Chapter 6.

1466 Kata
Kegiatan persiapan KKN hari terakhir ini selesai pada pukul tujuh malam. Dan malam ini, Ayana memutuskan untuk menginap kembali di rumah Jenar, mengingat tepat tengah malam nanti, sahabat nya itu akan berulang tahun. Jadi Ayana dan Bryan ingin memberikan kejutan tepat pukul dua belas nanti. Setelah sampai dirumah, Jenar dan juga sahabatnya itu langsung bergabung dengan Bryan dan Mbok Nar yang kebetulan sedang makan malam dan berbincang ringan di meja makan tersebut. Untuk kedua gadis itu sendiri tidak memiliki aturan jam makan. ketika dirasa perut lapar, mereka akan segera mencari makanan. Tidak ada istilah diet untuk keduanya, karena Jenar dan Ayana merupakan tipe gadis yang makan banyak sekali pun, badan kedua nya akan tetap kurus. Entahlah kedua nya tidak paham mengapa bisa seperti itu. Makan malam kali ini, Bryan sengaja membelinya diluar. Pria itu sedang ingin makan ikan gurame bakar madu, dan Bryan pun dengan sadar membeli nya dalam jumlah banyak. Karena dia tau, Jenar dan Ayana akan pulang tepat pada jam makan malam. Sedangkan Mbok Nar, sebelumnya Bryan sudah memberikan titah kepada si Mbok untuk tidak masak malam ini. "Oh iya, gimana dek persiapan KKN nya?" tanya Bryan di sela-sela makannya. Jenar melirikkan mata nya kepada Bryan yang berada di kursi utama. Lalu kemudian menelan habis sisa makanan yang berada dalam mulutnya. "Kebiasaan, lagi makan diajak ngobrol" ujar Jenar dengan kesal. melihat kekesalan Jenar, semua yang berada di meja makan itu tersenyum geli, merasa senang karena berhasil membuat gadis itu kesal. "Memang kenapa sih, Ra? tinggal jawab aja kali" timpal Ayana setelahnya meneguk tandas air minumnya. "Gue masih makan, Ayana!! Kenapa enggak elu aja yang jawab pertanyaan dari Mamas gue?!" ujar Jenar seraya melanjutkan makannya. Dan di dalam batin gadis itu, sudah berucap bahwa dia tidak akan menjawab apapun selama makanan nikmat yang berada di piringnya itu belum habis. "Tapi kan, Mas Bryan nanya ke elu" ujar Ayana yang telah selesai dengan makan malam nya. ucapan Ayana seakan percuma, karena sahabatnya itu tidak lagi menjawab apapun dan hanya fokus kepada makanan nya saja. "Yaudah, Na. kamu aja yang jawab. Emang susah Jenar mah" Ayana menganggukkan kepalanya, lalu gadis itu mulai memfokuskan pandangan nya pada Bryan. "Kegiatan tadi lancar, Mas. itu kumpulan terakhir sekaligus pemantapan seluruhnya. Kalau tidak ada halangan, hari senin, anak-anak akan langsung berangkat ke Jawa tengah untuk kegiatan KKN ini" jawab Ayana dengan senyum yang mengembang pada wajahnya. "Kenapa harus di Jawa Tengah? menurut Mas itu jauh loh untuk KKN kalian" Ayana mengedikkan bahu nya, "Sejujurnya, aku juga nggak paham. Tapi desa ini menurutku memang harus dibantu sama generasu muda macam kita-kita ini, Mas" Bryan mengerutkan keningnya, "Memangnya kenapa?" tanya Bryan merasa heran dengan penjelasan dari sahabat adiknya. "Gini, Mas" kali ini, setelah menyelesaikan makannya dan menandaskan minuman nya. Jenar akhirnya ikut menyerukan suara nya untuk menjawab rasa penasaran dari kakak satu-satunya itu. "Menurut riset kampus, desa ini akses untuk keluarnya sangat minim. Selain karena jarak, transportasi juga menjadi salah satu penyebabnya. Terus angka pendidikan nya juga rendah, Bang" ujar Jenar memberikan penjelasan singkat yang langsung mendapatkan anggukan paham dari Bryan "Ngomong-ngomong, berapa lama kalian KKN?" tanya Bryan yang saat ini sedang memegang gelas nya. "Sebentar kok, Mas" ujar Jenar dengan santai. Ayana ikut mengangguk, membenarkan ucapan dari sahabat nya itu. "Hmm.. Kurang lebih dua bulanan, Mas" Bryan tersedak oleh air liur nya sendiri, terkejut mendengar jawaban polosan dari Ayana. Dengan terburu-buru, Bryan segera meneguk tandas minuman nya. Sedangkan yang lain nya nampak panik melihat wajah Bryan yang memerah karena tidak berhenti batuk. "Mas, engga apa-apa??" tanya Jenar. "Iya loh.. Mas Bryan kenapa toh? kali ini Mbok Nar pun sampai angkat suara. Bryan tediam, mencoba menetralkan semua nya. Kemudian pria itu menatap adiknya dengan wajah lesuh nya. "Kok kalian pada tega gitu, ninggalin Mas Bryan sampai dua bulan!!" ucap Bryan. Jenar, Ayana serta Mbok Nar tediam untuk beberapa saat. Hingga kemudian tawa ketiga nya pecah secara besamaan. "Oalahh Mas... Tenang, kan ada si Mbok yang selalu setia nemani kamu disini" uja Jenar masih dengan sisa tawa nya. "Iya 'kan, Mbok?" lanjutnya. Wanita berusia lima puluh tahunan itu mengangguk dengan cepat. "Benar, Aden tenang saja, Mbok nggak bakal pergi kok" mendengar jawaban Mbok Nar yang lugu itu, membuat tawa Jenar dan Ayana kembali pecah mengisi ruang makan malam ini. Sedangkan Bryan, pria itu segera meninggalkan meja makan dan menjauh dari Jenar dan Ayana yang masih mengejek dirinya. *** Pukul setengah dua belas malam, Ayana memastikan Jenar sudah terlelap dalam mimpi nya. Lalu kemudian, gadis itu mengirimkan pesan singkatnya kepada Bryan yang sudah menunggu di bawah bersama dengan Mbok Nar yang sudah sangat mengantuk. "aman, Mbok" ujar Bryan pada Mbok Nar yang terkejut mendengar suara Bryan. "Loh, Mbok sudah ngantuk?" tanya Bryan, pria itu merasa kasihan melihat si Mbok yang terkejut karena ulahnya. "Ndak kok, Den" jawab Mbok Nar dengan cepat, wanita paruh baya itu pun segera beranjar dari kursinya dan berjalan untuk mencuci muka sekaligus mengambil minuman untuk dirinya dan Bryan. Tidak lama, Ayana turun ke lantai bawah dan ikut bergabung bersama dengan Bryan dan Mbok Nar. "Kue nya mana?" tanya Ayana ketika tidak mendapati ada nya kue untuk sahabatnya itu. "Ada, Non. Mbok taruh di dalam freezer" ujar Mbok Nar. Bryan melihat jam pada layar ponselnya, "Sudah jam sebelah lebih empat puluh enam nih. Mbok, tolong ambilkan kue nya ya" Mbok Nar menganggukkan kepalanya, kemudian segera melaksanakan apa yang Bryan ucapkan. "Gue bawain hadiah sama dokumentasi aja ya, Mas" ujar Ayan sebelum Bryan memeritah dirinya. Bryan menolehkan wajahnya dengan cepat. "Enggak ah! masa gue yang bawa kue nya" ujar Bryan dengan protes. Ayana tersenyum, "Mas Bryan 'kan kakak nya Ara" Mendengar hal tersebut, Bryan hanya dapat menghela napas nya dan merotasikan bola mata nya jengah. "Ini, Den" ujar Mbok Nar membawa kue tart coklat kesukaan adiknya. beberapa lilin kecil dan tulisan cantik menghiasi kue tart yang Bryan terima itu. "Ayo, Mas" ajak Ayana, gadis itu sudah bersiap dengan beberapa hadiah di tangan kirinya dan kamera vidio di tangan kanannya. Sedangkan Mbok Nar, ikut berjalan dibelakang mereka sebagai team sukses. Posisi mereka saat ini ialah Ayana sebagai orang pertama, Bryan berada di tengah dan Mbok Nar tentunya yang terakhir. Mereka telah berada di depan pintu kamar gadia jawa, ketiga nya saling memberikan kode agar tetap hati-hati dan tidak menimbulkan suara yang dapat mengusik tidur Jenar. Perlahan satu tangan Bryan membuka pintu kamar adiknya itu. Kondisi gelap mendominasi ruangan itu, "tiga, dua,..." Ayana yang berada disamping Bryan memberikam aba-aba kepada Bryan dan Mbok Nar. "Satu" "Happy birthday to you, happy birthday to you..." Mbok Nar menyalakan lampu kamar Jenar, sedangkan Bryan dan Ayana menyanyikan lagu ulangtahun dengan keras. Dan Itu semua mampu membuat tidur Jenar terusik. Perlahan gadis itu membuka matanya, rasa terkejut menghampiri nya ketika melihat orang-orang tersayang nya memberikan nya kejutan ulangtahun yang sebenarnya Jenar melupakan hal tersebut. Jenar cukup pusing oleh persiapan KKN itu hingga melupakan tanggal lahirnya sendiri. Rasa haru menghampirinya dan berhasil membuat mata nya berkaca-kaca. Di depan nya wajah bahagia Bryan, Ayana dan Mbok Nar membuat hati Jenar menghangat. "Ayo di tiup dong, jangan nangis dulu" ujar Bryan menyodorkan kue tart dengan lilin yang menyala. "Doa dulu, Non" sambung Mbok Nar. Jenar mengangguk. Kemudian memejamkan mata nya, memanjatkan segala puji dan syukur, serta harapan-harapan untuk hari-hari yang akan datang. "Aamiin" ujar Jenar dengan mata yang terbuka dan senyum bahagia nya. Kemudian selanjutnya gadis itu meniup semua lilin yang menyala. "Yeayyyy..." sorak bahagia Ayana dan Mbok Nar ketika lilin-lilin itu padam. "Makasih... sayang-sayang nya akuuu" ujar Jenar dengan tulus. Bryan menaruh kue tart itu pada meja disamping ranjang Jenar, lalu membawa adiknya itu kedalam pelukan hangat nya. "Gue sayang sama elu" ujar Jenar membalas pelukan Bryan dengan erat. Selain pelukan, Bryan juga memberikan kecupan hangat pada kening adik tersayang nya itu. "Jangan jadi tua yang menyebalkan.." ujar Bryan sesaat sebelum melepaskan pelukan nya. Setelah Bryan, kini giliran Ayana lah yang memeluk erat sahabatnya itu. "Happy bornday.. sobat ambyar gue!! pokoknya gue berharap yang terbaik buat elu. Dan satu lagi, gue harap ada satu hantu yang dengan sukarela nampakin dirinya ke elu. Biar elu percaya bahwa hantu itu ada" ujar Ayana dengan diakhiri tawa jahil nya. Jenar memukul pelan b****g Ayana yang masih memeluknya itu. "S!alan lu" jawab Jenar seraya melepaskan pelukan dari sahabatnya. Dan terakhir adalah Mbok Nar, Wanita baik yang selalu menjaga dirinya dan juga Bryan. "Mbok.. Makasih" ujar Jenar seraya memeluk wanita yang saat ini tengah menahan tangisan nya. "Mbok berharap, Non bahagia selalu ya, Non" ujar Mbok Nar dengan suara yang bergetar. "Aamiin.. Mbok yang sehat ya" jawab Jenar seraya melepaskan pelukan nya. "Mbok jangan nangis ihh" lanjut Jenar setelah melihat mata Mbok Nar yang memerah. "Ndak, Non. si Mbok, ngantuk" jawaban polos dan lugu dari Mbok Nar itu membuat Jenar, Ayana dan Bryan tertawa, dan menambah kebahagiaan yang tercipta. "Makasih Ya Allah.. Walaupun Mamih dan Papih nggak ada dirumah, tapi kebahagiaan aku tidak berkurang sedikit pun"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN