49. Menikah Lagi

1844 Kata

“Ada apa, nduk? Mau bilang apa?” tanya Ratih karena putrinya sejak tadi bermanja-manja padanya. Ini pukul 8 malam saat Hani tiba-tiba ikut nimbrung duduk di ruang tengah saat ibu dan ayahnya tengah menikmati siaran berita malam. Biasanya Hani akan berada di dalam kamarnya usai makan malam jadi Ratih pun merasa heran dengan tingkat anaknya ini. Apalagi sampai menggelayut di lengan kirinya, mendusel di sana. “Kok ibu tahu aku mau ngomong sesuatu?” Hani balik bertanya. Ratih meletakkan tasbih di tangan kanannya untuk menjangkau kepala putrinya, mengusap di sana layaknya Hani adalah putrinya yang masih kecil. “Tahu lah, aku ibumu. Nggak biasanya kamu begini juga, nduk,” kata Ratih. Hani mengangguk mengerti, lantas dia kini duduk tegap untuk bersiap mengutarakan maksudnya. “Aku memang mau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN