Lembar Ketigabelas

1121 Kata
Setelah selesai menunaikan sholat subuh, Laeli segera melepas mukena dan melipatnya, setelah itu ia buru-buru mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering ketika ia sedang sholat. “Halo assalamualaikum Mbak.” ucap Laeli mengangkat panggilan dari kakaknya yang kini sudah berbeda tempat tinggal dengannya. “Halo waalaikumsalam Dek, baru bangun?” tanya Agni. “Engga Mbak udah bangun dari tadi, Mbak Agni mau ngomong sama Ibu?” Laeli bertanya kepada kakaknya karena ia sudah tau maksud kakaknya menelepon dirinya. “Iya boeh Dek, aku mau ngomong sama Ibu sebentar.” ucap Agni. Laeli keluar dari kamarnya dan pergi menuju dapur dimana ibunya kini sedang memasak untuk sarapan. “Bu, ini Mbak Agni nelpon.” ujar Laeli sambil menyerahkan ponselnya ke arah ibunya. Yuni menghentikan aktivitasnya yang sedang memotong-motong sayuran agar bisa menelepon. “Halo Ni, ini Ibu.” ucap Yuni. “Halo iya Ibu, Agni udah sampe di Jakarta kemarin siang, maaf ya Bu Agni baru ngabarin Ibu sekarang.” ujar Agni. “Iya kamu kenapa kemarin kok nggak bisa dihubungin? Kan Ibu jadi khawatir.” balas Yuni menanyakan perihal mengapa anaknya kemarin tidak bisa ia hubungi hingga membuat dirinya khawatir di rumah. “Hehe iya Bu kemaren hp ku mati karena baterainya habis, jadi baru bisa ngabarin sekarang.” jawab Agni menjelaskan mengapa dirinya tidak bisa mengabari ibunya kemarin. “Iya nggak papa, yang penting kan sekarang kamu udah ngabarin Ibu, gimana Jakarta Ni? Bagus ya?” tanya Yuni kepada anaknya karena jujur saja ia belum pernah menginjakkan kakinya di Jakarta. “Iya Bu, bagus banyak gedung-gedung tinggi yang keren-keren.” jawab Agni. “Ibu jadi pengen ke sana.” ucap Yuni yang ingin pergi ke Jakarta. “Iya nanti kalau sempat Agni ajak ke sini ya Bu.” balas Agni. “Oh iya Bu, telponnya Agni matiin dulu ya Bu karena Agni mau kerja dulu nanti kalau udah senggang Agni telepon lagi.” ucap Agni meminta untuk menyudahi panggilannya karena ia harus mulai bekerja pagi ini untuk menyiapkan sarapan. “Iya Ni, ya udah kamu semangat kerjanya ya.” ucap Yuni menyudahi percakapannya dengan Agni. “Iya Bu, Ibu jangan kecapekkan ya di rumah.” Agni menutup panggilannya karena dirinya sudah harus mulai bekerja di pagi hari ini. Kegiatan awalnya hari ini yaitu membeli berbagai sayuran, buah, dan bahan-bahan masakan lainnya karena beberapa diantaranya sudah menipis. “Permisi Ibu, saya ijin ke pasar dulu ya Bu mau belanja sayuran sama yang lainnya.” ucap Agni berpamitan kepada Ratih. “Sendirian ke pasarnya?” tanya Ratih. “Iya Bu, nanti naik ojek di depan komplek.” jawab Agni. “Gue anter aja.” Tiba-tiba saja Cakra datang dan menyahut ucapan Agni sambil berjalan menghampiri dirinya. “Ah iya bener dianter sama Arya aja.” ucap Ratih membenarkan ucapan Arya. “Nggak usah repot-repot Mas, saya bisa kesana sendiri kok hehehe.” balas Agni menolak tawaran Arya secara halus karena tidak ingin merepotkan Arya jika harus menemaninya ke pasar. “Nggak repot kok gue mau ke minimarket sekalian.” ujar Arya sama sekali tidak keberatan untuk mengantarkan Agni ke pasar. “Ya sudah kalau gitu terimakasih ya Mas.” Agni akhirnya mengalah dan mengiyakan tawaran Arya untuk mengantarkannya ke pasar karena ia tak ingin meperpanjang obrolan agar tidak kesiangan nanti sampai di pasarnya. “Oke lo nunggu di luar dulu, gue mau ngambil kunci mobil di kamar.” Arya meninggalkan Agni dan pergi ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil. “Kalau gitu saya keluar dulu ya Bu.” Agni berpamitan kepada Ratih. “Iya hati-hati ya, kalau kamu masih bingung sama tempat-tempat jualannya, minta temenin Arya aja ke dalam pasar.” ucap Ratih agar Agni tidak bingung saat di pasar karena sebelumnya Agni belum pernah ke pasar yang di Jakarta. “Iya Bu, saya pamit dulu ya Bu.” ucap Agni lalu pergi keluar rumah menunggu Arya yang sedang mengambil kunci mobilnya. Tak butuh waktu lama untuk Agni menunggu Arya mengambil kunci mobilnya. "Kita ke pasar naik mobil Mas?" tanya Agni dengan nada polosnya. "Ya iya, emang mau naik apa?" tanya Arya bingung dengan maksud Agni, apa dirinya salah mengantarkan Agni menggunakan mobil. "Hehe nggak papa kok Mas, biasanya saya kan kalau ke pasar naik angkot atau ojek." balas Agni melihat Arya akan mengantarkan diriya ke pasar menggunakan mobil sebagus ini. "Sama aja, angkot kan juga mobil heheh, ya udah ayo masuk keburu siang." Arya mengajak Agni untuk buru-buru masuk ke dalam mobil agar tidak kesiangan sampai di pasar, sehingga banyak bahan makanan segar yang bisa Agni dapatkan. Di dalam mobil mereka berdua lebih banyak menikmati perjalanan satu sama lain walaupun memang sesekali Arya mengajak Agni berbicara, mungkin juga karena Agni dan Arya baru kenal jadi belum begitu akrab antara satu sama lain. "Lo udah bawa catetan apa aja bahan-bahan yang mau dibeli?" tanya Arya basa-basi agar tidak hening di dalam mobil. "Sudah Mas, tadi juga ada beberapa tambahan dari Bi Jum buat persediaan di rumah." ujar Agni sambil tangannya menggenggam sebuah kertas yang berisi list bahan yang akan ia beli. Arya menganggukkan kepalanya sambil matanya tetap fokus mengarah ke depan jalanan, kebetulan juga pagi ini jalanan belum begitu ramai, jadi mereka berdua bisa lebih cepat sampai ke pasar. Arya memarkirikan mobilnya di depan minimarket yang letaknya berada di seberang pasar, ia sengaja memarkirkan mobil di situ agar tidak menimbulkan kemacetan apabila dirinya memarkirkan mobil tepat di depan pasar. "Lo mau gue temenin ke dalem atau mau ke dalem sendirian?" Arya menanyakan kepada Agni apakah ingin ditemani ke dalam pasar atau tidak. "Nggak usah repot-repot Mas, saya sendirian aja ke pasarnya." jawab Agni menolak dengan sopan. "Oke kalau gitu gue tunggu di sini aja ya." ucap Arya. "Iya Mas, kalau gitu saya ke dalam dulu ya Mas." balas Agni kemudian Arya segera mengangguk mengiyakan ucapan Agni barusan. Agni membuka pintu mobil Arya dan segera keluar dari mobil tersebut. Beberapa saat setelah Agni keluar, tiba-tiba saja Arya menyusul Agni keluar entah apa alasannya. "Ada apa Mas kok ikut keluar dari mobil?" tanya Agni. "Gue mau nemenin lo aja, lo kan baru pertama kali ke pasar ini takutnya nanti kesusahan nyari letaknya dimana aja, biar lo nggak nyasar juga hahaha." ucap Arya yang akhirnya memilih untuk menemani Agni ke dalam pasar agar Agni tidak kesusahan saat berada di dalam pasar. "Ya sudah terserah Mas Arya saja." balas Agni sembari terkekeh pelan. "Ya udah ayok." Arya segera mengajak Agni untuk melangkahkan kaki menyeberang menuju pasar. Saat di dalam pasar, Agni terlihat tampak fokus dengan kertas yang ia genggam berisi list bahan-bahan makanan yang akan ia beli. Sedangkan Arya memilih mengikuti Agni sambil sesekali memberitahu tempat-tempat penjual yang biasanya ibunya dan Bi Jum beli. Arya memang lumayan hapal dengan denah-denah pasar di sini karena dirinya sering sekali menemani Bi Jum ataupun Ibunya ketika pergi ke pasar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN