Pelan-pelan, Mas!

1267 Kata

Zakaria dan Febby menatap Agatha dengan lekat. Mata mereka seakan meminta pertanggungjawaban atas perkataannya. Agatha tertawa dengan keras. Saking kerasnya, mungkin pengendara lain pun mendengarnya. Febby menatap Zakaria yang tengah menatap Agatha dengan ekspresi yang tidak bisa dijabarkan. “Zaki, apa yang dikatakan Agatha? Kalian pernah ...?” “Gue enggak segila itu juga kali, Feb!” bentak Zakaria. Agatha masih terdiam, pura-pura melupakan akan perkataannya. Dia menatap ke arah luar dari jendela. Menikmati birunya langit yang bertaburan awan putih. Tumben, Jakarta memiliki cuaca dan langit yang cerah. “Tha, maksudmu apa?” tanya Febby dengan perasaan yang geram. “Apa, sih. Otak kalian saja yang terlalu traveling. Maksudku, Zakaria itu sulit untuk keluarkan kata-kata romantisnya. Y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN