ATHAYA -22-

1815 Kata

Tsurayya sempat mengajakku mampir ke salah satu toko kue yang ada di mall setelah menyelesaikan semua urusan kami di toko perhiasan milik keluarganya. Kukatakan padanya tidak perlu repot-repot membawa buah tangan. Tapi, dia berkeras. Tsurayya bilang, dia akan sangat merasa tidak enak apabila datang dengan tangan kosong. Sesampainya di rumah, aku dan Tsurayya harus kembali memainkan sandiwara lagi. Aku mulai menggandeng satu tangannya, sementara tangannya yang lain meneteng kotak kue yang sudah dibelinya di mall. Kami berdua berjalan bersama masuk ke dalam rumah. Hari masih terlalu sore. Semua orang pasti ada di rumah. “Eh, calon menantunya Bunda sudah datang. Ayyanya jangan digandengin terus, Mas. nggak bakal ilang, kok. Duduk sini, Ayya.” Bunda menepuk sisi sofa kosong di sebelahnya. T

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN