13. Ancaman Jia Li

1126 Kata
Perjalanan selama 3 jam 39 menit yang ditempuh menggunakan mobil menghantarkan rombongan David pada ibu kota Hainan- Haikou. Kota cantik ini akan menjadi lokasi syuting mereka selama beberapa hari. Pria blesteran itu akhirnya bisa syuting di kota movie town Haikou yang merupakan kota buatan di Hainan. Namun ia harus bersabar untuk bisa syuting di tempat itu. David menoleh ke samping, dengkuran halus keluar dari bibir Mayleen. Sayang sekali gadis itu melewatkan waktu melihat pemandangan indah sepanjang kota. Mayleen tidur pulas. David menarik kepala gadis itu untuk bersandar pada bahunya. Perjalanan ini sebentar lagi berakhir dan mereka bisa beristirahat sejenak sebelum syuting di mulai. Welcome to Haikou David menyambut dirinya sendiri saat pertama kali menginjakkan kaki di ibu kota. Sudah lama ia tidak menginjakkan kaki di Haikou sejak kepergiannya ke Amerika. Kini ia bisa kembali ke kota yang terletak  diujung utara pulau Hainan.  Disepanjang jalan kota Haikou ditumbuhi pohon kelapa di sisinya, tidak heran jika Haikou dikenal sebagai  Kota Kelapa. David  merentangkan tangannya, mata terpejam menghadap langit. Udara di Haiko membuatnya tenang. David membuka matanya ketika merasakan sesuatu. Pria itu menunduk melihat Mayleen yang duduk sambil memeluk kakinya. Gadis itu masih mengantuk. David mencoba menarik kakinya tapi sayang Mayleen memeluknya begitu erat hingga membuat David tidak bisa bergerak. “Yak! Bangun Mayleen,” ujar David mengguncangkan tubuh kurus itu. “Hmm…” Hanya gumaman yang keluar dari bibir Mayleen. David mendesis, bisa-bisanya gadis itu tidur di saat seperti ini. bahkan kini mereka menjadi tontonan banyak orang. Termasuk Sean dan Jia Li yang selalu memperhatikan mereka.  “Sepertinya kau memiliki saingan yang tidak berkelas,” celetuk Sean yang berdiri di samping Jia Li. Perempuan itu tersenyum kecut. Mayleen bukan apa-apa baginya. Gadis itu hanya parasite yang menempel di hidup David. Gadis aneh dan misterius itu hanya beruntung David menjadikannya assisten yang membuat ia bisa dekat dengan David. Sebelum mereka berangkat ke Haikou, David memperkenalkan Mayleen pada semua kru sebagai assistennya. Meski jengkel dengan pemberitahuan itu tapi Jia Li tetap berpura-pura untuk menerima dan bahkan berteman dengan Mayleen. “Gadis itu tidak sebanding denganku. Aku yakin David tidak akan memilih gadis kampungan seperti Mayleen,” ujar Jia Li penuh keangkuhan. “Benarkah? Tapi kenapa David sampai saat ini belum bertekuk lutut padamu? Sepertinya ada kesalahan,” sahut Sean sebelum pergi meninggalkan Jia Li yang cemburu. Tidak. David tidak akan mencintai Mayleen, batinnya. *** Mata Mayleen berbinar-binar saat melihat aneka hidangan tersaji di depan matanya. Makanan lezat tersaji di atas meja. Saat ini para kru sedang makan siang di sebuah restaurant. Perjalanan yang melelahkan membuat mereka harus mengisi perut sebelum memulai syuting. Mayleen mengulurkan tangannya untuk meraih sepotong cake, namun David dengan cepat memukul tangannya. Mayleen menatap David  kesal, tapi ia tidak berhenti. Mayleen menjulurkan tangan kirinya untuk mengambil buah berwarna merah dan lagi-lagi David memukul tangannya. Kesal karena pria itu terus melarangnya membuat Mayleen pindah tempat duduk ke sisi Jia Li. “Bolehkah aku duduk di sampingmu?” tanya Mayleen ramah. Jia Li mengangguk dan tersenyum tipis. Kini gadis itu duduk tepat di depan David. Mayleen  menjulurkan lidahnya untuk meledek David, gadis itu pikir ia tidak bisa melarang dirinya untuk mengambil makanan sesuka hati tapi dugaan gadis itu salah. Setiap kali Mayleen ingin mengambil makanan David selalu memukul tangannya dengan sumpit. Mayleen menyerah, kali ini David bisa tersenyum senang bisa membuat gadis itu diam. Mayleen dan David saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain. Tatapan mereka teralihkan ketika Sean bergabung di meja makan. Pria asli Hongkong itu duduk di samping Mayleen. Jantung gadis itu berdebar kencang ketika Sean menatapnya. Mayleen menantap Sean dengan malu-malu membuat David jengkel. Maksud hati ingin menendang kaki Mayleen, pria itu malah menendang kaki Jia Li. “Aww, sakit,” rintih wanita cantic dan sexy itu. Jeritan Jia Li membuat semua orang menatapnya penuh Tanya.  “Maaf aku tidak sengaja,” ujar David khawatir. Pasalnya pria itu menendang cukup kuat bermaksud memberi pelajaran pada  si putri duyung. Mayleen mengulum senyumnya meledek, sekarang David yang membuat gaduh. Para kru memerhatikan David dan Jia Li. Tidak jarang mereka menggoda mantan pasangan itu. David hanya tersenyum mendengar lontaran guyonan padanya. “Sepertinya Haikou akan menjadi sejarah cinta yang akan bersemi,” goda salah satu pria yang mengenakan topi hitam. “Bukankah kita harus merayakannya?” seorang perempuan bertubuh sedikit berisi ikut memberikan guyonan. “Setuju, kita harus membuat pesta.” Suara tawa terdengar setelahnya. David hanya bisa tersenyum kaku mendengar celotehan yang membuat perutnya geli. Sedngkan Jia Li hanya tersenyum malu dengan pipi yang merona. Para kru sangat bersemangat memberikan pertanyaan yang menjebak pada David, meski pria itu hanya menanggapi sedikit gurauan itu sebagai rasa hormat dan sopan santun semata. Pria itu pikir guyonan-guyonan itu akan berakhir di meja makan, namun pikirannya salah sampai persiapan syuting pun masih ada yang menggodanya. “Bisakah mereka berhenti mengatakan hal menjijikan itu?” kesal David. Wajah pria itu tertekuk dan kusut seperti pakaian yang belum di setrika. “Jangan dipikirkan nanti saja mereka diam.” Manager Li menenangkan David yang sedang kesal. Suasana hati yang buruk bisa membuat syuting mereka berantakan. Manager Li mengedipkan matanya pada Mayleen dan menunjuk David dengan dagunnya. Mayleen mengernyitkan dahinya tidak mengerti. Jia Li yang kesal pun pura-pura menumpahkan minumannya pada Mayleen. “Oops, maaf aku tidak sengaja,” ujarnya pura-pura merasa bersalah. “Tidak masalah.” “Aku akan membantumu membersihakan di toilet.” Belum sempat Mayleen menjawab Jia Li langsung menyeret tangannya. Mayleen menurut saat Jia Li menariknya masuk ke sebuah toilet. Jia Li mendorong Mayleen masuk ke salah satu bilik toilet. “Kau tahu bagaimana cara membersihkannya?” Mayleen menggeleg, noda itu membuat pakaiannya kotor. Jia Li tersenyum, diliriknya selang air yang ada di samping closet. “Begini caraku membersihkannya.” Jia Li menyemprotkan air ke tubuh Mayleen tidak peduli jika sekujur tubuh gadis itu basah. “Hentikan,” ujar Mayleen sambil menghalau air yang disemprot ke wajahnya. Jia Li menghentikan aksinya. Ia memandang Mayleen puas. Rambut lepek dan basah membuat penampilan Mayleen kacau. “Lihat, nodanya sudah hilang,” ujar Jia Li memperlihatkan noda pakaian yang sudah memudar. “Kenapa kau lakukan ini padaku?” Mata Mayleen berkaca-kaca,tidak seharunya Jia Li memperlakukannya dengan kasar. Kenapa  gadis itu tiba-tiba  memperlakukannya dengan sangat kejam? Jia Li terlihat sangat baik tapi sekarang Jia Li menjelma menjadi gadis jahat.  “Itu karena kau berani mendekati David.” Jia Li mencengkram pipi Mayleen. “Aku tidak segan-segan melakukan hal yang lebih parah dari ini.” Jia Li melepas cengkraman tatapannya tidak pernah lepas dari Mayleen. “Jika kau berani mengadu pada David, aku akan menghabisimu,” ancamnya. Jia Li pergi begitu saja meninggalkan Mayleen yang kini terduduk di lantai toilet. Gadis itu menangis, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan . Pakaiannya basah dan Mayleen tidak bisa keluar dengan pakaian seperti itu.David akan menaruh curiga padanya. Mayleen merasakan kakinya mati rasa, perlahan ekor birunya muncul. “Kenapa menucul sekarang?” gumamnya khawatir. Mayleen berusaha mengeringkan ekornya berharap ekornya bisa berubah dengan cepat menjadi sepasang kaki.  Derit pintu  toilet terdengar jelas membuat jantung Mayleen berdegup kencang.  "Bagaimana jika ada yang melihatku?" gumam Mayleen dengan wajah pucat. Tangan Mayleen gemetar sambil meremas kuat kaosnya. Bilik kamar mandi tempat Mayleen berada terbuka  lebar. Seorang wanita menatapnya dengan mata membulat. Mayleen mematung melihat seorang perempuan berambut pendek menatapnya dengan wajah kaget. Gadis itu menunjuknya dengan gemetar. “Kau….”   
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN