Bab 32

1259 Kata
Amelia sedang mencari keberadaan pelayan yang menaruh obat perangsang pada minumannya. Besar kemungkinan pelayan itu berada di sekitar perkara. Pikirannya pun beralih rencana saat tak sengaja melihat Tessa keluar kamar. Gadis itu tersenyum devil sambil terus berjalan mengikut Tessa dari belakang. Dengan sigap, dia langsung memukul tengkuk lehernya sampai pingsan. “Senjata makan tuan. Kau harus merasakan akibat dari perbuatanmh.” Tak mau menunda waktu, Amelia bergegas masuk ke kamar bersama Tessa yang sedang pingsan. “Kau sangat berat, melebihi berat badanku,” keluhnya sambil menaruh gadis tersebut di atas ranjang. “Jangan salahkan aku kalau karirmu hancur. Kau sendiri yang membuatnya hancur.” Amelia menepuk-tepuk seluruh tubuhnya. Ibarat ada kuman, mungkin sekitar beribu bakteri yang menempel padanya. Sete;ah semuanya beres, Amelia menutup pintu perlahan. “Sekarang tinggal Delon yang berperan penting dalam rencana ini.” Gadis itu kembali ke tempat Lee Sun berada. Dia menjadi pengintip seperti orang m***m. Terlihat jelas, Delon sedang memakai masker berjalan menuju ke meja Lee Sun. “Kenapa lama sekali?” tanya Lee Sun sambil menyodorkan segelas anggur kepada Delon. Dahi pria itu berkerut ketika melihat masker yang ada di wajah Amelia. “Apakah kau sakit?” Delon hanya mengangguk saja, mengambil segelas anggur itu dengan elegan layaknya wanita pada umumnya. Ah... Delon benar-benar lihai, puji Amelia di dalam hati. “Aku akan minum segelas, kau juga harus minum.” Lee Sun langsung menegak minuman itu sampai tandas hingga tak tersisa. Bodoh... dia benar-benar terjebak. Kalau akau berada di posisi Delon, mungkin aku tak akan selamat. Reaksi obat perangsang sangat cepat sampai membuat Lee Sun langsung kepanasan. “Kenapa begitu panas?” Dia mulai bergerak tak nyaman. “Mel, kau ada dua.” Delon bergumam, “Apakah dia mabuk hanya dengan satu gelas? Ada yang tidak beres dengan minumannya.” “Mel... aku sangat menginginkanmu.” Keluarlah isi hati Lee Sun yang sebenarnya membuat Delon terkejut. “Dasar b***t!” sentaknya cukup keras. Lee Sun yang mulai hilang akal mencoba menjangkau Delon, tapi gagal. “Mel... aku menganggumi mu. Kau milikku.” Amelia tak menyangka kalau Lee Sun sangat terobsesi padanya. Gadis itu langsung menerobos masuk ke dalam ruangan segera memukul kepala pria itu agar pingsan. “Kenapa lama bertindak?” tanya Amelia kesal. “Aku hanya bingung harus berbuat apa,” jelas singkat Delon. “Jika di bahas aku kesal. Kita bawa dia ke tempat seharusnya.” Delon mengangguk setuju. Mereka berdua memapah Lee Sun menuju ke kamar Tessa. Setelah masuk, Delon terkejut melihat gadis itu berbaring tak sadarkan diri. “Kenapa bisa ada dia?” “Tentu saja dia yang menjalankan rencana.” Keduanya pun menaruh pelan tubuh Lee Sun di atas ranjang, berdampingan dengan Tessa. Amelia terlihat senang karena rencananya berhasil. Setelah ini, apa yang akan mereka berdua lakukan? Jawabannya adalah besok, ketika pasangan itu sadar. “Beres... kita pergi,” ajak Amelia kepada Delon. Pria itu menarik lengan Amelia dengan cepat. “Kembalikan pakaianku.” Delon tak tahan jika harus memakai baju perempuan. Harga dirinya yang tinggi jatuh sudah sampai ke dasar bumi. “Kau cantik pakai itu. Jadi, jangan bertukar.” Untuk keluar hotel dengan selamat, Amelia harus berpakaian seperti seorang pria. Lagi pula, ia masih memiliki tugas lain lagi. “Aku sibuk. Dan harus segera pergi.” Amelia melepas tangan Delon dengan cepat, lari seribu langkah menuju ke ruang kendali. Sayangnya keinginan larinya tak terwujud sebab ada seseorang yang harus di hindari. Warning... sial Gadis itu menghela nafas cukup kasar ketika melihat Dave keluar ruang kendali. Bisa di tebak apa yang dilakukan pria itu, pasti telah menghapus semua rekaman dan memindahkannya ke ponsel untuk mengancam. “Aku, Amelia tak akan membiarkan itu terjadi.” Amelia membenahi bajunya yang kusut dan segera berjalan dengan cepat menuju ke Dave. Dia menyenggol bahu pria itu dengan sengaja sampai ponselnya jatuh. “Maafkan aku.” Di sini Amelia merubah suaranya sedikit besar, sehingga mirip dengan suara seorang pria. Dengan kelihaiannya, dia pun langsung menginjak ponsel milik Dave dengan kuat sampai retak dan rusak. “Maafkan aku.” Setelah melakukan itu semua, Amelia kabur. Dave berdiam diri, menahan amarahnya karena kesal. “Awas saja kalau bertemu lagi akan aku kuliti dia.” Memangnya Dave tahu siapa orang yang menginjak ponselnya? Tentu saja tidak tahu karena Amelia memakai topi untuk menutupi wajahnya. Jika dia sampai tahu, bisa berabe urusannya. “Aman... setelah ini, pasti dia datang ke tempat perbaikan ponsel.” Gadis itu akan memantau pergerakan Dave agar bisa merebut hasil rekaman yang ada di hotel. Ia pun kembali ke ruang kendali dengan jalan memutar. Di dalam ruangan itu, tak ada orang satu pun. Untuk memastikan kebenaran ikut campur Dave, Amelia mencari rekaman kejadian beberapa menit lalu. “Benar... hasil dari rekaman itu sudah di hapus. Untung saja aku bertindak cepat. Sebenarnya kasihan juga ponselnya rusak. Ah... masa bodoh. Lebih baik aku pulang lalu tidur. Untuk masalah Lee Sun, aku sudah tak peduli lagi.” Rasanya lelah jika harus menunggu semalam suntuk di dalam hotel. Pasti Delon juga sudah bertindak seharusnya. Tidka mungkin jika dia mengabaikan citra perusahaan. Huh, kasihan juga si Lee Sun menjadi kambing hitam. Semoga mereka tidak bergumul di atas ranjang. Wajah Amelia berseri cerah setelah semua pekerjaannya beres. Dia keluar hotel dengan memakai pakaian kasual yang di belinya. Tidak jauh darinya berdiri, Alrich melambaikan tangan ke arahnya. “Aku datang!” Amelia bergegas menuju ke tempat Alrich berada. Pria itu tampak kesal, dan langsung memukul kepala Amelia cukup keras. “Au... kau sengaja!” pekiknya kesakitan. “Aku telat mendapatkan info. Ternyata kau bertindak sendirian. Apakah kau tahu ini berbahaya?” Alrich seperti ibu-ibu yang hampir kehilangan anaknya. “Jika aku tak datang, maka mereka akan selalu menindas ku, Al. Kau tahu sendiri, Rosa sengaja membuatku beradu dengan Lee Sun.” Maksud beradu di sini adalah melakukan hal yang tak pantas dalam kategori bukan pasangan. “Kau sangat membuatku khawatir.” Alrich menyentil dahi Amelia dengan pelan, membuat wajah gadis itu masam, tak lupa bibirnya mengerucut. Tentu saja dia terlihat gemas. “Jangan memasang wajah seperti itu,” pinta Alrich sambil membuang muka ke arah lain. Bisa saja dia menjadi binatang buas yang menerkam Amelia sekarang. Melihat reaksinya, gadis itu tak segan-segan menggoda. “Jangan bilang kau berpikiran kotor. Oh astaga... kau pasti suka kepadaku.” Alis Amelia terangkan semuanya. Alrich langsung menghindari kontak matanya dengan Amelia, sehingga gadis itu semakin gencar berbuat lebih. “Alrich..,” panggilnya manja sambil merangkul lengan pria itu. Alrich sudah menahannya, dan sekarang tak bisa bertahan lagi. Dia langsung menatap horor Amelia. “Aku memang suka padamu!” teriaknya lantang. Bola mata Amelia langsung membulat sempurna. Ibarat kelereng pasti langsung menggelinding. Dia kira kalau Alrich akan menyimpan perasaannya, tapi nyatanya pria itu berani mengungkapkan. “Ha..ha...ha....” tawanya garing. “... pasti kau hanya bercanda.” “Mel, aku serius.” Alrich sudah memutuskan kalau mengungkapkan cintanya jika ada kesempatan. Hal itu di karenakan Dave dan Ken tiba-tiba memiliki rumah di sekitar Amelia tinggal. “Lebih baik aku pulang naik taksi.” Amelia langsung kabur, tak peduli Alrich memanggilnya puluhan kali. “Sial...! Bagaimana aku bertemu dengannya besok?” Gadis itu masuk taksi tanpa memperdulikan panggilan yang terus keluar dari mulut pria tersebut. Sang sopir yang melirik ke kaca depan tersenyum lebar. “Apakah kau bertengkar dengan kekasihmu, Nona? Sampai kabur seperti ini.” “Siapa bilang dia kekasihku? Aku tak bilang seperti itu.” Wajah Amelia langsung memerah karena si sopir ikut campur dengan urusan pribadinya. Bagaimanpun, Alrich sudah menyatakan perasaannya, sampai-sampai ia tak tahu harus berkata apa. Aku jadi salah tingkah dan bingung harus berkata apa nanti kalau bertemu dengannya. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN