Mulai terlihat

1078 Kata
"Jadi benar… kau anak dari Helena dan Jethro?" tanya Nyonya Chloe dengan suara terbata - bata. Terkejut mendengar suara dari arah timur, terlihat Nyonya Chloe tampak begitu bahagia. "Kini kau sudah besar, aku tidak menyangka bahwa kau adalah anak Helena. Maaf Nyonya Chloe memangnya anda kenal dengan mama ku?" tanyaku penasaran. "Tentu saja aku mengenal mama mu… dia adalah sahabat setiaku, hanya saja sejak aku pergi ke luar negeri aku tidak tahu tentang kabar mama mu lagi, wah pasti Helena bangga sekali sama kamu, karena bakat yang ia miliki menurun ke kamu," ujar Nyonya Chloe. "Hmm… hehehe iya…, maaf Nyonya Chloe apakah aku bisa bekerja sebentar, aku tidak, enak dengan rekanku, kita bisa berbincang nanti saat makan siang atau setelah jam kantor usai," tutur ku padanya dengan sopan "Oh…tentu saja, Nak… baiklah selamat bekerja," ucap Nyonya Chloe bahagia. "Aku ingin sekali bertemu dengan Helena, pasti dia saat ini semakin bertambah cantik, putrinya saja cantik." batin Nyonya Chloe Sementara itu di waktu yang bersamaan… kembali ku ingat mimik wajah Nyonya Chloe,yang sangat bahagia bertemu denganku. Aku Bahkan sama sekali tak mengingat perihal sahabat mamaku yang bernama Nyonya Chloe. "Baiknya aku akan tanyakan pada papa," batinku. "Blue… aku bingung untuk memulai penelusuran darimana, Paoamu bilang, aku harus cari tahu berdasarkan dari gambar yang sudah di kirimkan oleh Aaron," ucap Timothy. "Mmmm kamu punya aplikasi untuk melacak sebuah gambar nggak?" tanyaku "Tentu saja aku punya, lalu bagaimana?" Timothy balik bertanya padaku. "Begini, aku sudah membedah gambar ini, bisakah kau Membantuku untuk menelusuri siapa dia?" "Membedah gambar? Maksud mu? Membedah gambar dari rekaman CCTV yang sudah di jadikan foto ini?" tanya Timothy "Shhhh… sudah cepat ayo kita lihat siapa dia, aku penasaran… kalau sudah diketahui ayo kita cari dia,"jawabku. "Wow Blue… hebat sekali ka…." "Timothy… sudahlah, ayo cepat simpan saja pujiannya untukmu, sekarang apa kau punya alat scanner?" tanyaku "Tentu saja, aku selalu membawanya di tas ransel ku." "Wow Amazing," jawabku. "Hmmm sebentar akan ku sambungkan alat ini dengan laptopku. Oiya Blue… kenapa kau tak pakai saja tablet untuk menggambar juga, sehingga sangat praktis di sambungkan juga ke laptop atau email,"usul Timothy "Aku… belum punya benda itu, lagipula aku masih baru bekerja di sini, semua barang yang ku punya masih serba manual. Eh sudah nyala… ayo kita scan gambar ini," ucapku. "Timothy benar… harusnya aku menggunakan perangkat digital guna memudahkan pekerjaanku, tapi… untuk memilikinya saja, aku rasa… membutuhkan uang 3 bulan gaji. Lagipula gaji pertamaku akhir bulan ini, Huft… Yah bersabar saja untuk memiliki barang barang premium, "batinku. Timothy memaaukkan gambar yang susah ku sketsa ke dalam mesin Pemindai. "Timothy sementara kamu sedang bekerja, aku mau mencatat beberapa teori dari rekaman ini. Jadi… kalau sudah selesai, kamu cukup tepuk pundak tiga atau lima kali atau lebih juga tidak apa-apa," pintaku. "Hmmm… baiklah, tenang saja." jawab Timothy Dalam diam ku benamkan diri ini dengan mendengarkan suara dari Matthew. Mendeteksi sebuah kebohongan dari suaranya. Untuk mengetahui makna tersirat dari suaranya,aku membutuhkan sebuah konsentrasi yang cukup melelahkan. Baru hitungan menit saja, aku sudah mendapati sebuah fakta dari Matthew. Semua kata-katanya yang ia lontarkan dari awal hingga akhir adalah benar adanya. Termasuk dengan rencana ingin menculik kembali 4 jenderal. Dan sudah pasti ayah termasuk di dalamnya. "Hmmm… bagaimana cara aku mengatakan pada Ayah dan papa, pasti akan menimbulkan kekhawatiran, aku harus cari cara agar mereka aman. Hmm… apa ku sembunyikan saja mereka, ya benar… menyembunyikan mereka dengan membuat sebuah boneka yang sesuai dengan mereka." batinku. " Puk… Puk…Puk…."Timothy menepuk pundakku sebanyak 3 kali sesuai dengan permintaan ku. "Eh…Timothy, bagaimana? Sudah selesai kah?" tanyaku "Yeps… coba kau lihat ini… jika di telusuri dari gambarmu, maka orang ini adalah seorang wanita, dan jika aku cari tahu, dia bernama Lubna. Dia adalah tokoh penggerak radikal," ungkap Timothy "Lubna? Berarti nama yang diberikan leh Matthew adalah benar. Pimpinan penggerak komplotan ini adalah Lubna. Hmmm… tapi mengapa Matthew memberikan semua informasi ini padaku, aku yakin Matthew bukan orang sembarangan. Ia ingin aku mempercayainya dan setelah itu aku akan masuk dalam jebakannya."pikirku. "Timothy coba kau lihat lagi, Dimana keberadaan Lubna?" tanya ku "Apa kau yakin bahwa memang dia lah pelakunya?" tanya Timothy "Yakin… nggak yakin, karena kita iya harus cari tahu dulu dong kebenaran nya." "Apakah kita harus katakan juga dengan tim yang lain?" usul Timothy "Hmmm… lebih baik jangan dulu, kalau misalnya bukan Lubna, kan kita nggak enak, lebih baik kita pastikan dulu. Jika memang benar wanita itu adalah Lubna maka kita kabari tim yang lain, bagaimana?" jawabku "Kau benar, lalu… bagaimana kita mencari tahu keberadaan Lubna?" "Hmm di situ tertera alamat Lengkapnya atau mungkin sekolahnya atau mungkin, tempat dia bekerja?" "Hmm… bis saja, baiklah jika memang kau menginginkan data informasi seperti itu, aku akan membantumu mencarinya," jawab Timothy. "Hmm… Timothy aku boleh ke toilet?" "Ya tentu saja boleh." Mengalihkan pikiranku sementara dari kepenatan untuk mencari cara bagaimana aku bisa mencari tahu bisa mengenal Lubna. "Blue… kau mau kemana?" tanya Nyonya Chloe "Mau ke toilet, kenapakah ?" "Hmmm… aku ingin mentraktir makanan, bagaimana kalau nanti malam setelah pulang kantor kita makan malam sebentar," pinta Nyonya Chloe "Aku belum minta izin pada papa." "Maksud mu Biksu Yen?" tanya Nyonya Chloe "Hmm… aduh gimana ya, agak sulit untuk ku jelaskan. Nanti ya aku mau ke toilet," jawabku Jujur saja, aku agak risih jika harus menerangkan secara panjang kali lebar mengenai kisah hidupku pada orang yang menurut ku masih sangat asing. Karena aku tidak pernah mengatakan pada siapapun. Lagipula siapa juga yang akan tertarik pada kehidupan ku. "Aneh sekali anak itu, kemarin dia mengenalkan padaku, Biksu Yen sebagai ayahnya. Tapi yang ku ketahui, bukankah ayahnya adalah Jethro, ada apa ini? Atau Helena menikah kembali dengan seorang biksu, hmm… pokoknya aku harus bertemu dengan Helena terlebih dahulu,"gumam Nyonya Chloe. "Kring… Kring…"dering ponsel Timothy terus saja berbunyi. Terlihat nama Jethro dalam tampilan ponsel Timothy. "Hallo Boss." "Timothy...apakah ada perkembangan?" tanya Jethro "Putri anda sedang memintaku untuk mencari informasi tentang Lubna," jawab Timothy "Lubna? Siapa dia?" tanya Jethro "Entahlah dia menggambarkan dalam sebuah sketsa di sebuah kertas. Ku katakan padanya untuk menggambarnya dalam sebuah perangkat digital sehingga memudahkan ku untuk memindahkan gambar nya. Kalau begini kan aku harus memindahkan melalui alat pemindai. Agak repot sih…. " " Lalu kau menyesal kalau putriku belum memiliki alat itu? Memangnya berapa alat itu?" tanya Jethro dengan kesal "Agak mahal sih boss." "Kalau begitu sekarang kau antarkan aku untuk membeli peralatan yang kau maksudkan untuk putriku," titah Jethro "Se… sekarang boss?" "Yes… ku tunggu kau di parkiran mobil saat ini juga," titah Jethro kembali. "Ba… baiklah aku akan berkemas terlebih dahulu."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN