TIDAK tahu harus bagaimana, Olivia masih betah mendaratkan bokoongnya di bawah pohon yang lebat. Entah kebetulan atau tidak, taman sekolah ini tidak ada pengunjung lain. Hanya Olivia yang berada di sini. Tidak masalah, bahkan Olivia merasa lebih baik. Ia bisa mencurahkan hati sepuasnya. Untuk saat ini, sendiri adalah pilihan yang sangat bagus, ia memang tidak memerlukan orang lain di saat-saat seperti ini. Hatinya yang terluka masih menganga lebar, apalagi ketika ia diingatkan jika Dion sudah memiliki kekasih. Olivia mengusap kembali air matanya yang terus meleleh, kemudian ia tertawa garing. "Gue bodoh!" makinya pada diri sendiri. Ia kembali membenamkan seluruh wajahnya pada kedua telapak tangannya. Ia tidak peduli pada apapun, termasuk jeritan bel pergantian pelajaran yang baru saja
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari