“Kamu suka dia, Shen. Fix!” ucap Rizda ketika aku baru saja menceritakan apa yang kurasakan akhir-akhir ini. Malam ini memang Rizda kuminta menginap di rumahku, mumpung kami dapat jatah libur dalam waktu bersamaan. “Terlalu awal enggak, sih, kalau bilang suka?” “Enggak. Kalau suka aja, enggak terlalu awal. Kalau cinta, jelas iya. Soalnya, menurutku cinta itu kompleks. Kalau suka, ya suka aja. Sekalipun suka bagiku juga ada tingkatannya, sih.” Rizda bangun, lalu menatapku tajam. “Siapa, Shen, orangnya?” “Kan udah kubilang, rahasia. Dia cuma kenalan aja. Kami mulai dekat. Dekat dikiiit.” Aku meringis. “Emang kamu ada waktu buat kenalan sama orang baru, ya?” Mata Rizda menyipit. “Bukannya hidupmu cuma seputar rumah sakit dan kamar ini? Kapan kenalan dan jadi dekatnya? Kayaknya kok ada yan