Bab 217: Disandera Lagi

1184 Kata

Setelah melayang di langit ketujuh bersama Cecilia, aku merasa angin dan ombak di laut semakin kencang, diikuti dengan hujan badai. Angin berderu dan hujan badai menerpa. Laut yang semula tenang tiba-tiba bergolak, gelombang dahsyat menghantam bertubi-tubi, seperti bencana dalam film kiamatnya dunia. Meskipun kapal Tentara Bayaran Serigala Darah termasuk berukuran sedang, dalam cuaca badai seperti ini, kapal ini hanya bisa terombang-ambing terbawa angin dan ombak. Cecilia juga sudah tidak bisa mengendalikan arah kapal saat ini. Karena angin dan ombak semakin lama semakin kencang, kapal juga bergoyang dengan semakin hebat, sehingga membuat cangkir-cangkir di atas meja meluncur ke tanah. Saat melihat kondisi ini, aku segera berlari ke kabin dan memanggil semua orang masuk ke ruang kemudi.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN