P.22 Forget Anything

1175 Kata
Reno tak bisa bergerak, seluruh badannya kaku dan matanya tetap memandang di satu titik yang sama. Gladis. Terpampang dengan jelas bagaimana lelaki itu memeluk Gladis dan mencium pipi wanitanya itu. “Apa ini yang menyebabkan kamu tidak pernah melihatku lagi,” lirih Reno pilu. “Dan inikah yang membuatmu menyembunyikan segalanya dariku?” gumam Reno masih diam tak bergerak. Meskipun ada keinginan untuk berlari dan bertanya kepadanya, tapi kakinya tak sanggup menuruti egonya. “Secepat ini kamu benar-benar melupakanku,” kata Reno pelan yang tanpa sadar air matanya menetes. “Astaga sesakit ini rasanya ditinggalkan dan melihat orang yang kita cintai bermesraan dengan orang lain,” monolog Reno. Ada beberapa tetesan air mata yang keluar dari matanya, dia berusaha secepat kilat untuk menghapusnya dan tak lama kemudian ada seseorang yang menepuk pundaknya. Reno menoleh tapi dia tak bisa tersenyum. “Chrys,” lirih Reno dan wanita itu tersenyum samar. Karena dia melihat banyaknya perubahan ekspresi pada Reno dibandingkan semalam mereka bertemu. “Are you okay?” tanya Chrys dan sontak saja Reno menggeleng. Perlahan Reno menggerakkan kakinya dan entah kenapa dia jadi lemas lalu hilang keseimbangan. Chrys yang melihat hal itu langsung memeluk Reno erat dan entah sejak kapan air mata itu keluar lagi. Chrys bisa merasakan pundaknya basah dan itu membuatnya diam tak bisa bergerak. Gladis yang berhasil melepaskan diri dari belenggu Liam mengedarkan padangannya untuk mencari kehadiran Reno. Kejadian pahit bahkan lebih pahit dari sebelumnya dia harus melihat dia memeluk wanita lain yang jelas sekali dia ketahui orang itu. “Chrys,” lirih Gladis. Tapi kemudian dia mendesah kesal dan mendengkus, “Bodohnya kau Gladis, kau pikir tadi dia kemari melihatmu atau mencarimu, dia kemari mencari Chrys dan lihatlah mereka berdua,” isak Gladis tanpa dia sadari jika masih ada Liam di sana. “Glad,” panggil Liam membut Gladis menghapus air matanya cepat dan menggandeng Liam pergi dari sana. “Ayo kita pergi dari sini sebelum aku terkena badai dan bad mood,” ucap Gladis tak dimengerti oleh Liam. Tapi sekilas dia melirik ke arah pandang Gladis sebelumnya dan dia melihat ada sepasang kekasih sedang berpelukan. “Wajah pria itu nampk tidak asing, tapi aku lupa pernah melihatnya dimana,” gumam Liam yang langsung memorinya buyar karena Gladis menariknya kuat untuk segera pergi dari sana. Chrys yang semakin tak kuat menahan tubuh Reno langsung meminta Reno untuk duduk. Reno langsung tersadar jika dia memeluk wanita lain langsung melepaskan diri. Dan berusaha berjalan seorang diri. Akhirnya mereka berdua duduk di kursi taman dekat mereka berdiri. Chrys menyodorkan air mineral yang dia bawa dan Reno tanpa pikir panjang langsung menghabiskan semuanya tanpa sisa. “Jadi kamu tadi lemas karena kehausan?” sindir Chrys yang langsung membuat Reno sadar dan tertawa pelan. “Mungkin,” jawab Reno singkat. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Chrys lagi membuat Reno memandang wanita itu. “Tidak ada apa-apa,” ucap Reno masih menutupinya. Sampai akhirnya ucapan Chrys membuatnya mati kutu. “Lalu kenapa kamu menangis memandang Gladis dan mungkin cowok barunya,” ucap Chrys yang membuat Reno membulatkan matanya. “Kamu kenal sama Gladis?” tanya Reno balik dan Chrys mengangguk. “Apa dia wanita yang kamu cari sampai harus meminta jadwal kuliahku?” ledek Chrys dan wanita itu berharap Reno menggeleng, tapi sayangnya Reno mengangguk. “Ada apa dengan kalian?” tanya Chrys makin penasaran tapi ada rasa tidak suka juga di sana. Reno memandang Chrys cukup lama sampai suara Chrys membuyarkan lamunannya. “Jika tidak ingin cerita tidak masalah, yang penting kamu tidak terlihat terpuruk seperti tadi. Come on, kamu ini pria banyak wanita yang ingin menjadi pengganti Gladis, kenapa kamu harus meratapi Gladis yang sudah jelas meninggalkanmu,” jelas Chrys. Reno yang mendadak tak suka mendengar ucapan Chrys langsung berdiri dan menatap tajam Chrys. “Jangan sok tahu kamu, bagaimana kamu bisa menyimpulkan kalau Gladis meninggalkanku,” seru Reno. “Lalu apa istilahnya di saat kamu melihat Gladis dengan pria lain seharusnya kamu mencegahnya dan berantem dengan lelaki itu jika memang Gladis masih kekasihmu, tapi kenyataannya apa? Kamu diam saja bukan? Bukankah itu jadi pertanda kalau kalian memang tidak akur sebelumnya,” tegas Chrys membuat Reno langsung meluruh di lantai. “Aku masih ingin dia kembali padaku, tapi entahlah mungkin dia sudah melupakanku padahal kami berpisah baru beberapa bulan belum sampai setahun,” lirih Reno yang jujur saja menimbulkan denyut nyeri pada diri Chrys. “Mana ponselmu?” tanya Chrys membuat Reno bingung. “Buat apa?” tanya Reno balik. “Save nomorku, biar aku bisa kasish tahu kamu siapa lelaki yang tadi bersama dengan Gladis,” bantu Chrys tapi Reno langsung menggeleng. “Yakin?” tanya Chrys sekali lagi. Reno mengangguk mantap tak berpikir ulang. “Okay jika kamu maunya begitu, tapi aku agak penasaran sih, kira-kira Gladis masih sayang sama kamu apa enggak ya, kok kayanya dia tadi sempat liat ke arah kita yang berpelukan juga,” kompor Chrys. Reno langsung bangun dan mendekat kepada Chrys. “Jangan bohong kamu, seriusan dia lihat kita berpelukan,” tanya Reno tak sabar. “Kan aku tadi bilang masih mungkin, makanya kasih aku nomor kamu biar aku bisa laporan ke kamu, gimana? Tawaranku menarik bukan?” pinta Chrys. Reno masih diam tampak berpikir, tapi tak lama kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan menyodorkannya kepada Chrys. Mereka berdua saling bertukar nomor telepon. Setelah itu terdengar dering ponsel milik Reno. Pria itu melihat nama Loka ada di sana. “Ada apa Ka?” tanya Reno berusaha menetralkan suaranya. Tapi karena Loka sudah hafal tabiat tuannya itu akhirnya tak bisa menyembunyikan penasarannya. “Bos kenapa? Baik-baiks saja kan?” tanya Loka sok khawatir. Reno yang mendengarnya langsung berdecak keras. “Ga usah sok perhatian, ada apa kamu nelpon, awas aja kalau ga penting,” seru Reno membuat Loka menelan ludahnya pahit. “Ada kabar duka Bos,” jeda Loka membuat Reno memasang perhatian penuh dan mendengarkan Loka. “Siapa yang meninggal?” tanya Reno lirih dan didengar oleh Chrys yang ikut menaruh perhatian. “Nona Nima meninggal dunia Bos,” ucap Loka membuat Reno langsung berdiri dan diam. “Kejadiannya barusan di Paris dan sekarang Tuan Rasyid menyusul ke sana,” ucap Loka dan tanpa mengucap sepatah kata apapun Reno langsung mematikan ponselnya. Reno yang hendak beranjak dari sana teringat jika ada Chrys di sampingnya. Dia kembali mendekati Chrys dan menggenggam tangannya membuat wanita itu kaget. “Jangan katakan semua yang kamu tahu tentang perasaan Gladis kepadaku, simpan ssaja semuanya sendiri, cukup beri tahu aku jika dia mengalami kebahagiaan dan kesulitan tanpa melihat apa yang dia rasakan kepadaku.” Reno langsung menggeleng setelah mengatakan itu. “Bukan, bukan seperti itu, jangan katakan apapun tentang Gladis jika aku tidak menanyakannya. Jadi tolong jagalah dia untukku,” pinta Reno. “Kamu mau kemana?” tanya Chrys bingung. “Aku harus kembali ke Indonesia, seseorang membutuhkan bantuanku dan mungkin ini akan memakan waktu yang sangat lama,” ucap Reno. “Thank you for your helping, bye,” pamit Reno langsung pergi dan tak memberikan Chrys kesempatan bicara. "Dia mengucapkan selamat tinggal tanpa tahu apa yang kurasakan dan kenapa aku mau membantunya." *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN