Bab 23

1025 Kata

Sesampainya di taman, Sirin langsung menyerahkan plastik kresek yang berisi titipan teman-temannya. Lalu ia mengambil duduk di ujung bangku bersebelahan dengan Fazan. Diam-diam Sirin menatap Pandu yang tengah mengamati surat di tangannya. Seakan dia tengah mempertimbangkan untuk membuka dan membaca isinya. Tapi entah karena alasan apa Pandu mengurungkan niatnya. Dia memasukkan amplop itu ke dalam tas dan mulai membicarakan bola dengan Zidan yang duduk di meja berbentuk potongan pohon. “Vega mana?” tanya Sirin kepada Fazan. “Dia bilang mau ke rumah temennya buat ngambil buku,” jawab Fazan menoleh ke arah Sirin. “Tiara?” “Acara keluarga yang nggak kelar-kelar,” jawab Sirin seraya geleng-geleng kepala. Belakangan Tiara memang sedang disibukkan dengan urusan keluarga, yaitu kakak sepupun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN