Bagian pertama

1112 Kata
Rhode Island, salah satu negara kecil yang ada di Amerika bagian timur laut tapi walaupun kecil tempat itu termasuk juga dalam kategori negara maju. Mobil Rolls Royce berhenti di depan gedung sebuah hotel mewah, kilatan kamera saling bersahutan untuk mengambil gambar terbaik dari sang aktris papan atas yang sedang tenar dalam dunia hiburan. Athena keluar dari mobil berpakaian serba hitam bahkan topeng yang menutupi sebagian wajahnya pun berwarna hitam dengan sedikit aksesoris berwarna silver. Penampilannya sangat memukau malam ini, lekuk tubuhnya seolah terbentuk sempurna. Blitz kamera semakin menggila, Athena menyapa singkat dengan melambaikan tangan pada wartawan sebelum bodyguard mengarahkan langkah Athena menuju ruang pesta di adakan. Pertama kali Athena masuk ke ruang pesta, semua orang yang ada memakai topeng sehingga tak mudah baginya mengenali orang di tempat itu. Pandangannya menyapu semua orang yang ada hingga tatapan Athena berhenti pada seorang lelaki yang juga berpakaian serba hitam dengan sebuah topeng berwarna maroon. Terlihat jelas lelaki itu melihat ke arahnya, tapi Athena tak peduli sampai lelaki yang melihatnya tadi mendekat menghampiri menawarkan segelas sampanye. “Sepertinya kau bukan dari kota Providence.” ucap lelaki itu, suaranya ringan dan nyaman di dengar. Athena menoleh dengan raut wajah penasaran akan rupa lelaki di depannya ini. “Thanks.” Athena menunjukkan sampanye yang di berikan padanya barusan. “aku dari New York, secara kebetulan saja di undang ke acara seperti ini. Semua memakai topeng, tak satu pun yang aku kenal dari mereka.” Lelaki itu tersenyum sembari meneguk sampanye miliknya, seorang waiter lewat dan gelas yang lelaki itu pegang dengan mudah di letakkan di atas nampan waiter tersebut. “Mau berdansa denganku?” ucap lelaki itu menawarkan diri. Gelas sampanye milik Athena pun di letakkan di atas meja kemudian menerima uluran tangan lelaki yang bahkan tidak ia kenal, di dunia sosialita seperti ini tak butuh saling mengenal untuk bisa dekat, relasi bisa di dapat dari mana saja bahkan jika itu orang asing sekalipun. Semua yang hadir di pesta tersebut bebas memilih pasangan masing-masing secara random, itulah alasan pesta topeng itu sendiri di lakukan dan Athena sudah mendapatkan pasangan dansanya tanpa tau nama lelaki ini. Masa bodoh mengenal namanya atau tidak, dancing with a stranger is another level in the party. Jadi apa yang terjadi di dalam acara akan dengan senang hati Athena ikuti, toh ini juga bukan kali pertama baginya berdansa dengan orang asing. Sebagian tamu yang hadir pun demikian, secara random berdansa dengan orang yang mungkin saja baru di temui di pesta tersebut, sama sepertinya dan lelaki yang tengah menari bersamanya ini. Musik mengalun mengiringi gerakan kaki yang seirama mengambil langkah dalam tarian. Rasanya begitu ringan, kebebasan Athena dapatkan secara singkat saat menari dengan orang asing yang bersamanya sekarang hingga tarian di sesi pertama selesai, keduanya memilih duduk di depan meja bar. “Gerakan tarianmu sangat bagus.” puji lelaki itu. Athena tersenyum, “Anda juga hebat, tarian tadi rasanya sangat menyenangkan.” Terlihat bibir lelaki itu membentuk senyum, “Jika kau mau kita bisa melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan dari sekedar dansa.” Athena terdiam sejenak sebelum berucap, “Mau pergi ke suatu tempat?” ucapnya menawarkan, lelaki itu tanpa pikir dua kali berdiri lebih dulu menggandeng tangan Athena untuk mengikutinya keluar dari ruang pesta. Mereka tiba di sebuah koridor, Athena waspada dengan adanya kamera cctv karena ia adalah seorang aktris yang sedang dalam masa tenar, jika namanya rusak saat tak sengaja hubungannya dengan orang asing terungkap, ini akan menjadi berita panas minggu ini. “Kau terlalu terburu-buru.” kedua tangan Athena mendorong dâdâ lelaki di depannya. Lelaki itu berhenti memojokkan Athena, “Kau memberikan persetujuan, apa aku salah?” tanya nya. “Tidak ada yang salah, cctv adalah musuh terbesarku.” “Kau terlalu banyak berpikir, Babe.” tangannya siap melepaskan topeng yang Athena pakai tapi perempuan itu memalingkan wajah. Melihat penolakan tersebut lelaki itu menarik Athena masuk ke dalam lift, mereka menuju ke lantai tujuh belas, sebuah kamar suit sebagai tempat yang lebih privasi. Tanpa pikir panjang, tubuh Athena di dorong di balik pintu yang tertutup, lelaki asing itu melepaskan topengnya lebih dulu dan saat itu Athena di buat takjub. Wajahnya perpaduan antara tampan dan cantik, tatapannya sangat dalam dengan bola mata hitamnya yang pekat. Ini kali pertama bagi Athena melihat wajah cantik dan tampan di satu tempat yang sama, sungguh menakjubkan. “Kau cantik.” tanpa sadar kalimat itu keluar dari bibirnya dan tangan membelai wajah lelaki yang namanya saja masih belum Athena ketahui. “Hei, Babe. Meskipun kau mengatakan aku cantik itu tak akan mengubah diriku yang murni sebagai lelaki, kau tau apa yang akan di lakukan wanita dan lelaki di satu kamar yang sama? Sekarang aku masih memberimu kesempatan, kau pilih bertahan di sini dengan orang asing sepertiku atau keluar sebelum sesuatu terjadi.” Athena justru mengalungkan tangan di leher lelaki tersebut, “Bukan hal baru bagiku melewati satu malam dengan lelaki asing, aku tidak akan melarikan diri dan sebagai gantinya berikan aku hal menyenangkan seperti yang kau tawarkan tadi.” ucapnya. Lelaki itu menyeringai, sialnya itu menambah ketampanan di wajahnya, ia lantas tidak menyia-nyiakan waktu lagi untuk meraup tak sabar bibir Athena. Oh sialnya kenapa bibir perempuan ini begitu manis. Pelan tangannya melepaskan tali topeng, membuang benda itu ke lantai begitu saja, saat itulah kecantikan Athena kembali membuat lelaki tersebut semakin bergáirah di buatnya, ternyata ada si cantik yang tertutup oleh topeng yang menyebalkan. Bibirnya turun ke bagian leher Athena, tangannya menyingkap gaun dengan belahan memanjang milik Athena dan membelai bagian paha perempuan itu. “Kau sangat menggairahkan, Babe. Tubuhmu membuatku dengan mudah bereaksi.” Athena sedikit kaget tubuhnya di angkat menuju tempat tidur, lelaki itu lantas melepaskan bajunya dan sebuah tatto terlihat sekilas di bagian punggungnya. “Bagaimana bisa kau memiliki perpaduan wajah tampan dan cantik sekaligus?” tanya Athena. “Itu adalah gen campuran yang aku dapatkan, tapi terima kasih kau sudah memujiku tampan hari ini. Sebagai balasannya aku tak akan mengecewakanmu saat bersamaku.” Permainan berlanjut sampai mendadak saja suara dering panggilan dari ponsel milik Athena terdengar, “Biarkan aku menerima panggilan itu lebih dulu.” ucap Athena mendorong lelaki di atasnya untuk menyingkir. “Halo Dave, kau tak perlu menjemputku. Tak perlu khawatir mengenai posisiku sekarang, besok pagi aku akan menghubungimu lagi.” panggilan belum sempat di matikan oleh Athena, ponsel itu sudah di rebut lebih dulu oleh lelaki yang bersamanya, dia mematikan panggilan dan mendekap erat Athena dari depan, menggigit bagian ceruk leher Athena sebelah kanan. “Aku sangat tidak suka sesuatu menganggu saat akan bersenang-senang.” “Hei, itu managerku. Setidaknya aku harus memberitahunya sesuatu.” sahut Athena. “Siapapun itu aku tidak peduli karena aku mau bermain denganmu, sekarang juga.” ucap lelaki tersebut sambil membawa Athena kembali di atas tempat tidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN