Dyra tidak bisa tenang, kala Dokter yang menangani Ayahnya memberitahu bahwa Ayahnya sudah siuman dan menanyakan namanya. "Lo jangan macem-macem Dyr, gue enggak mau dihukum gara - gara lo belajar gak bener." Ancam Fania berbisik, pasalnya Dyra terus bergerak gelisah di bangkunya, membuat Fania kesal. Belum lagi di depan Pak Joko sedang menerangkan matematika. Pelajaran yang selalu membuat Fania lupa pada apa pun. Fania memang sedang mengejar nilai pelajaran yang satu itu. Pasalnya, Kak Arsen, Kakaknya terus meneror gara - gara nilainya matematikanya kecil. Dyra mengerucutkan kedua bibirnya. Ia mendekat, dan berbisik. "Gue pengin ke toilet!" "Serius lo? Bukan mau kabur kan?" Dyra berdecak, serapat apa pun ia menyembunyikan rahasia. Fania adalah orang pertama yang membocorkan semuan