Nidya meremas rambutnya yang baru saja keramas dengan gemas. Otaknya yang disuruh untuk berpikir soal pekerjaan malah dengan kurang ajarnya mengingat lagi bagaimana mereka duduk dengan posisi yang sangat dekat. Panji berada dekat sekali dengannya dan bagian depan tubuh atasannya itu menempel pada punggung Nidya sambil mereka terus berdiskusi. Nidya baru menyadari posisi mereka saat dia merasakan sapuan hangat di bagian lehernya dan itu ternyata karena Panji sedang menoleh ke arahnya dan bukannya melihat ke arah komputer tablet yang ada di tangan Nidya. Tapi akrena Nidya menoleh, jarak mereka menjadi semakin dekat. Nafas mereka saja bisa terdengar oleh satu sama lain dan Nidya bisa melihat warna mata Panji yang cokelat jernih dari balik kaca mata pria itu. Panji sendiri kemudian malah men