Komentar di dalam postingan itu beraneka ragam. Dan semua mengarah kepada komentar negatif yang mengatakan jika Sean itu kejam.
Berlawanan dengan bawahan Sean atau seluruh karyawan nya yang bekerja disini semua mendukung Sean tanpa Sean suruh dan memojokkan Ailane.
Mereka mengatakan jika tak salah Sean membuat Ailane menangis karena Ailane sendiri yang suka keluar masuk ruangan Sean. Mereka saja yang tak tahu jika itu adalah Sean yang memanggil nya.
'gila ya bos nya mentang-mentang kaya bisa seenak nya kaya gitu sama bawahan nya.'
'dasar manusia tidak beradab!'
'kalau aku jadi mbak nya si aku udah keluar dari tempat kerja itu.'
'mbak nya cantik, atasan nya aja yang tolol.'
Dan masih banyak komentar dari netizen yang memojokkan Sean.
Dalam hati Ailane sedikit senang karena masih ada juga ternyata yang membela nya. Memang mereka semua benar. Atasannya yang satu ini benar-benar kejam.
Ailane mengembalikan ponsel Sean saat sudah puas membaca komentar dari netizen.
"Saya tidak ingin membahas itu, saya ingin tahu kenapa kamu mengkhianati cinta saya."
Ha? Mengkhianati? Bagaimana bisa?
Sebelum Sean bersifat dingin kepada nya saja semalam nya mereka masih bermesraan di pinggir pantai. Bagaimana bisa Ailane mengkhianati Sean?
"Maksudnya?" tanya Ailane meminta sebuah penjelasan atas tuduhan Sean yang tak ia mengerti.
"Tidak usah berpura-pura tidak tahu Ailane. Jelaskan kepada saya!" tegas Sean kepada Ailane yang tak tahu apa-apa soal ini.
Ailane benar-benar tidak tahu bukan sedang berpura-pura seperti apa yang Sean katakan.
Ia kira Sean memanggil nya kesini karena ia tadi bertengkar dengan Risma. Ternyata soal lain.
Namun persoalan ini Ailane tidak mengetahui nya.
"Ailane gak tau!"
Sean kembali mengeluarkan ponsel nya lagi.
Sean menunjuk kan foto itu kepada Ailane dan membuat gadis itu juga tercengang.
Di foto itu terlihat Ailane dan juga Rayhan sedang berciuman di sebuah ruangan yang menyerupai kamar?
Astaga! Apa-apaan ini? Ia berduan bersma Rayhan di dalam kamar saja tidak pernah apalagi bermesraan seperti ini.
Dan satu lagi, Ailane tak mencium sembarang orang. Hanya Sean yang mencium nya pertama kali dan bahkan satu-satu nya orang yang berani merenggut keperawanan bibirnya.
"Ailane gak pernah ciuman kaya gini sama Rayhan." Jawab Ailane jujur.
"Kamu fikir saya bakal percaya kamu begitu aja?" Tantang Sean mengeluarkan senyuman smirk nya.
"Terserah ya om. Ailane lagi jujur, percaya atau engga itu urusan om bukan ailane. Toh yang suka disini om kan bukan Ailane? Jadi rugi di Ailane apa?" Ucap Ailane langsung membuat Sean terdiam.
Benar, sedari awal cinta Sean masih bertepuk sebelah tangan. Tak seharusnya Sean terlalu mengekang Ailane seperti layaknya seorang kekasih. Hubungan mereka saja tidak jelas.
"Yang ngirim siapa?"
"Melinda." Jawab Sean.
Ailane tertawa terbahak-bahak. "Om Sean pinter tapi kali ini kenapa bodoh banget si? Jelas-jelas itu editan nya Melinda. Dia dendam sama Ailane karena kemarin om ngebelain Ailane. Masih percaya sama Melinda?"
Sean terdiam. Benar juga apa yang dikatakan gadis itu! Bisa saja ini sebuah editan Photoshop.
Ia hanya termakan amarah nya saja yang membuat dirinya kalap dan berbuat kasar kepada Ailane kemarin.
Sebenarnya kemarin Sean tak bisa berhenti memikirkan Ailane. Apalagi gadis itu kemarin menangis karena nya. Saat itu mencari kemana perginya Ailane Sean tak menemukan nya di ruangan Ailane.
Tapi ia gengsi ingin mencari Ailane kemana. Termakan gengsi jadilah Sean menjadi seperti itu.
Kini sudah jelas, ia akan menyelidiki lagi foto itu apakah asli atau editan. Padahal ia bisa mendeteksi menggunakan komputer nya apakah itu foto asli atau hasil sebuah edit foto menggunakan Photoshop.
Tak terpikirkan oleh Sean kemarin karena pikirannya sangat kalap.
"Udah. Kalau om mau percaya Melinda terserah, yang jelas Ailane gak pernah kaya gitu sama Rayhan."
Ailane ingin segera cabut dari sini karena tak suka terus dipojokkan seperti ini dengan khasus yang berbeda.
Yang ia takutkan adalah bagaimana jika Melinda menyebar kan foto editan ini kepada semua orang dan akan banyak yang mempercayai nya?
Jelas setelah itu Ailane akan dianggap sebagai w************n yang suka bergonta-ganti pasangan. Semoga saja foto itu tidak tersebar.
"Tunggu."
Ailane menoleh, "Apa? Masih gak percaya juga?"
"Maafkan saya Ailane. Saya hanya tersulut emosi saya sesaat, saya kemarin benar-benar tidak bermaksud kasar terhadap mu,"
Sean memeluk tubuh Ailane, namun Ailane melepaskan pelukan itu.
"Ailane balik kerja dulu ya om."
Ailane bersikap seperti ini karena ia tak mau terayu oleh Sean lagi.
Ia ingin menjadi wanita yang tidak mudah terayu oleh rayuan buaya yang bisa mematikan mangsa nya kapan saja.
Ailane kembali ke ruangan nya. Namun semua teman nya sudah tak berada di sana mungkin sudah terjadi pembagian tugas saat Ailane dipanggil oleh Sean untuk pergi ke ruangan nya.
Ia melihat secarik kertas yang ditempel kan pada sebuah kulkas.
"Ailane kamu hari ini bersihin lantai empat ya kalau udah kembali dari ruangan pak Sean."
Ailane minum air putih karena haus berdebat sebentar dengan Sean tadi.
Setelah minum barulah ia mengambil peralatan kebersihan nya untuk membersihkan ruangan lantai tiga.
Selama perjalanan menuju lantai tiga lagi-lagi Ailane mendapatkan tatapan tak enak dari seseorang yang berjalan melintasi nya.
Jika hanya sebuah tatapan saja Ailane masih bisa bersabar dan bersikap bodoamat. Ia mulai mengepel lantai.
Tiba-tiba Risma lewat dan membuang sampah sembarang tepat mengenai kaki nya.
"Maaf ya, gak sengaja kena orang miskin!"
Ailane tersenyum, ia tahu Risma hanya berniat memancing emosi nya. Jika ia meladeni sifat Risma pasti tak akan ada habis nya. Pasti akan terus berlanjut dan memunculkan masalah baru yang membuat nya akan semakin pusing nanti.
Ia memungut sampah yang sengaja dibuang Risma itu dan membuang nya di tempat sampah sebalah nya.
"Mbak cantik pinter kan? Buang sampah disini ya mbak cantik, percuma dong cantik kalau bego."
Ailane meninggalkan Risma begitu saja.
Ia mendengar Risma menghentak kan kaki nya. Jika ia tadi tak segera pergi pasti Risma akan memperpanjang masalah itu lagi.