“Ya beginilah keadaannya, cuma tiduran aja. Dia dengar kok kalau kita bicara kadang-kadang dia bisa respon dengan gerakin tangannya.”
Bunga mendekati ranjang di mana Sandy berada, di kamar itu sudah persis ruangan rumah sakit namun kelas vvipnya, beberapa alat lebih terlihat ada di sana Sandy juga di awasi oleh seorang perawat yang ada di sana dan dokter yang setiap hari datang meriksa keadaannya.
Bunga menatap nanar pada Sandy, “Om Sandy? Pak Sandy?” Bunga bingung harus memanggil apa.
Sylvia lalu mendekati Bunga dan mengusap pundaknya. “Kamu panggil ibu Citra? Mungkin cocoknya Bapak? Ayah boleh juga.”
Bisa-bisanya Sylvia berbicara seperti itu, tidakkah hatinya sedih mengingat masa lalu suaminya ini bathin Bunga. “Ibunya kan yang ada sekarang cuma ibu Sylvia. Jadi karena Alicia man
