"Kak Arsen!" Teriak Dyra dengan amat ceria, percayalah gadis itu sangat bahagia bisa lepas dari kedua bodyguard yang terus mengikuti pergerakannya. Dan bersyukurnya Melva mengijinkan gadis itu untuk pergi ke rumahnya Fania. Arsen yang sedang mencuci motornya menoleh, "Dyra?" Dan gadis itu berjalan cepat menghampiri, Arsen menatap ke arah mobil hitam yang terparkir tepat berada di luar gerasi rumahnya. "Siapa tuh?" Fania menoleh ke arah mobil itu, "Suruhannya mamah!" jawab Dyra lemah. Arsen mengerti, ia pernah mendengar cerita dari Fania, bagaimana Melva membatasi pergerakan gadis kecil itu. Perlahan ia menarik Dyra kerangkulannya. "Lo mau ngapain ke sini?" Dyra berdecak, dan mendorong lengan laki-laki yang selalu baik hati menyambutnya itu,"Enggak usah melow! Gue enggak lagi sedih, "