“Apa yang lagi kamu pikirkan, Mas?” tanya Hani karena setelah mereka jadi korban cie cie satu kantor, Fadli malah jadi sering keliatan melamun. Perjalanan pulang menuju rumah Hani jadi rasanya sangat sepi meski ada radio yang tengah mendendangkan lagu romantis tempo dulu. Fadli menoleh ke arah Hani sekilas karena sedang mengemudi. “Cuma lagi mikirin soal jurnal yang harus aku upload tapi ngerasa belum puas sama hasilnya,” jawabnya. Keadaan di dalam mobil kembali tenang setelahnya, Hani sengaja tidak mengajak bicara lagi karena Fadli bilang sedang berpikir. Tapi dia kemudian berinisiatif untuk membuka permen cokelat yang selalu ada di dalam tasnya untuk camilan. Hani membuka bungkusnya lalu menyodorkan permen tersebut ke dekat bibir Fadli. “Makan ini.” Hani tetap mengangkat tangannya d