Ratna menutup mulutnya saat mendengar omongan Kiran. Ia menggelengkan kepalanya keras sambil menangis. Adrian tidak mugkin tuli dan Aika tidak mungkin di lecehkan pikirnya. Si gadis mahakam itu mencari sesuatu untuk berpegangan, perlahan ia mundur lalu berlari menyusuri lorong rumah sakit. “hiks, tidak mungkin anak- anakku mengalami hal seperti itu..” Ratna berkata seraya menyenderkan tubuhnya di tembok ia luruh ke lantai memeluk tubuhnya sendiri. “ ibu macam apa, aku ini tuhan... hikss!!! Cobaan apa yang Kau berikan untuk hamba- Mu ini??? Hikss....” wanita itu menyembunyikan kepalanya antara siku kaki. Di sudut sana Ratni melihat sang kakak tengah meratapi kedua anaknya. Perlahan ia menghampiri sang kakak dan berjongkok tepan di hadapan Si Gadis Mahakam itu. “tidak kah, kakak tau?? Keh