Apa aku masih hidup?
Saat ini aku berdiri di tepi laut yang luas. Pakaianku sudah basah kuyup, dan badanku menggigil ketika angin laut bertiup. Tetapi, di satu sisi aku merasa gembira.
Memikirkan kembali kejadian mengerikan sebelumnya, aku bergidik. Ombak yang dahsyat saat itu membuat kapal pesiar hancur lebur, meninggalkan kesan yang tak akan terlupakan semasa hidupku. Dari lubuk hatiku yang terdalam, aku yakin aku tidak akan pernah mengalami rangsangan sekuat yang kurasakan saat ini untuk sisa hidupku.
Dilihat dari kondisiku sekarang, seharusnya aku terdampar di sebuah pulau terpencil di laut setelah jatuh ke air.
‘Aku benar-benar beruntung bisa selamat dari bencana itu,’ pikirku.
"Aku baru ingat. Nona besar!" Teringat tentang hal ini, aku buru-buru memperhatikan sekeliling.
Beberapa hari yang lalu, aku dan nona Li harus pergi menggunakan kapal pesiar ke laut lepas dengan bertaruh nyawa. Hingga seketika kapal pesiar itu menabrak karang. Ketika kecelakaan itu terjadi, kami berdua sedang bersama di kasino. Aku lalu menggendongnya dengan panik dan memeluk balok kayu agar tetap terapung. Jadi, besar kemungkinan, ombak lautlah yang mendorong kami sejauh ini.
Seketika aku memandang, terlihat seseorang terbaring di pantai sekitar dua atau tiga puluh meter dariku. Dilihat dari pakaiannya, orang itu adalah nona Li Xuezi.
Aku segera menghampirinya. Tapi, pemandangan di depanku membuatku tiba-tiba terpana. Perempuan itu terbaring di pantai dalam postur yang sangat memikat. Dia membuatku tergoda. Penampilannya kali ini benar-benar berbeda dari aura dingin yang biasanya membuat orang segan dan menjaga jarak hingga ribuan mil jauhnya.
Karena seretan ombak laut, tubuhnya basah kuyup hingga membuat kemeja putih longgar itu menempel erat di tubuhnya. Hal ini kemudian memperlihatkan bentuk tubuh nona Li Xuezi yang sempurna.
Kemeja putih itu saat ini lebih seperti lapisan kain kasa putih yang tipis. Aku bisa melihat dengan jelas kedua gunungnya yang seputih salju.
Nona Li Xuezi biasanya tidak memakai bra. Tapi, dia menggunakan bra silikon. Pada saat ini, sepasang bra silikon tersebut jelas telah hanyut oleh air laut sehingga tidak ada lagi yang menutupinya. Sehingga, kedua puncak gunungnya benar-benar tereskpos.
Mungkin karena angin laut yang bertiup, kedua putingnya terlihat dalam keadaan mengeras saat ini. Aku hanya bisa menelan ludah ketika melihatnya. Aku sangat ingin meraih dan menghisapnya dengan keras.
Perempuan ini terlihat sangat menggoda. Tapi, aku kemudian menyadarkan diri dari nafsuku. Saat ini, hidup dan matinya perempuan ini tidak jelas dan aku harus menolongnya. Tentu saja aku memahami tindakan dasar untuk pertolongan pertama korban tenggelam, yaitu pernapasan buatan.
Hidupnya dipertaruhkan saat ini. Tanpa berpikir terlalu banyak, aku menekan tanganku langsung ke d**a nona Li.
Sesaat setelah aku mulai menyentuhnya, pikiranku gelisah. Balon perempuan ini begitu lembut dan kenyal. Aku begitu b*******h merasakannya di kedua tanganku. Bahkan aku sangat menikmatinya. Tapi di sisi lain, aku juga harus segera menyelamatkannya.
Di tengah upayaku menyelamatkan nona Li, aku menyadari bahwa gunung miliknya seperti spons. Setiap kali aku menekannya, mereka berubah bentuk. Lalu detik berikutnya, mereka akan kembali ke bentuk aslinya ketika kulepaskan.
Sejak berhenti menjadi tentara, aku telah bergabung dengan keluarga Li sebagai penjaga keamanan. Meskipun statusku tidak tinggi, aku dapat menghasilkan banyak uang. Jadi, aku dapat menjalin hubungan dengan banyak perempuan selama bertahun-tahun. Tapi, tidak ada seorang pun dari mereka bisa menandingi pesona Nona Besar.
Setelah melakukan resusitasi jantung paru beberapa saat, aku pun mengusapnya. Sialnya, hal ini terasa sangat nikmat. Tapi, perempuan itu tetap tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Jadi, aku berhenti dan beralih ke pernapasan buatan.
Ketika melihat bibir kemerahan nona Li, tanganku yang kala itu memegang dagunya sedikit gemetar. Aku lalu menciumnya dan merasakan sensasi dingin. Otakku seketika kosong, dan aku hanya meniupnya dengan liar.
Setelah beberapa saat, aku pun merasa sedikit kekurangan oksigen. Lalu, terdengar suara di telingaku. Awalnya aku tidak memedulikannya. Tapi, suara perempuan itu mendadak memekakkan telingaku dan seketika mengejutkanku. Padahal saat ini aku dengan sepenuh hati berusaha menyelamatkan nona Li Xuezi.
"b******n, apa yang kamu lakukan?!" teriaknya.
Saat itu, aku terdorong jatuh ke belakang dan melihat nona Li yang marah. Dia meraihku seperti harimau kecil yang murka. Seakan-akan tidak ingin hidup di satu langit yang sama denganku.
"Nona, Aku hanya..."
"Dasar kamu pemerkosa. Aku akan membunuhmu!" sebelum aku dapat mengucapkan sepatah kata apa pun, dia menggigit dan mencakarku.
Awalnya, Aku ingin menjelaskan hal ini karena aku tahu bahwa dia pada dasarnya seorang perempuan yang arogan. Sehingga, wajar jika dia salah paham dan marah padaku.
Tapi, ketika melihatnya menerkamku, aku seketika mengulurkan tangan dan meraih dua balon kenyalnya.
Sejujurnya, aku tidak bermaksud melakukan itu. Hanya saja fokusku terpecah ketika melihat kedua gunungnya yang bergoyang-goyang. Jadi, tanganku tanpa sadar meraihnya.
"Apa yang kamu lakukan?!" nona Li Xuezi jelas tidak menyangka jika tanganku meraih kedua balonnya. Dia berseru dengan lantang.
Pada saat yang sama, aku dengan jelas merasakan gunungnya yang halus bergetar. Tetapi saat ini, aku sudah hilang akal untuk peduli dengan perasaannya. Aku terus mendorongnya hingga dia terjerembab ke tanah, "Apa kamu gila? Aku mencoba menyelamatkanmu. Jika bukan karenaku, kamu akan mati tadi!"
Dia jelas tidak menyangka bahwa seorang penjaga keamanan rendah hati sepertiku, tiba-tiba berteriak padanya. Tubuh perempuan itu gemetar ketakutan. Kemudian, dia melihat sekitar, dan barulah mengerti.
“Jadi, apa salahnya jika kamu menyelamatkanku? Itu memang hal yang seharusnya kamu lakukan. Untuk apa aku yang membayarmu bekerja di rumahku?!” Li Xuezi tampaknya masih menyimpan dendam terhadap kejadian tadi. “Jika kamu berani bersikap kasar padaku, aku tidak akan memaafkanmu. Tunggu sampai kita kembali!"
“Wow, kamu membuatku takut setengah mati,” Aku sengaja pura-pura takut. “Jika itu masalahnya, lebih baik tadi aku tidak menyelamatkanmu. Aku akan memperkosamu dulu sebelum akhirnya aku membunuhmu!"
Mendengar perkataan jahatku, Li Xuezi jelas ketakutan, "Beraninya kamu! Ayahku tidak akan membiarkanmu!"
“Kapalnya rusak. Siapa yang akan mengetahui keberadaanmu? Setelah kamu mati, aku akan melemparkanmu ke gunung untuk menjadi santapan binatang buas tanpa meninggalkan jejak,” aku menunjuk ke gunung belakang.
Li Xuezi tiba-tiba gemetar dan menatapku dengan ekspresi panik. Aku merasa sangat lega. Bosku, yang biasanya selalu merasa di atas, sekarang takut olehku seperti anak domba yang akan disembelih. Kini benar-benar giliranku untuk menjadi dominan di sini.
"Ye Fan, selama kamu tidak menyentuhku dan tetap melindungiku, aku akan meminta ayahku untuk memberimu banyak sekali uang setelah kita kembali. Itu cukup untuk kamu habiskan seumur hidup."
Aku tidak bisa menahan tawa, "Penawaran yang bagus. Tapi, bagaimana jika satu-satunya hal yang aku inginkan adalah menyentuhmu?"
"Aku mohon. Selama kamu tidak menyentuhku, aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan," ujar Li Xuezi.
"Benarkah? Baik, aku ingin roti kukus sekarang. Dapatkah kamu memberikannya sekarang?" aku bertanya.
"Aku..." Li Xuezi jelas marah padaku. Tapi, ketika aku menyebut roti kukus, perutnya tiba-tiba berbunyi keras.
"Ye Fan, aku lapar," dia berkata kepadaku dengan nada sedih.
Setelah kapal pesiar itu karam, kami tidak tahu berapa lama kami mengapung. Jadi, kami tentu merasa haus dan lapar saat ini.
"Tunggu di sini," melihat sikap Li Xuezi akhirnya melunak, aku kemudian memutuskan perdebatanku dengannya.
Aku segera bangun dan mulai mencari makanan. Bertahan hidup adalah hal yang terpenting saat ini. Meskipun kami berdua selamat dari bencana, bertahan hidup bukanlah hal yang mudah.
Hal yang paling mendesak adalah mengisi perut terlebih dahulu. Kemudian, kami harus menemukan tempat berkemah yang cocok untuk beristirahat sesegera mungkin. Matahari akan terbenam, dan kondisi akan menjadi jauh lebih berbahaya ketika hari sudah gelap.
Aku menganalisa lingkungan sekitar dan segera menemukan pohon mangga tidak jauh di belakangku. Buah mangga di atasnya besar dan berwarna merah. Pemandangan ini sangat menggugah selera.
Bagiku, memanjat pohon adalah hal yang mudah. Sambil merentangkan tangan, aku memeluk pohon itu dan memanjat. Setelah beberapa saat, aku akhirnya berhasil memetik sebuah mangga.
Dengan kondisi yang sangat lapar, aku tidak ragu-ragu untuk mulai menggigit buah tersebut dalam keadaan utuh dengan kulitnya sekaligus. Aku tidak tahu apakah aku terlalu lapar atau haus, tetapi mangga ini adalah buah termanis yang pernah kumakan.
"Nikmat sekali!" setelah menghabiskannya, aku mulai mengambil mangga kedua dan melirik nona Li dari sudut mata ku.
Tentu saja, aku tidak melupakannya. Namun, jika ingin bertahan hidup di pulau terpencil ini, aku tidak boleh membawa beban. Jika perempuan ini masih suka memerintah dan tidak bisa menghilangkan sifat manja dan egoisnya, aku pasti akan kelelahan.
Oleh karena itu, intimidasi seperti yang kulakukan sebelumnya sangatlah dibutuhkan untuk mengendalikannya. Perempuan itu harus ditundukkan supaya dia menyadari situasi saat ini.
Benar saja, belum sempat aku menghilangkan rasa laparku dengan sempurna, nona Li pun mulai angkat bicara, "Hey, Ye Fan, aku ingin bicara denganmu."
Aku menahan diri untuk tidak tertawa dalam hati dan berusaha tenang. Kujaga ekspresi wajahku yang berusaha untuk tetap dingin, "Apa yang mau kamu bicarakan? Lagi pula, bukankah aku sudah sembrono terhadapmu? Biarkan aku kenyang dan bertahan hidup di sini."
Mendengarkan kata-kata provokatif itu, ekspresi Li Xuezi tiba-tiba menjadi lebih tidak nyaman. Aku tahu dia pasti mengutukku di dalam hatinya saat ini. Entah b******n, penjaga keamanan bau atau apa pun itu.
Tapi di tengah situasi seperti ini, Li Xuezi juga mengerti dengan jelas bahwa aku sengaja menggodanya, "Ye Fan, aku tahu apa yang sebenarnya kamu lakukan tadi. Kamu sudah menyelamatkanku. Aku ingin meminta maaf kepadamu sekarang. Selama kamu tidak menyentuhku dan dapat melindungiku, aku akan meminta ayahku memberimu banyak uang setelah kita kembali. Kamu akan memiliki uang yang cukup untuk seumur hidupmu."
Aku tidak bisa menahan tawaku, "Saat ini, belum tentu kita bisa selamat dari pulau terpencil ini dalam keadaan hidup. Jangan memberiku janji muluk."
Pada saat ini, aku melihat dari sudut mataku sepertinya terdapat sosok yang berbaring di pantai agak jauh di sana. Jaraknya tidak dekat. Jika aku tidak memanjat pohon itu, aku tidak akan melihatnya sama sekali. Aku lalu melompat turun dengan cepat dan pergi menghampirinya.
Melihat tindakanku, Li Xuezi jelas ketakutan, "Ye Fan, kamu mau pergi ke mana?"
"Ada seseorang di sana. Aku akan pergi melihatnya. Kamu tunggu di sini," jawabku.
Aku bergegas. Ketika aku mendekat, aku menyadari bahwa sosok itu adalah dealer cantik di meja tempat Li Xuezi bermain kartu di kasino kapal pesiar. Dealer kasino selalu seksi dan berpakaian lebih berani.
Dealer ini bahkan lebih menggoda dari Li Xuezi. Tubuh bagian atasnya dibalut oleh rompi ketat berpotongan rendah. Hal itu membuat sebagian besar payudaranya terbuka. Aku bahkan dapat melihat putingnya dengan jelas. Jika dibandingkan, gunung milik dealer ini sebenarnya lebih besar daripada milik Li Xuezi. Hanya saja, bentuknya sedikit lebih kendur. Selain itu, perut rata perempuan yang terlentang itu pun terekspos di bawah sinar matahari yang terik, dan bagian bawah tubuhnya hanya ditutupi rok mini.
Pada saat ini, karena gerusan laut, roknya terkoyak hingga ke pinggang. Seketika, aku hampir mimisan karena melihat tali celana dalamnya yang menyelip masuk ke dalam lipatan k*********a. Dua kawahnya terbuka lebar di hadapanku. Warnanya merah muda dan terlihat lembut. Bulu kemaluan milinya menempel basah dan juga terlihat jelas.
Perempuan ini sangat menggoda dan seksi.