20. Pilihan dan Keputusan

1587 Kata

Diam dan acuh itu yang terjadi antara Lay dan Kanaya. Bahkan saat kelas mulai, Kanaya memilih pindah posisi duduk dan meninggalkan Lay sendiri. Seolah keduanya telah memutuskan untuk berhenti menjalin hubungan persahabatan. Lay sendiri santai menanggapinya walau ia tetap merasa kosong saat Kanaya memilih membencinya. Entahlah, apakah ini membenci atau hanya sekedar mengabaikan. Lay terlaku bingung mengartikan jalan pikiran seorang Kanaya. “Lay!” Lay yang terlalu asyik mengilhami buku pelajaran yang ada di depannya menatap pada guru cantik yang sedang mengajar itu. Jantung Lay berdegup tidak karuan, bagaimana tidak, ia sedari tadi bukan fokus pada pelajaran walau matanya menatap ke depan. Fokusnya adalah pada pemikirannya tentang Naina. Ya, Naina dan Naina. “Lay, kamu mendengar ib

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN