Dengan tangan gemetar Hiro mencoba menghubungi Dalilah. Cukup fairkan kalo Hiro tanya langsung orangnya. Tapi telpon Hiro selalu terhubung mailbox sialan. Dia menyulut rokoknya lagi. Tangan yang memegangi pematik rasanya gak bener banget “Ajrit…lo anjrit” dia mengumpat pada tangannya yang gemetar karena emosi. Setelah Dalilah gak nyambung, dia mencoba menghubungi tante Lina. Gak nyambung juga. Dia inisiatip cari alamat pabrik rambut palsu di Purbalingga. Dari google maplah dia berhasil menghubungi tempat kerja Lina. Waktu itu pukul 10 pagi. Semoga Lina ada di kantor. “Selamat Pagi, Pabrik Rambut Palus Purbalingga” lembut sekali suara perempuan yang mengangkat telpon. Sayangnya perempuan itu harus di jawab ketus sama Hiro. “Bos di pabrik ini namanya ibu Lina kan ? ini saya anaknya ya