22. Serangan Ke Mbok

660 Kata

Astagfirullah, aku tidak pernah mengira serangan yang mereka lancarkan padaku bukan sekadar serangan verbal ataupun ancaman. Mereka mulai menyeranh orang-orang terdekatku termasuk mbok. Sepulangnya dari tukang sayur, aku menemukan mbok pulang dengan tubuh penuh kotoran telur. “Astagfirullah, mbok...! Ada apa?” Kataku terkejut bukan main melihat mbok, berpenampilan sangat berantakan. Rambut putihnya yang tipis yang biasanya ia ikat rapi kini berantakan. Bajunya kotor terkena lemparan telur busuk yang aromanya anyir menusuk hidung. Kantong belanjaan yang mbok bawa pun rusak, sebagian bahan makanan yang dibelinya pun tak bersisa. Kumpulan belanjaan itu terlihat seperti sebungkus sampah di keranjang anyaman yang sudah robek tak berbentuk. “Siapa yang melakukan ini, mbok...?” Tanyaku sam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN