selingkuh?

1224 Kata
Senin pagi pertama yang aku mulai sebagai seorang perempuan yang baru saja kehilangan Cinta Pertamanya bekerja seperti biasa, Pagiku dimulai dengan meeting dan berakhir dengan leyeh-leyeh di siang harinya. Hari ini aku tidak menghadapi satupun nasabah yang ada yang aneh semuanya normal dan tidak membuatku emosi ia mungkin juga karena semesta sudah merasa kasihan kepadaku yang telah menghabiskan 8 tahun bersama dengan calon suami orang. di saat aku sedang bersantai memeriksa dokumen-dokumen nasabah ku tiba-tiba Della Temanku dari Departemen sebelah membuka pintu ruanganku dengan sangat tergesa-gesa. " Aliyah Nanti malam lu mau join nggak? " delasi wanita yang kalau siang kerjanya jor-joran dan kalau malam kerjanya ngabisin duit di club malam party Sampai Subuh dan pagi jangan ntar lagi muncul di depanku sembari mengajakku untuk ikut party bersamanya nanti malam. " skip, nyium bau asap rokok aja gue batuk gimana mau ke klub. "jawab customer fokus dengan data nasabah dihadapanku. " yah Cupu lo! tapi ya udah deh selamat bekerja Nanti kabar-kabar aja kalau udah mau join party bye gue balik dulu. "ucap Della sembari menutup kembali pintu ruanganku pasti saat ini dia sedang banyak waktu luang apalagi semenjak bosnya sudah berubah. tidak berselang lama setelah Della keluar dari ruangan ku tiba-tiba seseorang kembali membuka pintu ruangan tersebut Lalu memanggil namaku, aku segera berbalik menatap pintu dengan Tatapan yang bisa dibilang tatapan kosong. disana ada Dean yang sedang berdiri sembari memasang wajah cemberut nya menatapku, aku masih mematung di tempatku hingga Dean berjalan ke arahku sembari menyimpan segelas kopi dingin di mejaku. " kemarin lu Kok cepet banget sih baliknya? mana sampai apartemen lu nggak ngabarin gue lagi. gue cari-cari in ke rumah kata nyokap bokap, lo nya udah pulang, Kenapa nggak ngabarin gue sih?" ucap Dean sembari menatapku dengan tatapan yang sangat kesal. aku menghela napas ingin sekali memberitahunya bahwa aku tidak nyaman berada di sana Apalagi sembari melihat dirinya bermesraan dengan wanita lain selain diriku, Aku tahu perasaan ini adalah perasaan yang sangat salah namun mau ku apakan? aku juga sudah berusaha keras untuk menghindari Dean namun aku sama sekali tidak bisa melakukan itu semua. semakin aku menghindari Dean maka semakin pula aku merasa bahwa aku semakin Mencintainya. lucu bukan? " ya lagian gue juga buru-buru pulang soalnya nggak tahu deh diajakin Gellar makan es krim di McD, terus habis itu Ibu Widya nelpon gue nyuruh ngerjain sesuatu buat hari ini terus habis itu Yaudah gue balik aja ke apartemen Lagian masa gue mau gangguin elu sih yang lagi berbunga-bunga gitu sama Lulu." Jawab ku dengan jujur. mendengar kata 'Gellar' yang keluar dari mulutku, ekspresi Dean semakin aneh, Dia kemudian mendekat kepada-ku lalu menatap mataku lekat-lekat. "Lo sejak kapan kenal sama Gellar?" tanyanya dengan nada yang terdengar sangat serius. aku menjauhkan wajahku dari Dirinya takut takut tiba-tiba ada orang yang masuk ke dalam ruanganku lalu melihat kami dan malah berpikir macam-macam. " ya sejak kemarin lah, Emang kenapa sih? biasa aja kali mukanya" jawab ku. " ya kenapa harus kenalan sama dia? Dari sekian banyaknya tamu Kenapa lu harus kenalan sama dia?" " Dari sekian banyaknya orang Kenapa lu harus ngelarang gua buat kenal sama dia? emang kenapa? dia baik kok Dia juga sopan lagian gue kenal sama dia cuma pengen temenan aja, lu dari kemarin-kemarin ngelarang gua mulu buat kenalan sama dia Emang ada apa? lu tuh cuma ngelarang tapi nggak ngasih tahu alasannya apa." jawab ku sembari membalas tatapan Dean dengan Tatapan yang sangat kesal. dulu dulu Memang aku sangat senang jika Dean melarangku ini itu apalagi sampai berdekatan dengan laki-laki lain Entahlah itu aneh menurut orang lain namun itu sangat menyenangkan untukku, Dean terkesan posesif dan tidak ingin kehilangan ku jadi sejak dulu aku biasa-biasa saja kalau Dian melarang ini itu. Tapi semenjak Lean memutuskan untuk menikah dengan luluh aku malah jadi merasa aneh Kalau Dean masih melarang melarangku untuk dekat dengan orang lain ya menurutku Kenapa harus melarang? lu udah punya kehidupan sendiri dan masa gue nggak? " ya nanti lo bakal tau sendiri deh Tapi jangan sama dia, lu bisa kenal sama orang lain lu bisa bergaul sama orang lain tapi jangan dia." ucap Dean sembari menatapku dengan Tatapan yang sangat serius. Aku kemudian menghela nafas lalu setelahnya memalingkan tubuhku dari arah Dean, berbicara dengannya saat ini justru semakin membuat hatiku merasa sakit sendiri Karena setiap kali melihat Dean aku juga selalu mengingat Lulu, membayangkan dengan sebentar lagi akan menjadi milik orang justru membuatku merasa enggan untuk menatapnya. " Lu sadar nggak sih kalau lu itu egois? dulu Gue mungkin masih bisa mentoleransi kalau misalnya lu ngelarang Gue deket deket sama orang lain, gue mentoleransi siapa tahu lu takut gue enggak bisa diajak main lagi kayak kemarin-kemarin. tapi sekarang kondisinya kan udah beda sekarang udah mau nikah dan udah punya calon istri, Seharusnya lu udah bisa ngurangin porsi lo Mau ngatur ngatur gue deh soalnya kalau misalnya lu lu tahu lo kayak gini gimana Jadi dia? dia bakal sakit hati loh kalau tahu calon suaminya masih ngatur-ngatur perempuan lain. gue nggak risih kalau diginiin sama lo cuma ya rasanya aneh aja." ucapku kemudian berdiri meninggalkan Dean sendirian di ruanganku. Aku tidak ingin berlama-lama di satu ruangan yang sama dengan Dean lagi karena Aku tidak mau menyakiti diriku sendiri. Aku berjalan santai ke luar ruangan, berjalan menuju kafetaria yang terletak di lantai bawah hanya untuk meminum segelas kopi. Aku sedang tidak mau membuat kopi di pantry kantor karena aku tahu Dean pasti akan menyusul ke sana. hari itu kafetaria sedang sepi-sepi nya mungkin karena masih jam kerja dan orang-orang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. kafetaria ini adalah kafetaria yang lama, memang sudah sewajarnya jika sepi karena orang-orang biasanya akan membeli makanan atau minuman nya di kafetaria yang baru yang berada di dekat lobby kantor. namun kalau misalnya Aku tidak ingin diganggu Biasanya aku akan ke kafetaria yang ini karena tidak terlalu banyak orang-orang. setelah memesan segelas kopi, mataku menyusuri seisi kafetaria tersebut mencari tempat yang enak untuk bisa duduk dan bersantai sejenak menghilangkan stres yang sudah mengganggu pikiran selama beberapa bulan belakangan ini. Baru saja aku hendak melangkah ke tempat duduk Pilihanku, sudut mataku menangkap Lulu sedang duduk bersama pria lain yang aku juga tidak tahu bahwa siapa pria itu namun dari seragam kerjanya aku tahu bahwa pria tersebut tidak bekerja di kantor yang sama dengan kami. Aku kemudian menatap Lulu agak sedikit lama karena tujuanku Aku ingin dia sadar bahwa aku berdiri di dekatnya namun lama aku menatapnya dia tidak kunjung sadar bahwa aku sedang berada di dekatnya. rasa penasaranku tiba-tiba muncul begitu saja ketika melihat Lulu duduk bersama dengan pria lain selain Dean entahlah mungkin di dalam diriku masih ada perasaan ingin mencari kesalahan lulu jadi aku diam di sana menunggu mereka hanya untuk tahu bahwa Siapa laki-laki yang sedang bersama Lulu saat ini , karena menurut cukup aneh jika memang dulu sedang bersama dengan temannya saat ini, Kenapa harus bertemu di kafetaria belakang jika hanya bertemu dengan teman? padahal bisa di cafeteria depan juga, apalagi sekarang yang kantor sedang sibuk-sibuknya pasti kafetaria di depan juga masih kosong. tidak lama setelah aku duduk di sana tiba-tiba pria itu berdiri pamit kepada Lulu dan yang membuatku kaget adalah, pria itu pamit kepada lulu dengan sebuah ciuman di pipinya. tidak ciumannya bukan sekedar cipika-cipiki tetapi Cium Yang betul-betul cium.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN