Chapter 2.

1022 Kata
Jenar dan Ayana berjalan bersampingan menuju kantin untuk sekedar minum dan megobrol, seraya menunggu jam kelas nya di mulai. Hari ini, sebenarnya jadwal untuk fakultas mereka berdua tidak terlalu banyak. Akan tetapi, Jenar dan Ayan tetap harus mengikuti nya karena akan diadakan quiz. "Coba kalo nggak ada quiz.. Udah enak gue, jalan-jalan ke Mall" ujar Ayana seraya menarik kursi kantin dan menaruh tas nya diatas meja. "Mau minum apa?" tanya Jenar, tidak peduli dengan dumelan kekesalan sahabat nya itu. "Sialαn lu. Juice biasa deh" Jenar mengangguk, lalu berjalan begitu saja meninggalkan Ayana begitu saja. Jenar berjalan menuju stand juice langganan nya, dengan kedua tangan yang aktif memainkan ponselnya dan mata yang menatap fokus layar pipih itu. Hingga tanpa sadar, langkah kakinya tidak membawa dirinya menuju stand minuman. Akan tetapi, membawa dirinya menuju sebuah meja yang berada di pojok kantin. "Mba, juice biasa dua, ya" ujar Jenar masih asik dengan mainan pada ponselnya. "Maaf?" Mendengar suara yang asing itu, membuat Jenar segera mengangkat pandangan nya. Dan betapa malu nya Jenar, ketika dia menyadari bahwa dia sedang berada di meja anak-anak Mapala berkumpul. Mulut gadis itu terbuka lebar, dengan tatapan terkejutnya. Di depan nya, hampir lebih dari lima orang pria tengah menatap dirinya dengan tatapan geli, bahkan ada beberapa pria yang terang-terangan menertawai Jenar. "Stand juice, disebelah sana mba" ujar seseorang yang Jenar ketahui cukup terkenal diantara lain nya. Atharrazka, atau biasanya dipanggil dengan sebutan Athar itu bisa dikatakan salah satu mahasiswa yang berperan aktif dalam beberapa tahun ini, sehingga tidak sedikit dari warga kampus yang mengenal dirinya. Tidak terkecuali Jenar, gadis itu bukan hanya mengenal Athar, Jenar bahkan menyimpan rasa untuk pria tampan tersebut. Hanya saja, rasa itu Jenar simpan baik-baik di dalam ruang di hatinya. Dan cukup mengagumi nya dari jauh. Jadi bisa kalian bayangkan bukan? bagaimana malu dan salah tingkah nya Jenar, saat ini. Kemudian dengan bertingkah biasa saja dan menghilangkan sedikit malu nya itu, Jenar meminta maaf, dan setelah nya berlalu begitu saja. Mengacuhkan pria-pria itu yang mulai menertawai dirinya. "Bego banget, Jenarrr" gumam gadis manis itu, memaki dirinya sendiri. Lalu setelahnya, gadis itu melangkahkan kaki menuju stand juice dengan fokus, agar tidak terulang kembalu kejadian memalukan itu. ^^ "Lagi liat apaan, Na?" tanya Jenar seraya menaruh dua gelas plastik yang berisi jus alpukat dan jus jeruk. Ayana tetap diam, dengan mata yang terfokus pada layar pipih nya. Sementara Jenar yang penasaran itu, melongokan kepala nya mengintip apa yang sedang dilihat oleh sahabatnya itu. "Yailah, nonton begituan. Itu mah palsu" protes Jenar ketika mengetahui apa yang sedang dilihat oleh Ayana. Sahabat nya itu, saat ini sedang fokus pada ponselnya yang sedang memutar vidio tentang penelusuran mencari hantu pada akun youtube Jurnalrisa. "Ih ini asli tau. Kalau elu nggak percaya hantu, berarti elu juga nggak percaya sama Tuhan" ujar Ayana, menjeda vidio yang sedang dia lihat, dan menaruh ponsel dan earphone miliknya diatas meja. Jenar menjatuhkan b****g nya pada kursi yang berhadapan langsung dengan Ayana, kemudian menyeruput jus alpukat miliknya. "Gue percaya kali. Tapi yang nama nya orang meninggal, yaudah.. mana bisa jadi hantu dan gentayangan kayak gitu" Ayana berdecak kesal pada tingkah Jenar yang sama sekali tidak percaya akan hantu gentayangan. "Terserah elu. Gue doain deh nanti elu bakal berteman sama mereka" "Sudah kali.. Elu kan setannya" "Siαlan" Dan kemudian Jenae tertawa dengan kencang melihat ekspresi kesal pada wajah cantik Ayana. ^^ Pancaran matahari yang terik menyambut Jenar yang baru saja menyelesaikan kelasnya hari ini. dan akibat dari terlalu cerahnya hari ini, membuat Jenar sangat ingin cepat-cepat kembali kerumah dan bermalas-malasan di dalam kamar pribadinya. "Na, gue langsung pulang ya" ujar Jenar pada Ayana yang sedang berjalanan di sampingnya. "Dih nggak asik banget. Gue bosen tau, dirumah nggak ada siapa-siapa" Jenar menghentikan langkahnya, menatap sahabatnya itu yang tetap berjalan di depannya. "Na, kerumah gue aja deh" ujar Jenar dengan suara yang agak kencang. Dan hal tersebut berhasil menghentikan langkah Ayana yang dari tadi tidak menyadari bahwa Jenar tertinggal dibelakangnya. "Mas Bryan kayak nya bakal pulang malam" ujarnya seraya melanjutkan langkatnya mendekat pada Ayana yang terdiam menatap dirinya. "Hmm.. boleh deh, kebetulan dirumah juga kosong" Lalu kemudiam, keduanya melanjutkan langkah nya menuju parkiran dan masuk kedalam mobil Jenar, karena memang Ayana sendiri selalu diantar jemput oleh kakak nya. Dan setelahnya mobil Jenar melaju, meninggalkan parkiran kampus. "Ra, jangan ganggu gue ya. Gue mau lanjutin nonton penelusuran tadi" ujar Ayana yang duduk disamping Jenar yang sedang fokus pada jalanan di depannya. "Elah, Na.. begituan dilihat, kenapa nggak lihat yang aslinya aja sih?" "Dih amit-amit. Ogah gue liat hantu asli, elu aja sono" Jenar menatap sahabatnya yang sedang menatap layar ponsel, dengan alis yang saling bertautan. "Gue nggak takut sih, hantu tuh enggak ada, Ayana sayanggg" Mendengad hal itu, Ayana mengangkat pandangan nya dan menatap lekat Jenar yang sedang mengemudikan mobil mini itu. "Istigfar lu, Ra. Enggak boleh ih nantang-nantang kayak gitu, nanti kalau tiba-tiba elu bisa lihat mereka gimana?" ujar Ayana dengan serius, namun nampaknya sahabatnya itu tidak mempercayai akan hal tersebut. Karena nyata nya mendengar ucapan Ayana tadi, Jenar justru tertawa. "Ngaco, lu" ujar Jenar masih dengan tawa nya, serta gelengan kepala. Ayana terdiam dan kembali fokus pada layarnya, mengabaikan ucapan sahabatnya itu dan larut dalam tontonan nya. Jarak rumahnya dengan kampus, tidaklah begitu jauh. Dan dalam waktu tiga puluh menit saja, Ayana dan Jenar sudah sampai dirumah mewah gadis manis itu. "Na, duluan ke kamar deh. Gue mau ambil minum sama cemilan dulu" ujar Jenar berlalu menuju dapur. Ayana yang memang sudah tidak asing dengan rumah ini pun, segera menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamar Jenar yang memang tidak pernah di kunci oleh penghuni nya Ketika Ayana masuk kedalam kamar, gadis itu segera menaruh tas nya dan menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang besar milik Jenar. Lalu kemudian membuka kembali ponselnya dan melanjutkan kegiatan nya menonton youtube mistis nya. Sedangkan Jenar, gadis itu sibuk menyiapkan minuman dingin dan beberapa snak sebagai bahan cemilan dirinya dengan Ayana. "Mbok, belum masakan?" tanya Jenar kepada Mbok Nar yang juga berada di dapur. "belum, Non" "Masaknya nanti aja, Mbok. Buat makan malam" ujar Jenar setelah selesai dengan tujuan. "Aku keatas dulu ya, Mbok" pamitnya seraya meninggalkan dapur, dengan kedua tangan yang membawa nampah. "Hati-hati, Non"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN