“Nin ... Nina!” Rangga memanggil-manggil. Berusaha membangunkan. Nina terlihat tidak baik. Kelopak matanya terbuka, tapi bola matanya terlihat menghilang. Di dalam matanya hanya ada warna putih. “Nina!” panggil Rangga sekali lagi. Namun Nina tidak mendengar. Selain bola mata Nina yang tampak putih dan tidak ada bola matanya. Nafas Nina juga terlihat tersengal-sengal. Rangga mulai panik. Karena selama lima menit ia membangunkan Nina, tak kunjung berhasil. Mulut Nina sedikit ternganga. Nafasnya berat dan sesak. Kedua telapak tangan Rangga memukul-mukul kedua pipi Nina. “Nina, bangun!” Suaranya yang keras memanggil juga tidak bisa menyadarkan Nina. Lalu sudut mata Rangga melirik segelas air yang ada di atas meja nakas. Ia mengambilnya dan mencipratkan air dari dalam gelas ke waja