar akan kehilangan kepercayaan rakyat. Meskipun Helio mengatakan jika semua ini demi kepentingan rakyat, menaikan tarif pajak saat ini bukanlah keputusan yang tepat.     Hampir sepertiga petani di kekaisaran ini mengalami gagal panen karena hama yang menyerang. Meskipun Helio bertindak jujur dan tulus menggunakan uang pajak untuk memperbaiki benteng dan waduk, tetapi waktunya sangatlah tidak pas. Helio melewatkan faktor penting mengenai pajak, yaitu penghasilan rakyat itu sendiri. Archard mengepalkan kedua tangannya dan berkata, “Hubungi para bangsawan yang berada di kubu kita.”       **           Vyra tampak mondar-mandir di dekat jendela kaca lantai tiga. Ia tampak memperhatikan jalan di depan bangunan toko herbal milik Reina, seolah-olah tengah menunggu kedatangan seseorang. Vyra lalu sesekali memeriksa waktu dan mengernyitkan keningnya saat menyadari jika waktu sudah berlalu. Sementara itu, Reina tampak tenang dan menghitung semua pengeluaran dan pemasukan toko. Ia tampak puas dengan keuntungan toko yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Reina juga memeriksa catatan ketersediaan obat yang tersimpan di gudang. Saat itulah, Reina menyimpulkan jika dirinya harus kembali mengisi stok herbal. Besok, Reina akan mengutus Vyra untuk mendapatkan stok herbal dari perkebunan. Sementara Reina akan mencari obat liar di hutan.     Reina memang menyediakan dua jenis herbal di tokonya. Yaitu herbal yang dibudidayakan dan herbal liar yang hanya bisa ditemukan di hutan. Tentu saja, ada perbedaan harga dan kegunaan dari dua jenis herbal tersebut. Intinya, setiap herbal memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Reina tentu saja memilih untuk menyediakan dua jenis herbal tersebut demi memuaskan para pelanggan. Jika para pelanggan sudah menetapkan hati, tentu saja Reina tidak perlu cemas kehilangan pembeli. Ia hanya perlu mempertahankan kualitas dan menambah stok agar tidak sampai kehabisan stok.     “Nona, kenapa Tuan Bangsawan tidak datang hari ini?” tanya Vyra sembari mendekat ke meja kerja Reina.     Reina mengabaikan apa yang ditanyakan oleh Vyra dan terus fokus pada pekerjaannya. Setelah selesai dengan semua stok obat yang ia teliti, kini Reina berpindah memeriksa proposal bisnis yang baru saja ia terima tadi pagi. Tentu saja Reina harus mencari bisnis baru untuk menjadi tempat investasi baru yang akan mendatangkan keuntungan besar bagi Reina. Menyadari jika sang nona sengaja mengabaikannya, Vyra merajuk. “Nona,” rengek Vyra tepat di samping telinga Reina, dan hal itu membuat Reina kesal bukan main.     Telapak tangan Reina melayang tepat pada punggung Vyra yang memang berada di jangkauannya. Vyra tentu saja mengerang dan mengerucutkan bibirnya saat merasakan sengatan pedas pada punggungnya. Vyra menatap Reina dan berkata, “Kenapa Nona sangat jahat?”     “Apa kau ingin mendapatkan pukulan lagi dariku?” tanya Reina tidak main-main dengan tawarannya.     Sebenarnya, tamparan di punggung bukanlah hal yang baru bagi Reina dan Vyra. Hal tersebut sudah terjadi sejak keduanya kecil. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Reina dan Vyra tumbuh bersama. Keduanya sudah seperti adik dan kakak yang saling melindungi serta mengasihi. Namun, ketika Reina tidak bisa menahan kekesalannya dengan tingkah Vyra yang di luar batas, saat itulah Reina akan menghadiahkan tamparan pada punggung Vyra. Reina seperti pengganti mendiang ayah Vyra yang memang sering memberikan hukuman pada Vyra yang sering bertingkah dan membuat siapa pun pusing dengan tingkahnya.     “Tidak mau,” ucap Vyra sembari mengerucutkan bibirnya.     Reina pun kembali menatap berkas yang tengah ia baca tersebut. Reina baru saja akan fokus, tetapi Vyra kembali mengintupsi konsentrasinya. “Nona, tapi Tuan Bangsawan itu tidak datang. Ke mana perginya Tuan Bangsawan ya? Padahal, setiap hari ia akan datang untuk makan siang denganmu,” ucap Vyra membuat Reina mengernyitkan keningnya.     “Kenapa kau sangat ribut, Vyra? Dia datang atau pun tidak tidak membuat perubahan apa pun. Ah, salah. Ada satu perubahan yang sangat aku syukuri. Tidak ada keributan, dia tidak memaksaku makan siang bersamanya, dan itu artinya aku bisa makan siang dengan tenang,” ucap Reina sembari menyangga salah satu dagunya dengan anggun.     “Nona, biar saya beri tau sesuatu. Saat ini mungkin tidak terasa, tetapi tak lama lagi, Nona pasti akan merasa sangat kehilangan. Setiap hari, Tuan Bangsawan selalu datang dan memberikan perhatian yang sangat tulus serta manis pada Nona. Meskipun, tiap harinya Nona selalu mengabaikan kedatangannya. Nanti, pasti akan merasa sangat hampa. Percaya pada saya,” ucap Vyra seakan-akan sudah sangat berpengalaman dalam hal ini. Padahal, sama seperti Reina, Vyra juga belum pernah memiliki kekasih. Jadi, rasanya Reina sama sekali tidak perlu mendengarkan perkataan Vyra mengenai masalah percintaan. Karena itu sama saja dengan belajar berenang dari seekor kera. Reina belajar dari seseorang yang sama sekali tidak memiliki pengalaman sama sepertinya.     Reina kembali menatap proposal yang tengah ia dan berusaha fokus. Ia sudah terlalu banyak meluangkan waktu untuk memikirkan hal yang tidak berguna selama ini, dan itu artinya Reina sudah kehilangan banyak peluang untuk menemukan banyak bisnis baru yang kemungkinan bisa ia dalami. Vyra yang melihat hal itu kembali mengerucutkan bibirnya. Lalu, beberapa saat kemudian terdengar suara pintu yang diketuk. “Nona, ini saya.”     Mendengar suara Brandon, Reina pun mengizinkan kesatrianya itu untuk masuk ke dalam ruangannya. “Jadi, apa yang kau dapatkan?” tanya Reina saat Brandon selesai memberikan salam padanya. Meskipun Reina sudah menganggap mereka semua sebagai keluarga, tetapi baik Vyra maupun Brandon tetap meletakkan hormat mereka pada Reina yang tak lain adalah nona mereka.     “Saya mendengar kabar jika tak lama lagi, akan ada beberapa kebijakan baru yang ditetapkan oleh Kaisar. Pertama, kebijakan mengenai kenaikan tarif pajak yang berlaku untuk rakyat biasa, dalam hal ini akan berlaku bagi para petani dan para pedagang. Lalu kebijakan kedua adalah, kebijakan mengenai dipindahkannya pihak bea cukai. Kali ini, para bangsawan yang melalukan perdagangan barang mewah tidak bisa mengelak dari kewajiban membayar pajak. Karena ternyata Kaisar menyiasatinya dengan memindahkan bea cukai ke tempat-tempat ke luar masuknya perdistribusian barang dagangan para bangsawan tingkat tinggi ini, untuk mencegah mangkirnya mereka membayar pajak,” lapor Brandon secara detail.     Benar, ini adalah kebijakan baru yang telah disetujui oleh kaisar, tetapi belum diumumkan secara resmi. Brandon tentu saja mengetahui informasi ini tidak secara gratis dan mudah. Brandon harus memiliki relasi dengan salah satu badan yang menjual informasi rahasia dan terbatas. Tentu saja, Brandon juga harus membayarkan sejumlah uang atas informasi yang ia dapatkan tersebut. Namun, karena informasi yang didapatkan ini adalah informasi eksklusif, Reina sama sekali tidak merasa rugi saat harus mengeluarkan kocek yang lumayan besar guna membayar pemilik informasi tersebut. Reina sendiri merasa miris dengan pihak kekaisaran. Bagaimana keamanan mereka, hingga informasi penting semacam ini saja bisa bocor begitu saja?     Reina mengetuk-ngetukan jarinya di atas proposal yang belum selesai ia baca. Tampak mulai memikirkan mengenai keuntungan dan kerugian dari kebijakan yang baru ini. Saat berpikir, Reina pun bertanya pada Vyra dan Brandon, “Menurut kalian, bagaimana kebijakan baru ini?”     “Saya rasa, ini kebijakan yang akan menekan dua belah pihak. Baik pihak rakyat biasa maupun kaum bangsawan. Sepertinya, Kaisar tidak ingin menunjukkan rasa pilih kasihnya pada pihak mana pun. Namun, dengan melakukan hal ini, Kaisar sendiri membuat pandangan orang-orang menjadi semakin buruk. Rasanya, pasti pergolakan kaum bangsawan yang memintanya untuk segera turun dan digantikan oleh Duke Baxter akan kembali hidup,” ucap Brandon mengutarakan pendapatnya.     “Tapi aku rasa, keputusan Kaisar ini lebh merugikan rakyat biasa. Aku dengar, panen tahun ini tidak akan terlalu baik. Bahkan mungkin akan menjadi panen terburuk selama tiga tahun belakangan, karena masalah hama yang menyerang seluruh perkebunan dan pertanian,” ucap Vyra tak kalah untuk menyuarkan pendapatnya yang juga terasa sangat masuk akal.     Reina mengangguk mengerti dengan apa yang ingin disampaikan oleh Brandon dan Vyra. “Apa yang kalian sampaikan ada bagian yang benar, da nada bagian yang salah. Pertama, secara kasat mata, Kaisar memang ingin menunjukkan kesan bahwa dirinya tidak pilih kasih dengan memberikan tekanan baik bagi para rakyat biasa maupun bagi bangsawan. Namun, apa kalian percaya jika Kaisar akan membuat kaum bangsawan kesulitan dengan menerapkan perubahan sistem dalam p********n pajak? Itu sangat mustahil. Aku yakin, akan ada beberapa dari keluarga bangsawan yang sudah menemukan ide dengan membangun gudang di dalam ibu kota, hingga tidak perlu ke luar masuk perbatasan. Pemindahan bea cukai sama sekali tidak memiliki pengaruh jika para bangsawan melakukan trik seperti itu,” ucap Reina membuat Brandon dan Vyra terkejut dengan kemungkinan tersebut.     “Kedua, Kaisar memang tidak akan mendapatkan hati rakyat saat para rkayat biasa mendengar kabar kenaikan tarif pajak. Namun, Kaisar pasti akan mendapatkan hati mereka dengan dua hal. Pertama, karena kabar pemberlakuan sistem baru dalam pemabayaran pajak para bangsawan, lalu yang kedua adalah, alokasi dana pajak yang akan digunakan untuk memperbaiki benteng dan waduk. Rakyat akan berpikir jika Kaisar melakukan semua ini demi kepentingan mereka. Namun, lagi-lagi hal itu hanyalah apa yang terlihat secara kasat mata,” tambah Reina lagi membuat Brandon dan Vyra berdecak kagum dengan pemikiran Reina.     “Karena itulah, kita harus mendiskusikan hal ini dengan yang lainnya. Brandon, sampaikan para rekan-rekan bisnis kita jika akhir pekan ini kita akan mengadakan rapat,” ucap Reina memberikan perintah.     “Baik, Nona. Saya akan melaksanakannya.”     Reina mengangguk puas dan melihat jam. Ini sudah waktunya pulang. Ternyata pekerjaannya hari ini terasa berlalu dengan cepat. Ia juga merasa puas karena sudah mendapatkan informasi yang sangat berguna dan mendapatkan sebuah ide untuk melancarkan rencana yang selama ini sudah Reina rancang. Sepertinya, hari ini Reina bisa tidur dengan cukup lelap. Reina bangkit dari duduknya dan berkata, “Sekarang, mari pulang. Aku sudah merasa lelah.”     Vyra dan Brandon tentu saja mengikuti langkah Reina untuk ke luar dan turun dari lantai tiga. Tentu saja, kusir sudah menyiapkan kereta kuda karena menghitung waktu pulang sang nona. Namun, begitu terkejut Reina saat melihat bukannya kereta kudanya yang bersiap di depan tokonya. Melainkan sebuah kereta kuda tanpa lambang keluarga yang selama ini selalu mengikutinya ke mana pun ia pergi. Sedetik kemudian pria berambut hitam dan bernetra keemasan turun dari kereta dan memasang senyum tipis pada Reina. “Selamat sore, Reina. Maafkan aku karena tidak bisa datang di waktu makan siang dan menemanimu makan siang. Aku memiliki pekerjaan yang sama sekali tidak bisa aku tinggalkan begitu saja. Tapi sebagai gantinya, kini aku datang untuk mengantarmu pulang,” ucap Archard penuh kelembutan.     Jika Vyra terlihat gemas dengan perlakuan Arhcard, Brandon terlihat terkejut dengan sikap manis Archard, maka Reina ingin sekali memukul Archard hingga koma. Agar pria ini tidak lagi muncul di hadapannya dan membuatnya merasa berdebar seperti ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN