Bab 21 Rayyan duduk di bangku di tempat biasa. Tatapan matanya kosong ke arah jalan raya, sesekali meneguk minuman segar dalam kaleng di tangannya. Rayyan tengah bingung, apakah ia harus berhenti di perusahaan papanya tapi ia sendiri sangat membutuhkan pekerjaan itu. Namun di si lain, ia ingin membangun usayha sendiri untuk membuktikannya kepada sang papa kalau ia bisa sukses, yang jadi masalah adalah Rayyan sama sekali tidak memilik9i modal. "Ah sial!" umpatnya. "Apa kau baik baik saja?" tanya seseorang dari arah belakang. Rayyan yang sudah familiar dengan suara itu hanya diam tanpa menoleh sedikitpun. "Lo lagi.." "Maaf, aku mengganggumu ya..." ucap Luna lalu duduk di samping Rayyan. Rayyan hanya melirik luna sekilas, dalam hati kecilnya ia butuh seseorang untuk di ajak bicara. T
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari