Dari nada bicara Su Ying, aku bisa mendengar ketidakberdayaan, kesedihan, dan keputusasaannya. Tidak ada seorang pun wanita di dunia yang ingin kekasihnya melihat sisi terburuknya. Meskipun seorang wanita sekuat Su Ying pun juga sama. "Su Ying, apakah kamu sudah lupa? Aku masih punya dua biji teratai darah yang bisa membuatmu terlihat seperti dulu. Jadi, kamu tidak perlu khawatir. Semua akan baik-baik saja," kataku dengan lembut sambil menatap Su Ying yang berjongkok di tanah dan menguburkan kepala di antara kedua kakinya. Pada saat ini, aku sengaja merendahkan suaraku karena takut jika suaranya terlalu kencang akan mengejutkan Su Ying. Dia tidak bisa menahan guncangan apa pun lagi sekarang. "Benarkah?" Su Ying bertanya dengan gemetar setelah mendengarnya. Meskipun dia tidak mengangkat