Bab 21 : Ketenangan yang Mengancam

1133 Kata

Permainan ketuk jari Chandra di atas meja terhenti saat ponselnya berdering. Pikirannya yang semula kalut karena masalah kemarin, langsung kembali pada realita. Bahwa ia sudah duduk dengan posisi sedikit membungkuk cukup lama, hingga punggungnya pegal saat ditegakkan pada sandaran kursi. Pria itu melihat guru-guru di sekitarnya yang tampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sementara dirinya tidak bisa berpikir dengan baik. Sekali lagi, dering membuyarkan penilaian Chandra mengenai keadaan sekitar. Ia segera merogoh saku, di saat beberapa pasang mata mengarah padanya. Pria itu segera merogoh ponsel dari saku celana. Namun, sebelum sempat menggeser icon penerima panggilan, deringnya sudah terhenti. Sialnya, ini telepon dari Shila. Chandra mendesis kesal pada diri sendiri karena keter

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN