Bab 20. Bertemu Tristan Wijaya

2092 Kata

Suara tepuk tangan berhenti, bahkan tak terdengar lagi setelah pria itu memeluk Arion. Pasang mata yang ada di sana menatap dengan bingung, bahkan Felix Aguri mengerutkan alisnya yang berwarna tembaga. Sementara Arion justru tidak dapat bergerak. Bukan karena eratnya pelukan itu, melainkan karena tubuhnya membeku. Pria asing ini menangis di bahunya, air matanya membasahi setelannya di bagian bahu. Seharusnya ia mendorongnya karena mereka tidak saling mengenal, dan tindakan pria ini sangat memalukan. Namun, ia tidak melakukannya. Tidak bisa. Bukan hanya karena tubuhnya yang terasa seperti batu, tetapi juga karena rasa tak asing yang merayapi dadanya. Rasa hangat menjalari seluruh tubuhnya, rasa hangat yang familiar. "Joe ...." Pria itu menghapus air matanya kasar menggunakan punggung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN