Semilir angin yang masuk lewat celah-celah jendela kamar seolah menerpa lembut permukaan kulit Almira yang sedikit terbuka. Gelenyar-gelenyar hangat mulai timbul ketika telapak tangan Sandi mengelus pipi sambil menatapnya penuh damba. Bukan sekali ini saja suaminya itu bersikap demikian, namun tak sekali pun hal itu dia lanjutkan lantaran bayangan mantan kekasihnya selalu hadir di tengah-tengah kebersamaan mereka. Tatapan mata Sandi meski di bawah cahaya temaram lampu kamar, seolah menyeret Almira tenggelam ke dalam pesonanya yang tiada dua. Paras rupawan Sandi begitu menghipnotis Almira yang sebentar lagi berada di bawah kendali lelaki itu. Akan tetapi, Almira sekuat mungkin menahan. Menahan dorongan hasrat yang kerap kali timbul apabila Sandi menyentuhnya. Almira hanya tidak mau jika s