Setelah racun ular dari kaki Li Xuezi tersedot keluar, aku pun membasuhnya dengan air. Li Xuezi tidak berani melihatku sepanjang waktu. Tapi, An An tidak peduli dan berdiri telanjang di depanku. Dia bahkan sengaja memanfaatkan ketidakpedulian Li Xuezi untuk berpose seksi beberapa kali untukku. Ini adalah gerakan menggoda yang membuat penisku bereaksi.
Aku harus membuat alasan untuk pergi. Pemandangan Li Xuezi yang telanjang di depanku, dan juga An An yang sangat menggoda membuatku begitu terangsang.
Selain itu, setelah apa yang baru saja dia alami, Nona Li saat ini pasti ingin terjun ke lubang di tanah dan tidak ingin keluar lagi ketika melihatku.
Jadi, setelah berkumur dengan air, aku segera beranjak pergi menyusuri sepanjang pantai untuk melihat apakah masih ada makanan laut dan kerang yang terdampar saat air pasang surut. Tiba-tiba, diujung pandanganku terlihat sebuah koper. Koper itu hanyut terombang-ambing agak jauh dari tepi pantai.
Dengan mempertimbangkan bahwa mungkin ada barang-barang berguna di dalam koper tersebut, aku segera terjun ke laut dan berenang mati-matian ke sana. Setelah sekitar beberapa menit berenang, akhirnya dapat kuselamatkan juga koper itu ke daratan.
Ada banyak air di dalam koper ini. Aku mencoba menyeretnya dan berharap bahwa isi dari koper ini adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan di pulau nan suram ini. Membayangkannya saja aku sudah sangat gembira.
Setelah menyeret koper itu ke tepi pantai, aku menemukan bahwa kotak tersebut terkunci oleh kata sandi acak. Tapi, tanpa habis akal, aku menggunakan batu dan menghantamnya dengan keras beberapa kali. Koper itu akhirnya terbuka. Saat terbuka, kedua mataku berbinar.
Aku melihat bahwa selain ada beberapa pakaian pria, juga ada beberapa buku yang tidak dapat dipahami, sebotol vodka, dan pisau damaskus di dalam sana.
Sekarang, aku berada di pulau terpencil. Tidak ada yang tahu bahaya apa yang ada. Jika aku memiliki pisau di tanganku, tingkat keamanannya akan meningkat pesat. Jadi, jika aku bertemu binatang buas, aku masih memiliki kesempatan untuk melindungi diri sendiri. Dari segi ukuran, belati mungkin masih belum cukup. Tapi, pisau damaskus ini jelas dapat diandalkan.
Aku meraih gagang pisau dan menariknya keluar dari sarungnya. Sorot cahaya dingin yang terpantul membuat hatiku merinding. Aku mengambil ikan mati di tanah dan menggaruk kepalanya. Aku bahkan dapat memotong kepala ikan itu dengan mudah.
"Pisau yang bagus!" ketika melihat pisau ini begitu tajam, hatiku dipenuhi dengan kegembiraan.
Aku menarik koper dan berjalan menuju tenda. Seharusnya saat ini Li Xuezi dan An An sudah mandi dan berganti pakaian.
"Dari mana saja, Ye Fan? Dan dari mana kamu mendapatkan begitu banyak barang?" segera setelah aku tiba di tempat berkemah, aku melihat An An berlari dan bertanya dengan penuh semangat.
"Aku baru saja mengambil koper dan inilah isinya," setelah itu, aku melemparkan semua yang ada di koper ke tanah.
“An An, lihat baju-baju yang bisa kamu pakai ini. Kamu bisa ganti baju setelah kering,” aku menunjuk ke baju-baju yang ada di tanah.
"Hei, itu semua pakaian pria. Ukurannya juga terlalu besar untukku," An An dengan santai mengambil kemeja putih dan memberi isyarat.
"Ye Fan, apakah kamu suka aku memakai pakaian yang menerawang seperti ini?" perilakunya benar-benar menggodaku untuk melakukan hal-hal m***m sepanjang waktu.
"Pakailah sesuatu, An An. Mungkin akan sangat sulit mencari pakaian wanita kalau kamu mau memakai itu. Karena kalau tidak, kamu hanya bisa hidup sehari-hari cuma memakai pakaian dalam. Aku khawatir aku benar-benar tidak bisa tidak menahan hawa nafsuku," aku setengah bercanda sambil sengaja melirik p****t bulat An An dan kakinya yang indah nan ramping.
Pinggul An An dan kaki putih besarnya adalah hadiah terindah dari Tuhan. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari mereka. Oleh karena itu, untuk menghindari siksaan ganda baik fisik maupun psikis, menurutku sebaiknya An An berganti pakaian.
"Baiklah, kalau begitu," An An memperhatikan mataku dan dengan sengaja membusungkan dadanya untuk menunjukkan belahannya di depanku.
"Ngomong-ngomong, di mana Li Xuezi? Mengapa ia menghilang?" aku belum melihatnya sejak aku kembali. Jadi, mungkin saja dia tersesat sekarang.
"Nona Li pergi ke pantai dan berkata dia juga akan mencari makanan laut," jawab An An.
"Oh, oke," tanpa diduga, Li Xuezi, wanita tertua yang dimanja, tahu juga bagaimana melakukan beberapa pekerjaan kasar.
Pada saat ini, sebuah suara terdengar dari tidak jauh, "An An, lihat apa yang aku tangkap!"
Li Xuezi yang bertelanjang kaki, berlari ke arah An An dengan penuh kegembiraan yang tergambar jelas di wajahnya.
"Wah, hebat sekali," An An segera memujinya.
"Aku baru saja menangkapnya di pantai. Aku ingin menyimpannya sebagai hewan peliharaan," Li Xuezi tampak sama bahagianya.
"Apa ini?" ketika melihat kedua perempuan itu begitu bahagia, aku tidak bisa menahan lirikanku ke arah mereka.
Aku melihat benda kecil di tangan Li Xuezi. Aku lalu membungkuk untuk melihat, dan membanting benda di tangan Li Xuezi ke tanah, "Ye Fan, apa yang kamu lakukan!?"
Melihat perilaku kasarku, Li Xuezi langsung tersulut amarah.
"Apa? Tentu saja, aku sedang menyelamatkanmu!" aku memutar mataku ke arah Li Xuezi, wanita tertua yang berdada besar dan tidak berotak. Dia akan mati jika tidak waspada.
"Menyelamatkanku? Omong kosong apa yang kamu bicarakan?!” Li Xuezi berteriak dengan marah, "Aku menangkap gurita kecil ini dari pantai."
Dia sangat menyukainya, bagaimana bisa Li Xuezi mau menyaksikan gurita dijatuhkan dengan kejam ke tanah.
"Gurita ini sangatlah berbahaya. Hewan ini dapat melukai siapa saja tanpa pandang bulu," aku menunjuk hewan yang tergeletak di tanah itu.
“Apakah kamu tahu apa hewan ini? Ini adalah gurita cincin biru. Hewan ini sangat beracun. Jika kamu digigit olehnya, apalagi di pulau terpencil ini, kamu pasti akan mati bahkan jika sekalipun kamu berada di rumah sakit pusat."
"Benarkah? Apakah hewan ini benar-benar beracun seperti yang kamu katakan?" ketika mendengar kata-kataku, wajah An An pun segera berubah.
"Pernahkah kamu melihat lingkaran biru di tubuhnya? Ini adalah ciri paling khas dari gurita yaitu cincin biru. Untungnya, gurita ini umumnya tidak secara aktif menyerang orang. Jika tidak, kamu sekarang mungkin sudah menjadi mayat."
Gurita cincin biru adalah salah satu makhluk paling beracun di lautan. Racun dalam gurita itu cukup untuk meracuni puluhan orang dewasa. Lucunya, Li Xuezi dengan beraninya memegang gurita cincin biru di telapak tangannya seolah hewan itu harga paling berharga. Dia benar-benar bodoh dan tak kenal takut.
An An yang di sampingku menjadi takut setelah mendengarkan penjelasanku. Tapi, tiba-tiba dia memelukku, menggosok payudaranya yang montok ke dadaku, dan berkata sambil tersenyum, "Ye Fan, kamu benar-benar luar biasa. Kamu tahu akan banyak hal."
Badanku terasa panas karena tergesek oleh kedua balonnya. Tapi aku tahu, aku akan mendapatkan lebih dari ini, tunggu saja nanti malam.
Li Xuezi yang berada di sampingku tampak sedikit cemberut. Dia menatapku setelah beberapa saat dan berkata, "Maaf, aku tidak tahu kalau hewan ini beracun."
"Lupakan saja. Hati-hati lain kali. Jangan perlakukan semua hal seperti barang berharga," aku awalnya ingin menegur Li Xuezi dengan beberapa kata tegas agar dia berhenti membuat masalah padaku. Tapi, ketika melihat matanya yang sedikit merah, aku menelan kembali kata-kata itu di mulutku.
"Tolong!" pada saat ini, terdengar suara teriakan minta tolong bergema di telinga kami bertiga.
Kami semua pun menoleh untuk melihat hutan di belakang kami. Terdapat seorang perempuan yang hanya mengenakan dalam pakaian dalam berlari keluar dari hutan. Dalam sekejap mata, wanita ini berlari ke arahku, Li Xuezi, dan An An.
"Kamu, Manman, kan? Aku tidak menyangka kita bertemu di sini. Luar biasa sekali! Jadi, kamu juga berada di kapal pesiar?" Li Xuezi mengenali identitas perempuan di depannya. Ekspresi terkejut muncul di wajahnya.
Aku juga melebarkan mataku terkejut. Aku juga mengenali perempuan di depanku. Bahkan bisa dikatakan bahwa kami cukup akrab karena dia adalah sahabat Li Xuezi. Dia selalu pergi berbelanja dengan Li Xuezi dan akulah yang akan membawa tas mereka di belakang. Namanya Lin Manman. Dia tampaknya adalah perempuan tertua juga dari keluarga yang sangat kaya.
Menurutku, Lin Manman lebih mementingkan diri sendiri daripada Li Xuezi. Dengan mengandalkan kekayaan keluarganya, dia selalu bersikap tinggi seperti seorang ratu. Seluruh tubuhnya menyiratkan kedudukan yang tidak dapat dicapai sembarangan.
Namun, saat ini, Lin Manman bahkan tidak memakai sepatu. Dia hanya mengenakan celana dalam di sekujur tubuhnya dan hampir telanjang. Apalagi rambutnya acak-acakan dan mukanya berdebu. Kemudian, banyak bekas luka di badannya. Dia hampir sama seperti buruh yang baru kabur tempat pembakaran batu bata hitam. Perempuan itu terlihat begitu sengsara.
Jadi, ternyata dia juga berada di kapal pesiar. Tapi, Li Xuezi dan aku bahkan tidak mengetahuinya.
"Simpan semua pertanyaanmu. Kini kalian harus menyelamatkanku. Tolong selamatkan aku!" Lin Manman mengabaikan Li Xuezi dan melompat ke pelukanku sejenak. Wajahnya penuh ketakutan.
Melihat betapa ketakutannya perempuan itu, aku tidak punya waktu untuk bertanya sebanyak lagi. Pada saat ini, tubuh bagian atasku juga telanjang. Aku merasakan dua kelembutan di dadaku dan menelan ludah tanpa sadar. d**a Lin Manman lebih kecil dari An An dan Li Xuezi. Paling kira kira ukurannya bra miliknya adalah B. Tapi, Lin Manman yang mempunyai tinggi 1,7 meter dan dua kaki jenjang, mampu menjadi senjata ilahi untuk menaklukkan lelaki.
"Nona Lin, ada apa denganmu? Apakah ada bahaya?"