Perhatian

998 Kata
Lia terbangun ditempat yang berbeda dengan kamarnya dimana ini tampak lebih mewah, seketika dirinya teringat Dio yang pasti bingung mencari keberadaannya. Lia segera bangun tapi tubuhnya seakan berat membuatnya harus memegang kepala karena seperti ingin pecah saja kepalanya, Lia tidak menemukan siapa pun bahkan dirinya baru tersadar jika menggunakan dress transparan. Lia hanya mengingat jika dirinya menghubungi Scott dengan hanya menangis tanpa berkata apa pun, tidak lama kemudian pintunya berbunyi dimana mendapati Scott berada disana dan seketika dirinya pingsan mungkin tidak terlalu kuat minum. “Sudah bangun?” Lia menatap Scott berjalan kearahnya dengan Dio dan Kia yang berada disana langsung berlari memeluk dirinya. Lia memeluk kedua anaknya dimana Kia menangis semakin dalam dan juga Dio, ditempat lain Scott duduk menatap mereka berdua. Kia melakukan panggilan dengan Fia untuk membicarakan keadaan Lia saat ini, bahkan Fia mengajak Lia untuk tinggal bersama yang langsung ditolaknya. Scott menghampiri mereka semua dengan mengajak mereka berbicara termasuk keseriusannya pada Lia, perkataan Scott membuat semua menatapnya tidak terkecuali Lia karena apa yang dilakukan Scott sangat diluar dugaan. “Kamu menyukai mama?” Kia membuka suara terlebih dahulu sebelum semuanya bereaksi “baru berapa hari bertemu udah timbul rasa?” menatap Lia dan Scott bergantian “ma, dia lebih muda dari mama loh.” “Kalau aku bisa bahagiain mama kamu bagaimana?” Scott menjawab santai dengan mengambil tempat samping Lia menariknya kedalam pelukan tidak peduli dengan tatapan tajam dari Dio “aku mencintai mama kamu dari pertama bertemu.” “Aku gak akan panggil kamu papa” Kia memutus perkataan Scott namun tidak ada tanggapan sama sekali. “Kalau mama bahagia kenapa gak, lagian sekarang banyak pasangan yang cowoknya lebih muda” semua menatap Dio membuat Scott tersenyum menang “tapi jika kamu menyakiti mama, maka aku kan mengajar terlebih dahulu.” Scott tersenyum mendengar kata – kata Dio, pembicaraan mereka sedikit lebih ringan karena ingin membuat Lia bahagia. Scott menarik Lia semakin dekat dengannya tapi selalu ditolak tapi bukan Scott jika tidak bisa membuat Lia menuruti keinginannya, mereka makan dikamar karena Scott tidak memberi ijin Lia keluar. “Papa hubungi aku” Kia menunjukkan ponselnya yang dijawab anggukan oleh Lia. Lia bisa mendengar pembicaraan Gio dengan Kia yang mencari keberadaan Lia, Kia masih berpegang teguh bahwa tidak tahu dimana Lia. Gio memang tidak mudah dibohongi jika berkaitan dengan Lia, Gio tidak bisa kehilangan Lia karena dari awal mereka berkenalan dimana Gio sangat bergantung pada Lia bahkan hal terkecil sekali pun. Lia sendiri tidak tega meninggalkan Gio yang seperti ini dan dirinya sangat tahu seperti apa Mona serta putrinya Aya, dimana mereka terbiasa dimanja oleh mertua Lia. Sikap Louis pada anak – anak Mona dengan cucunya sangat berbeda dimana kedua adik Gio sudah berkeluarga fasilitas yang mereka dapatkan tidak lebih dari Mona dan anak – anaknya dan itu membuat mereka meninggalkan Louis seorang diri, hal yang tidak bisa Gio lakukan karena kesalahannya bersama Mona. Satu kali melakukan bisa dikatakan sebagai khilaf tapi jika sampai berulang kali bahkan lahir Keenan juga bukan khilaf namanya tapi Gio masih menginginkan Mona. “Dio lebih baik kamu pulang temani papa” Dio menatap tidak terima atas apa yang Lia katakan “mereka tidak akan lama kasihan papa sendirian.” “Kamu akan pulang juga?” Scott ingin tahu namun Lia hanya terdiam “bagaimana bisa kamu melupakan dia sedangkan kamu sudah disakitinya secara dalam?.” Lia terdiam mendengarnya “bagaimana pun dia adalah ayah dari anak – anak yang aku lahirkan” Scott membelalakkan matanya mendengar perkataan Lia. “Mama istirahatlah dengan Scott dan biarkan papa sama Dio dan aku” Kia membuka suara “mama sudah banyak berkorban bahkan untuk diri sendiri saja susah jadi lebih baik mama istirahat dengan bersenang – senang” Lia menatap Kia dalam “meski dia adalah papa kalau dia menyakiti mama maka tidak bisa aku maafkan.” Lia memeluk Kia erat dimana tidak lama menangis dalam pelukannya, tidak lama kemudian Dio ikut memeluk mereka berdua. Scott menjauh dari keadaan mereka saat ini dengan menatapnya dalam sambil tersenyum simpul, Scott sepertinya akan memiliki pengalaman baru dengan wanita tua dan ini adalah petualangan terakhir pada wanita. “Aku akan pulang lihat keadaan papa” Dio melepaskan pelukan “nanti mama jangan jauh – jauh dari ponsel.” “Sementara pakai ponsel aku dan ponsel Lia kalian bawa agar papa kalian tidak melacak” memberikan ponsel Lia pada Kia yang diangguki “karena kalian sudah setuju dan juga Lia maka kami akan berangkat setengah jam lagi.” “Mau kemana?” Lia bertanya bingung begitu juga dengan kedua anaknya. “Liburan untuk kamu menenangkan diri” mengangkat tubuh Lia membuatnya secara tidak langsung melingkarkan tangan di leher Scott “ambilkan jaket itu” memberi petunjuk dengan wajah yang langsung diambil Dio dan memasangkan diatas tubuh Lia yang tanpa menggunakan apa pun. Scott membawa Lia kelantai atas diikuti oleh Dio dan Kia dalam diam, diatas sudah ada helicopter menunggu kedatangan Scott dan Lia, dibawanya Lia kearah sana dengan meletakkannya di kursi tidak lupa memasang pengaman dan jaket menutupi tubuhnya. Scott duduk disampingnya lalu menatap kedua anak Lia yang masih bingung, melepaskan pengaman dimana Scott berjalan mendekati mereka berdua membuat Lia menatap mereka entah membicarakan apa karena selanjutnya mereka berdua tersenyum dan mengangguk yang semakin membuat Lia curiga. Scott kembali tidak lama kemudian dengan duduk samping Lia, dapat Lia lihat dimana kedua anaknya memberikan ciuman jarak jauh. Helicopter bergerak tidak lama kemudian dimana Lia dapat melihat pemandangan dari bawah dimana ini adalah pengalaman pertama dirinya berada di kendaraan seperti ini, helicopter berhenti di bandara dimana sudah ada pesawat yang sepertinya menunggu kedatangan mereka berdua. Sekali lagi Scott menggendong Lia untuk naik ke pesawat setelah menggunakan jaket miliknya dengan sempurna di tubuh Lia, setiap Scott menggendong dimana Lia dapat melihat ekspresi dewasa dalam wajahnya dan pantas saja sang anak Kia sempat menyukai pria ini. “Kita akan pergi jauh dimana hanya ada kita berdua yaitu tempat yang seperti desa dimana dulu bermimpi menghabiskan masa tua bersama orang yang aku cintai dan tempatnya berada di Texas.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN