Meskipun tembakan tadi tidak menghentikan pendeta untuk berdiri, namun tembakan itu jelas membuatnya sangat menderita. Sekarang, dia berjalan dengan terhuyung-huyung. Jadi, aku segera menyusulnya. Aku menghentikan pendeta. Lalu, dia menatapku, menggertakkan giginya, dan berkata, "Ye Fan, kamu tidak perlu melakukan ini, kan? Aku tidak akan menyentuh harta itu. Lagi pula, sekarang aku bukanlah ancaman bagimu dan teman-temanmu. Lepaskan aku." Ketika melihat pendeta di depanku mulai melunak, aku mencibir dan berkata, "Pendeta, hanya ada satu pilihan di antara kamu dan aku, yaitu hidup dan mati." "Ye Fan, kalau kamu membiarkan aku pergi, aku akan memberitahumu sebuah rahasia besar. Bagaimana? Tidakkah kamu ingin tahu mengapa aku bisa hidup sampai hari ini? Apakah kamu ingin memiliki kemampua