Arshaka telah melamarku kemarin di Bangkok dan aku menerimanya. Akan tetapi, aku belum memutuskan waktu untuk pernikahan kami. Aku bicara dengan papa terlebih dahulu sebelum memutuskannya. Begitu tiba di rumah dan berbicara dengan papa, beliau malah memintaku untuk menerima ajakan Arshaka untuk segera menikah. Arshaka memang menyampaikan niatnya padaku jika ingin segera menikahiku. Namun, dia tetap mendukungku untuk berbisnis. Meski nanti telah menikah, Arshaka membiarkanku untuk mengembangkan bisnis. "Aku nggak mau ninggalin papa sendiri. Kalau udah menikah, otomatis aku harus ikut suamiku, Pa." "Kamu masih bisa mengunjungi papa. Nggak mungkin Shaka ngelarang kamu untuk mengunjungi papa, 'kan?" "Pa, salah satu alasan aku berhenti kerja itu karena papa juga. Cuma nggak nyangka aja kalau