Peluh pesah membasahi sebagian tubuhku,kuseka keringat yang membanjiri dahiku sambil menuntun sepeda usang yang berisi daganganku dan juga abra yang sedang makan coklat.matahari mulai berada diatas kepala,berarti sekarang pukul duabelas pas.aku akan berdagang didepan sekolah yang berada tak jauh dari tempatku berjalan sekalian biar abra bisa beristirahat.kutuntun sepedaku hingga sampai didepan sekolah,kuberi sanggahan agar sepedaku tetap berdiri.
"Ayo sayang turun hihihi lihatlah mulutmu belepotan karena coklat.."ungkapku terkikik,segera kuambil sehelai kain yang selalu kubawa kemana-mana kain bewarna biru berbintik putih banyak.kain ini adalah milik adit yang pernah kuambil waktu diparis
Setelah aku bercinta dengannya, adit nampak gelisah ia keluar menuju balkon sambil memainkan gadgetnya.aku hanya tersenyum sambil beranjak dari kasur menuju kamar mandi.setelah beberapapa saat aku keluar melihat adit sedang mengemas barang-barangnya.
"Aku akan pulang ke indonesia...sudah dua tahun aku tidak pulang..."ucap datar adit. Setelah ia berkemas adit mengangkat kopernya dari atas ranjang ditaruhnya didepan pintu.dengan cepat ia melewatiku dan masuk ke kamar mandi.aku hanya menggeleng pelan menuju kasur.
Hampir setiap hari kami tidak memakai busana kecuali ingin keluar saja.kulihat sehelai kain bewarna biru berbintik putih segera kuambil kain itu lalu menciumnya menghirup aroma dari kain tersebut.
"Ambil lh kain itu anggap saja kenang-kenangan..."kata adit tanpa melihatku.ia sibuk mengelap rambut basahnya.
"iya,terima kasih mas..!ucapku tulus.
Segera ku elap mulut abra dengan kain itu hingga bersih setelah itu kubasuh dengan air bersih menguceknya sebentar lalu dijemur dekat tempat duduk abra.
"Mamah panas..."seru abra saat terkena sinar matahari.segera kulindungi anakku sengan topi bundar yang kupakai.lihatlah pangeran kecilku sungguh lucu xixixi,topi yang kebesaran dikepalanya membuat abra terus mengangkat kepalanya sedikit keatas agar topi yang kuberi tidak merosot menutupi sebagian wajahnya.
"Sini sayang duduk kita tunggu pembeli..."ujarku dan dia hanya mengangguk sambil duduk disampingku.kami duduk dipinggir trotoar yang panas namun tidak apa-apa semua ini demi kebahagian anakku abra nanti.
"Mamah lihatlah banyak orang yang keluar dari pagar itu"kulihat tangan abra menunjuk ke segerombolan anak berseragam sekolah sd.ada beberapa dari anak itu mulai berhamburan pulang dengan berjalan kaki dan aja juga yang dijemput oleh kedua orang tuanya masing-masing.Aku tengah asyik menatap anak-anak itu,ah bagaimana kabar gadis mungilku si alayka pasti dia sekarang sudah besar dan bersekolah seperti mereka mengingat gadis mungilku itu sudahlah besar.
"Mbak jual apa...??" Tanya seorang wanita yang nampak tua.
"Eh,ini bu saya hanya berjualan risoles.."ucapku ramah, aku berdiri lalu membuka penutup keranjang.
"Wah masih hangat,berapaan...?majikan saya lagi ngidam ini soalnya..."wanita itu nampak senang melihat daganganku,tangannya mengambil satu risoles lalu memakannya wajahnya nampak sumringah membuatku tersenyum senang.
"Beli dah bu,sepuluh biji yaa..."ucap wanita itu seraya mengunyah makanannya.lagi-lagi aku hanya tersenyum sambil membungkus jualanku tersebut.
"Ini bu risolesnya,"ucapku sambil memberikan risoles itu ketangannya"semuanya limabelas ribu..."sambungku
"Ah iya,kembaliannya buat mbak aja...saya pamit dulu permisi..."wanita itu memberikanku uang limapuluh ribu tanpa kurang sedikitpun namun lebih aku langsung tidak enak segera kutahan dirinya lalu dengan cepat aku mengembalikan uang kembalianya
"Ini kembaliannya bu tigapuluh limaribu..."ucapku sambil menyodorkan uang kembalian tersebut namun si ibu menolak.
"Kembaliannya buat adik itu saja mbak...gakpapa hitung-hitung sedekah,saya permisi dulu yaa mbak....majikan saya sedang menunggu saya dirumah..permisi..."wamita paruh baya itu langsung pergi tanpa mengambil uang kembalian sisa membeli jualanku tadi.
"mah..mamah ada orang beli tuh mahh..."panggilan ardian membuatku terbangun dari lamunan eh kudongakan kepalaku kebawah melihat jagoan kecilku sedang menarik ujung bajuku.
"siapa sayang hm..."tanyaku sambil memasukan uang kembalian tadi kesaku kecil.kulihat abra menunjuk seorang gadis kecil berkuncir dua gadis itu sangat cantik pipinya bersemu merah mungkin karena efek matahari yang panas ah melihat gadis kecil itu membuatku teringat kepada alayka,bayi mungilku yang kutinggalkan bersama adit dirumah besar itu.dengan lembut segera kuhampiri gadis mungil itu lalu mensejajarkan posisiku dengannya
"hay gadis cantik kenapa belum pulang..."tanyaku lembut terlihat ia nampak muram
"aika lagi nunggu abang adri jemput tante..."jawab gadis mungil itu dengan nada kesal mungkin karena abangnya yang belum menjemput
aika yaa ampun bahkan namanya hampir mirip dengan nama malaikat kecilku dulu alayka.gumamku dalam hati
"kemarilah nak tante ada beberapa makanan untukmu..kamu mau..."tawarku sambil beranjak darinya menuju daganganku untuk mengambil beberapa buah lumpia goreng.aku terpesona dengan gadis kecil ini andaikan saja ada alayka mungkin sekarang mereka akan bermain bersama hihihi
"hay adek ganteng nama kamu siapa..."tanya aika kepada adrian yang sedang duduk dipinggir trotoar melihat mobil dan motor berlalu lalang.kulihat aika menghampiri abra dan ikut duduk disampingnya
"abra pengen rasain naik mobil keren itu"tunjuk abra dan diikuti oleh aika,aika melihat mobil sedan hitam mewah itu sedang terparkir diseberang jalan mobil itu mirip dengan mobil papah aika dirumah
"aika punya banyak mobil kaya gitu dirumah abra pengen naik mobil kaya gitu..nanti besok aika akan suruh papah anterin abra jalan-jalan kemana saja naik mobil kaya gitu..."ucap aika senang
"iya mau-mau abra mau naik mobil kaya begitu kak,tapi beneran kan nanti besok abra dan mamah kesini lagi..."pekik abra antusias
yaa tuhan,ada rasa sedih dibenakku melihat abra ingin sekali menaiki mobil mewah tak jauh dari seberang sana namun tak kesampaian karena kami hidup miskin,kuhampiri mereka berdua lalu memberikan lumpia kepada mereka satu per satu.
"makanlah sayang..."ucapku pada abra lalu berali ke aika
"dan ini untuk aika makanlah..sayang"ucapku lembut gadis itu nampak mengulurkan tangannya menerima makanan yang kuberi dan langsung memakannya kulihat abra tak langsung memakan lumpia itu namun matanya masih tertuju kepada sedan mewah itu
"apa papahnyaa abra punya mobil seperti itu mah..?"tanya abra tanpa mengalihkan pandangannya ke arah mobil itu.pertanyaan itu membuatku seperti tersayat aku hanya bisa tersenyum saat abra sudah membicarakan tentang papahnya
''papah akan pulang kalau sudah dapat uang buat abra beli mobil seperti itu"bohongku dan lihatlah abra langsung tersenyum sambil mengangguk bahagia ia makhluk tanpa sayap yang tak berdosa juga polos beruntung aku memiliki anak seperti dia.
author pov
"bbbrreeemmm"suara mesin motor mengalihkan pandangan ketiga manusia itu dari mobil sedan bewarna hitam,
"abang ...lama sekali jemputnya..."kata aika yang ingin menghampiri lelaki berseragam SMA dengan motor sport bewarna merah lelali itu membuka helnya dan turun dari motor besar itu
"maaf abang tadi kelupaan jemput kamu..abang pikir nanti papah yang akan menjemputmu soalnya ada mobilnya tuuu..."lelaki itu menunjuk mobil yang sedari tadi dilihat oleh ketiga orang itu aika,abra dan juga ratna.
"hah jadi itu mobil papah tapi kenapa papah gak turun..''tanya aika
"mana abang tau.."jawab lelaki itu acuh. ratna melihat lelaki itu mengingatkannya dia dengan seseorang ARDI lelaki itu ,irip sekali denga laki-laki dimasa lalunya.apa itu anaknya tapi dengan buru-buru ratna mepisnya tidak mungkin itu anaknya toh sekarang keluarga itu sudah hidup bahagia di luar kkota sana.lelaki itu bernama adrian
adrian mengampiri dagangan ratna sambil mengacak rambutnya yang setengah basah karena keringat mata adrian nampak membulat saat melihat dagangan ratna.dagangan itu berisi makanan kesukaanmya lumpia goreng yang masih hangat mirip sekali dengan buatan ibunya walaupun itu sudah lama sekali semenjak ibunya menghilang. dengan cepat adrian mengambil satu buah lumpia dan langsung melahapnya dengan sekali kunyahan adrian nampak tertegun saat lidahnya mulai merasakan lumpia tersebut mirip dengan buatan ibunya
"bunda"gumam adrian nyaris tanpa suara.
dengan lahap adrian langsung memakan dagangan itu sepuluh lumpia goreng tandas diperut adrian.ratna tercenganng melihat lelaki itu menghabiskan dagangannya ratna berfikir lelaki itu mirip sekali dengan adrian anaknya. ratna menghampiri keranjang dagangannya yang kosong ia membenahi penutupnya tanpa melihat adrian.tanpa sadar adrian memperhatikan wanita itu sedang membenahi keranjang kuenya adrian tidak lupa dengan ibu kandungnya yaa wanita yang berjualan kue itu adalah ibunya tapi untuk memastikan lagi ia harus tau siapa nama aslinya itu.
"maaf saya tadi laper bu jadi habiis hehe..."kata adrian sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal
"iyah gakpapa ko mas.."jawab ratna sambil tersenyum,senyuman itu membuat adrian yakin kalau wanita itu adalah ibunya.
"kalau boleh tau nama ibu siapa..?"tanya adrian penasaran
"nama saya ratna mas..ratna sari fasri..."jawab ratna tanpa menyadari ekspresi adrian.ingin sekali adrian memeluk tubuh ibunya manun ia urungkan karena aika merengek minta pulang
"abang ayo kita pulang kerumah mamah kiran tapi yaa..aika gak mau pulang ke rumah mamah ratni..."aika menarik bawah baju sekolah adrian.tanpa berkata adrian langsung memberi beberpa uang lembar bewarna merah dan langsung pergi bersama adiknya
"mas ini uangnya kebanyakan"seru ratna saat adrian menaiki morotnya hendak memakai helm
adrian nampak tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya guna untuk mengerjai ibunya xixixixi.eksperi ratna langsung berubah menjadi sarkartis membuat adrian ingin tertaa terbahak-bahak namun diurungkannya.motor itu telah meninggalkan ratna dan abra sendiri.abra dengan eksperi lucunya hanya melihat motor dan bersama aika tadi pergi
"sebaiknya kita pulang sayang ayo sini..."panggil ratna yang menggendong anaknya lalu diletakkanya di atas sepeda usang lalu berjalan
panas teriknya matahari menggiringi mereka pulang kegubuk tua dimana menurut mereka adalah tempat paling nyaman untuk berteduh