Suara dentuman musik begitu memekakkan telinga. Aroma alkohol begitu tercium kuat memenuhi ruangan yang kini dipenuhi oleh anak manusia yang tengah meliuk-liuk di atas panggung dansa. Di sudut ruangan, terdapat sofa panjang yang kini diisi oleh sepasang manusia yang asik b******u. Mereka saling meraba memuaskan diri masing-masing. Di meja Bar, Kelvin si bartender tengah sibuk memutar kain pada es yang membeku. Ia menutar berlainan arah, menciptakan bentuk oval pada Es yang tadinya petak. Setelah bulat sempurna, ia segera memasukkan ke dalam sebuah gelas dan mengisinya dengan wine termahal di bar tersebut. "Ada angin apa kau kesini?" tanya Kelvin pada Bastian di depannya. "Bosan. Kau tahu, pria itu tak berubah.." "Siapa? Septian?" Bastian mengangguk, "Ia masih belum bisa melupakan Mi