Hanna meletakan gelas kosong di atas meja. Perlahan ia duduk di samping Rendi yang sudah tertidur, sangking khawatir terhadap anaknya Hanna tidak memperdulikan rasa nyeri di bokongnya dan juga kaki yang merasa sakit, bahkan rok panjangnya pun belum di ganti akibat kotor karena lumpur. ''anak ummah sayang...'' gumam Hanna. Sebaiknya dirinya mebgganti pakaian dan memasak sebelum anaknya terbangun dalam keadaan lapar. ***** Peninjauan pun selesai, Rendra sudah melihat dan mendengar pendapat masyarakat setempat. Mereka setuju jika tanah yang biasa di jadikan pembakaran itu di jadikan pabrik untuk pengolahan teh. ''saya mewakili masyarakat sini, setuju pak apalabila tanah pembakaran itu di jadikan pabrik agar bisa menjadi wadah bagi para pekerja baru dan bermanfaat...'' kata pak Sugo.