Dua enam

1174 Kata

Semuanya gelap, tidak ada suara yang dapat Austin dengarkan selain tubuhnya yang perlahan mulai kedinginan. Kelopak matanya terbuka, posisinya berbaring di sebuah kamar yang tidak dikenal. Terlihat senjata miliknya tergeletak begitu saja di atas meja, ada juga beberapa jenis obat serta satu gelas air mineral. Tapi lebih dari itu, sejak kapan tangannya tertancap jarum infus? Cklek. Seorang perempuan berjalan masuk membawa satu nampan berisi makanan, tersenyum ramah pada Austin. "Hello, kau sudah bangun?" ucapnya. Austin mengernyitkan kening, "Anda siapa?" tanyanya. Makanan yang perempuan itu bawa di letakkan di atas meja bersebelahan dengan senjata api milik Austin. "Kau benar-benar tidak mengingatku sama sekali rupanya, tapi lupakan saja, anak buahku tadi mengatakan jika dia melihat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN