Joana mengangguk , dia kenal dengan lelaki yang telah ia tabrak ini. Dialah papa dari Joshua , kekasihnya . Selama menjalin hubungan dengan Joshua , ada beberapa kali Joana dibawa oleh Joshua untuk pergi ke rumah kekasihnya itu dan disanalah Joana bertemu dengan lelaki yang kini berdiri di hadapan nya.
“ Duduklah !” pinta Jofan mempersilahkan Joana agar duduk di tempat yang baru saja dibersihkan oleh Joana.
“ Maaf, Om. Tapi saya masih harus bekerja sekarang.”
“ Sebentar saja .”
Joana ragu dan bimbang pasalnya dia takut ketahuan oleh bosnya jika sedang mengobrol dengan pengunjung resto.
Jofan sudah duduk tetapi Joana masih saja berdiri dengan menundukkan wajahnya .
“ Duduklah Joana. Ada hal yang ingin aku bicarakan dengan mu.”
Baiklah sepertinya dengan duduk sebentar tak masalah . Batin Joana. Dengan ragu Joana duduk dihadapan Jofan.
“ Joana, Aku senang pada akhirnya bisa menemukan mu disini .”
Joana terhenyak lalu mendongak menatap Jofan.
Kembli Jofan berkata, “ sebenarnya, sebelum Josh mau menerima permintaanku untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri, Josh pernah meminta satu hal kepadaku . yaitu menjagamu .”
Lagi , Joana terkejut. Dia sungguh terharu dengan perhatian Joshua kepadanya . Benarkah Josh meminta pada papa nya untuk menjaga dirinya .
“ Selama ini aku tak tahu dimana keberadanmu karena bertemu denganmu pun hanya beberapa kali saja bukan . “
Kali ini Jofan memang tidak bohong . Joshua memang pernah meminta nya untuk menjaga Joana tapi Jofan hanya mengiyakan saja, yang terpenting bagi Jofan adalah josh mau mengikuti kemauanya . Dan setelah Joshua benar- benar pergi untuk melanjutkan study ke luar negeri, Jofan seakan lupa pada tugasnya . Dia tak pernah mencari keberadaan Joana dan acapkali Josh menelpon nya dan bertanya kepadanya apakah dia pernah bertemu dengan Joana, Jofan hanya bisa berbohong dengan santai Jofan hanya menjawab tidak pernah.
Dan sekarang tanpa disengaja Jofan justru bertemu dengan Joana. Rasa bersalah pada Josh muncul begitu saja karena selama ini Jofan mengabaikan janjinya pada Josh.
Joana masih saja terdiam tak tahu harus berkata apa. Dia merasa canggung juga dengan papa nya Josh.
Tiba-tiba Jofan mengulurkan sebuah kartu nama pada Joana.
“ Ini kartu nama saya. Jika kau butuh sesuatu hubungi saja atau kau bisa menemuiku jika kau membutuhkan bantuanku .”
Dengan ragu tangan Joana terulur mengambil kartu nama yang berada di atas meja. Diambil nya kartu nama itu. Tanpa kata karena Joana masih terlalu kaget dengan pertemuan dan pengakuan papanya Josh kepadanya. Rasa haru Joana membuat nya bungkam dengan mata berkaca - kaca.
“ Baiklah Joana , saya harus pergi sekarang . “
Jofan beranjak berdiri, Joana pun melakukan hal yang sama.
“ Terimakasih , Om. “ Jofan tersenyum lalu pergi begitu saja meninggalkan Joana yang masih berdiri mematung menatap pungguh lelaki itu.
Jofan, Lelaki itu tadi berada disini karena ingin makan siang . tapi matanya menangkap kehadiran seorang gadis yang sedang mengelap meja. Pandangan mata Jofan menajam dan memastikan jika benar gadis itu adalah kekasih Joshua yang pernah dikenalkan kepadanya . Sedikit lega sekarang perasaan jofan karena kali ini dia tidak lagi mengabaikan permintaan putra kesayangan nya.
***
Joana tersentak , dia tak tahu sejak kapan bosnya yang tak lain adalah pemilik resto ini sudah berdiri di hadapan nya .
“Ana ...!” panggilnya tajam
“ I-Iya Bu. “ jawab Ana sambil menundukkan kepala. Matilah aku , batin Joana merutuki kebodohan nya hari ini . Setelah tadi bosnya marah besar kepadanya sekarang apalagi Bosnya mendapati dirinya sedang berbincang dengan papa nya Josh.
“ Apa kau kenal dengan Bapak Jofan Giordano “
Joana mengernyit , siapa nama yang disebutkan bosnya itu .
“ Maksud ibu ?”
“ Lelaki yang baru saja pergi tadi. Aku melihatnya, Pak Jofan yang berbincang serius denganmu . Aku pikir kau kenal dengan nya.”
Oh , ternyata yang bosnya maksud adalah papa nya Joshua. Dia memang tidak tahu nama papa nya Joshua. Dan saat tadi dia mendapat kartu nama belum sempat Ana membacanya karena begitu saja dia simpan di dalam saku celananya .
Joana mengangguk. “ Beliau papa teman saya , Bu. “
“ Owh , hebat juga kau ya, bisa mengenal dengan owner Gior’s Group . “
Setelah mengatakan itu sang bos berlalu meninggalkannya. Joana merasa lega pasalnya ketakutan nya tadak terbukti . Joana pikir bosnya akan memarahinya lagi karena kedapatan ia sedang mengobrol bersama pengunjung resto.
Joana menghela nafas lalu kembali dengan pekerjaan nya .Hingga malam menjelang saat resto tutup , dengan tergesa Joana pergi ke Rumah Sakiit . Pasti ayahnya khawatir karena dia peghi sangat lama. Joana tidak pamit tadi jika dia akan pergi bekerja karena niat awal joana adalah ingin mencari pinjaman uang . Tapi nyatanya justru omelan yang didapat Joana dari bosnya .
Sampai di Rumah Sakit Joana mendapati ayahnya yang tertidur di atas kursi di samping ranjang Jery.
Air mata jatuh seketika . Joana berdiri disamping ranjang Jery menatap adik nya yang tertidur pulas dengan wajah pucatnya .
Menghela nafas nya lalu Joana kembali keluar kamar . Duduk di kursi yang ada di depan ruang rawat inap Jery. Tak mampu lagi membendung air mata yang sudah membasahi pipi .
Kemana dia akan mencari biaya untuk pengobatan Jery. Dipejamkan matanya . Sekelebat pertemuan nya dengan papa Joshua kembali terlintas di pikiran nya .
Joana membuka matanya . Apakah ia harus mencari bantuan pada papa nya joshua. Bukankah tadi papa nya joshua sudah mengatakan kepadanya jika butuh bantuan , Joana bisa menemui Pak Jofan .
“Oh Tuhan , haruskah aku menemui papanya Joshua ?” gumam Joana dalam hati.
Sepertinya memang tak ada lagi cara selain dia harus meminta bantuan pada keluarga Joshua. Haruskah dia menelpon Joshua terlebih dulu sebelum menemui papa lelaki itu . Tapi ... Joana sungguh bingung saat ini .
Menarik nafas dalam dan baiklah , Jana harus menemui papa joshua besok. Semua demi jerry . Yang joana inginkan hanyalah kesembuhan jerry . Apapun caranya dia akan melakukan untuk Jerry.
Ya , Joana akan meminjam uang pada papa Joshua . Semoga saja papa nya Joshua mau membantu nya. Tak henti Joana berdoa agar semua berjalan lancar. Tak ada lagi yang bisa menolongnya saat ini .
“ Joana .... “
Joana tersentak lalu segera menghapus air matanya. Ayahnya sudah berdiri di ambang pintu menatap nya sendu.
“ Kamu sudah pulang ?”
“ Ayah ... “
Joana segera beranjak berdiri lalu mencium punggung tangan ayah nya.
“ Maafakan Ana ayah . Tadi ana tidak pamit dengan ayah. Ana harus bekerja hari ini .”
Ayah nya tersenyum lalu mengelus rambut putri nya lembut.
” Tidak apa, Ana. Maafkan ayah ya ... ayah selalu merepotkan mu.”
” Ayah, jangan berbicara sepert itu. Ayah sama sekali tidak pernah merepotkan Ana. “
Dan Ana begitu saja menghambur ke pelukan tubuh ringkih ayahnya.